Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Vaksin Anak

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Vaksin Anak

Vaksin adalah substansi yang mengandung fragmen dari patogen (seperti virus atau bakteri) atau bahan yang menyerupai patogen tersebut. Tujuan pemberian vaksin (imunisasi) adalah untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan patogen yang sebenarnya jika terjadi paparan di masa mendatang.

Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar vaksin bekerja dengan optimal dan mengurangi risiko efek samping. Yuk, ketahui apa saja pantangan setelah vaksin berikut ini!

Larangan Setelah Vaksin (Imunisasi) Anak 

Setelah anak mendapatkan vaksinasi, terdapat beberapa hal yang biasanya disarankan untuk diperhatikan atau dihindari agar meminimalkan kemungkinan efek samping dan memaksimalkan manfaat vaksinasi:

Aktivitas Fisik Berat

Sebaiknya hindari aktivitas fisik yang terlalu berat atau kegiatan yang menguras energi dalam beberapa jam setelah vaksinasi. Ini dapat membantu mencegah rasa lelah atau ketidaknyamanan yang mungkin timbul setelah vaksinasi.

Pemberian Obat Tertentu

Jika anak mengalami reaksi setelah vaksinasi seperti demam ringan atau rasa tidak nyaman, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat penurun demam atau obat tertentu lainnya.

Terpapar Panas yang Berlebihan

Hindari mandi air panas, berendam di bak mandi air panas, atau berada di lingkungan yang terlalu panas dalam beberapa jam setelah vaksinasi. Suhu yang tinggi bisa membuat efek samping vaksinasi menjadi lebih tidak nyaman.

Jangan Menekan atau Menggosok Area Suntikan

Disarankan untuk tidak menekan atau menggosok area di sekitar tempat suntikan setelah vaksinasi guna menghindari iritasi atau peradangan yang mungkin terjadi.

Hindari Konsumsi Obat Antipiretik dan Analgesik

Sebaiknya hindari memberikan obat penurun demam atau obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Penggunaan obat-obatan ini setelah vaksinasi perlu memperhatikan dosis dan anjuran medis.

Hindari Konsumsi Obat yang Mempengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh

Penggunaan obat atau suplemen yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh perlu diperhatikan. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan atau mengonsumsi suplemen yang mengklaim memperkuat sistem kekebalan tubuh setelah vaksinasi.

Itulah beberapa larangan setelah vaksin anak yang perlu Ibu tahu. Semua larangan ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan efek samping yang dapat timbul atau meminimalisir gangguan pada respons tubuh anak terhadap vaksinasi. 

Tanda Efek Samping Setelah Mendapatkan Vaksin 

Setelah mendapatkan vaksinasi, beberapa efek samping yang umumnya terjadi adalah:

  • Rasa Tidak Nyaman atau Nyeri pada Area Suntikan: Area di sekitar tempat suntikan mungkin terasa nyeri, bengkak, atau sedikit merah.
  • Demam Ringan: Beberapa orang mungkin mengalami peningkatan suhu tubuh ringan setelah vaksinasi.
  • Rasa Lelah atau Mengantuk: Sebagian orang merasakan kelelahan yang tidak biasa atau merasa mengantuk setelah vaksinasi.
  • Gejala Flu Ringan: Beberapa orang dapat merasakan gejala seperti pilek, sakit kepala, atau nyeri otot yang ringan.
  • Mual atau Gangguan Pencernaan Ringan: Sedikit gangguan pencernaan seperti mual atau diare juga dapat terjadi pada sebagian orang.

Efek samping ini umumnya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika terjadi reaksi yang berat atau berkepanjangan, seperti reaksi alergi serius atau gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau dokter untuk mendapatkan bantuan atau saran lebih lanjut.

Jenis Vaksinasi untuk Anak 

Vaksinasi untuk anak mencakup berbagai jenis vaksin yang diberikan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit menular. Beberapa jenis vaksinasi yang umum diberikan pada anak-anak termasuk:

  • Vaksinasi Polio: Melindungi anak dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
  • Vaksinasi Hepatitis B: Mencegah infeksi virus hepatitis B yang dapat menyebabkan gangguan hati.
  • Vaksinasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): Melindungi dari penyakit difteri, batuk rejan (pertusis), dan tetanus.
  • Vaksinasi MMR (Campak, Gondongan, Rubella): Melindungi dari campak, gondongan (mumps), dan rubella.
  • Vaksinasi Varisela (Cacar Air): Mencegah cacar air yang ditandai dengan ruam kulit dan gejala lainnya.
  • Vaksinasi Pneumokokus: Melindungi dari infeksi bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru, otak, atau telinga.
  • Vaksinasi Rotavirus: Mencegah infeksi virus yang menyebabkan diare berat pada anak-anak.
  • Vaksinasi HPV (Human Papillomavirus): Melindungi dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks dan beberapa jenis kanker lainnya.

Pemberian vaksinasi untuk anak-anak disesuaikan dengan jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan setempat, seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) atau departemen kesehatan di setiap negara. Ini membantu melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi sejak dini.

Bila Ibu tidak memberikan vaksinasi polio kepada anak sejak dini, anak Ibu akan beresiko terkena penyakit tersebut tentunya yang dapat beresiko pula bagi anak Ibu mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

Pada umumnya Ibu sudah dapat memberikan vaksin polio setelah anak Ibu lahir. Namun Ibu perlu memberikan lagi vaksin tersebut ketika anak Ibu berusia 2, 4, 6, dan juga 15 bulan serta 5 tahun. Pastinya kesehatan anak nomor 1 bukan? Jadi, jangan sampai melewatkan jadwal imunisasi anak, Bu. Lihat lagi jadwalnya di sini: Catat, Ini Jenis dan Jadwal Imunisasi Bayi.

Referensi:

  • CDC. Before, During, and After Shots. https://www.cdc.gov/vaccines/parents/visit/before-during-after-shots.html. Diakses pada 21 Desember 2023).
  • Better Health. Immunisation – side effects. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/immunisation-side-effects. (Diakses pada 21 Desember 2023).