Pentingnya Mengetahui Lebih Jauh Kehamilan Ektopik

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Pentingnya Mengetahui Lebih Jauh Kehamilan Ektopik

Kehamilan dapat terjadi, dimulai dari sel telur yang telah dibuahi. Ketika prosesnya normal, janin akan menempel di dinding rahim serta berkembang selama sembilan bulan. Tetapi, terdapat 2 persen sel telur yang sudah dibuahi menempel di organ selain rahim, sehingga disebut dengan kehamilan ektopik. Tuba falopi adalah organ yang amat sering ditempeli sel telur tersebut. Sedangkan organ lain yang mungkin menjadi lokasi berkembangnya kehamilan tersebut, meliputi rongga perut, ovarium, dan leher rahim atau serviks.

Baca Juga: Mengatasi Gangguan Kehamilan Nyeri Punggung saat Hamil

Salah satu alasan mengapa terjadi kehamilan ektopik, yaitu adanya kerusakan tuba falopi, misalnya karena inflamasi. Kerusakan ini bisa menghalangi sel telur yang dibuahi untuk masuk ke rahim, sehingga akhirnya menempel pada tuba falopi itu sendiri atau organ lain. Selain itu, kadar hormon yang perkembangan abnormal ketika wanita sedang mengandung, terkadang juga bisa sebagai pemicu.

Faktor Risiko pada Kehamilan Ektopik

Penyebab pasti dari kehamilan ektopik memang terkadang sulit diketahui. Tetapi ada beberapa faktor risiko yang diduga bisa memicu kondisi ini. Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan:

  • Alat kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD) diduga sebagai pemicu utama sehubungan dengan kehamilan tersebut.
  • Bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan tersebut, umumnya memiliki risiko 15-20 persen lebih tinggi untuk kembali merasakannya.
  • Inflamasi atau infeksi. Wanita yang pernah mengalami inflamasi tuba falopi atau penyakit radang panggul akibat penyakit seksual menular, misalnya gonore atau chlamydia (klamidia), mempunyai risiko lebih tinggi untuk dapat mengalami kehamilan tersebut.
  • Masalah kesuburan. Pengobatan untuk mengatasi masalah kesuburan terkadang bisa menjadi pemicunya terjadi kehamilan seperti itu.
  • Proses sterilisasi dan sebaliknya. Prosedur pengikatan tuba atau pembukaan ikatan tuba yang kurang sempurna juga berisiko memicu kehamilan ektopik.

Gejala yang Akan Dialami

Kehamilan Ektopik

Pada awalnya, kehamilan ektopik cenderung tidak memiliki gejala atau tanda yang mirip dengan kehamilan biasa. Hal itu terjadi sebelum akhirnya muncul gejala lain yang mengindikasikan kehamilan ektopik. Di antaranya yaitu:

  • Sakit di bagian perut.
  • Menstruasi terhenti.
  • Pendarahan ringan dari vagina.
  • Lemas
  • Nyeri di bahu.
  • Nyeri pada bagian tulang panggul.
  • Mual dan muntah.
  • Tekanan pada rektum saat buang air besar.
  • Jika tuba falopi sobek, terjadi pendarahan hebat yang akan memicu hilangnya kesadaran.
  • Kehamilan ektopik termasuk kondisi medis yang memerlukan penanganan darurat. Maka dari itu, sebaiknya Ibu segera ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala seperti di atas.

Ibu, ketahui juga masalah kehamilan lainnya, yaitu hamil kosong. Hamil kosong adalah adalah kondisi di mana kantung kehamilan terbentuk tetapi tidak ada perkembangan janin di dalamnya. Pelajari selengkapnya di sini: Hamil Kosong: Penyebab, Tanda, dan Diagnosis.

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Selain menanyakan kesehatan secara umum, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan fisik pada rongga panggul. Tapi, kehamilan ektopik tidak dapat dipastikan hanya dengan melalui pemeriksaan fisik. Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.

Metode USG yang sangat akurat untuk mendeteksi kehamilan seperti itu adalah USG transvaginal. Prosedur ini dapat mengonfirmasi lokasi kehamilan sekaligus detak jantung janin.

Langkah Penanganan Kehamilan Ektopik

Sel telur yang sudah dibuahi tidak akan bisa tumbuh secara normal jika tidak di dalam rahim. Oleh sebab itu, jaringan ektopik harus diangkat demi menghindari komplikasi yang bisa berakibat fatal. Inilah beberapa penanganan yang bisa Ibu lakukan:

  • Wanita yang diperkirakan mengalami ektopik, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit guna menjalani penanganan secepatnya. Kehamilan ini dapat terdeteksi secara dini tanpa rasa nyeri yang signifikan serta tidak ada janin yang berkembang dengan normal dalam rahim. Kehamilan ini umumnya ditangani dengan suntikan methotrexate. Obat ini dapat menghentikan pertumbuhan dan menghancurkan sel-sel yang sudah terbentuk.
  • Dokter bisa memantau kadar hCG pasien usai menerima suntikan. Bila kadar hCG dalam darah pasien tetap tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa pasien memerlukan suntikan methotrexate lagi. Potensi efek samping obat ini berkaitan dengan mual, muntah, serta gangguan hati.
  • Kehamilan ini juga dapat ditangani dengan operasi. Prosedur ini umumnya dilakukan melalui operasi lubang kunci atau laparoskopi. Tuba falopi yang terdapat jaringan ektopik akan diperbaiki apabila memungkinkan.

    Untuk informasi selengkapnya mengenai penyumbatan tuba falopi, baca di sini: Cara Mengatasi Tuba Falopi Tersumbat. 

Diagnosis dan tes yang tepat pastinya sangat membantu. Diperkirakan lebih dari 80 persen wanita yang didiagnosis yang mengalami kehamilan tersebut, dapat pulih dengan terapi obat. Selain itu, prosedur laparoskopi juga bisa bisa dilakukan tanpa pengangkatan tuba falopi.

Baca Juga: Seluk Beluk Seputar Bayi Prematur

Beberapa Komplikasi yang Terjadi

Diagnosis yang tidak tepat maupun penanganan yang terlambat untuk kehamilan ektopik, akan memicu pendarahan hebat. Bahkan, terjadi kematian akibat sobeknya tuba falopi atau rahim. Jika mengalami komplikasi ini, pasien perlu menjalani operasi darurat melalui bedah terbuka. Tuba falopi kemungkinan bisa diperbaiki, tapi umumnya harus diangkat.

Kehamilan ektopik tidak dapat dicegah sepenuhnya. Tetapi Ibu bisa menurunkan kemungkinannya dengan mengurangi atau menghindari suatu faktor risiko tertentu. Seperti, melakukan pemeriksaan dengan tes darah dan juga USG sebagai pendeteksian awal atau sebuah pantauan pada perkembangan kehamilan, khususnya wanita yang pernah merasakan kehamilan tersebut.