Mitos Vs Fakta Ritual Menanam Ari-Ari Bayi

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Mitos Vs Fakta Ritual Menanam Ari-Ari Bayi

Khusus Ibu yang baru saja melahirkan, terdapat berbagai pantangan setelah melahirkan ataupun mitos melahirkan, seperti menanam ari-ari yang bagaikan sebuah kewajiban. Tak hanya orang tua yang menganjurkannya, mertua bahkan sampai kakek dan nenek Ibu kerap mengingatkan untuk menanamkan ari-ari anak.

Baca Juga: Berat Lahir Bayi Adalah Indikator Penting

Ya, prosesi menanam ari-ari memang sangat dikenal di masyarakat. Hal ini tentunya tidak mengagetkan, karena nusantara tempat Ibu lahir memiliki sejarah nenek moyang yang berperadaban tinggi. Setiap proses kehidupan yang dilewati penuh dengan ritual dan filosofi yang kental. Mulai dari lamaran, pernikahan, hamil tujuh bulanan hingga penanaman ari-ari dilakukan dengan penuh khidmat.

Ibu tentunya penasaran apakah menanam ari-ari hanya mitos melahirkan nenek moyang atau sesuatu yang harus dilakukan secara medis. Tentunya Ibu harus tahu kebenaran ini agar Ibu tidak terjebak antara mitos dan fakta.

Peran Ari-ari

Sejatinya, ari-ari merupakan sesuatu yang diagungkan dan dihormati dalam masyarakat. Pasalnya, ari-ari merupakan sumber makanan satu-satunya bagi janin selama berada di perut.

Tanpa ari-ari, mustahil janin dapat bertahan hidup di perut Ibu. Karena fungsinya yang vital ini, maka Ibu perlu menghormati benda ini dengan menguburkannya di tempat yang layak pasca bayi lahir ke dunia.

Mitos Vs Fakta

Beberapa dari Ibu mungkin sudah mengetahui bahwa ari-ari harus dipendam atau dikuburkan di halaman rumah. Namun beberapa di antara Ibu mungkin memilih memendam di rumah orang tua atau mertua. Apakah hal ini punya pengaruhnya bagi pertumbuhan dan kehidupan anak kelak?

Baca Juga: Bagaimana cara memiliki anak laki-laki atau perempuan?

Berikut ini beberapa daftar mitos melahirkan dan arti yang terkandung di dalamnya:

  • Ari-ari dikubur di sekitar rumah. Tentunya cara mengubur ari-ari di dalam tanah merupakan cara yang paling tepat untuk membuang benda ini. Ya, tentu Ibu berpikir mustahil jika ari-ari dibuang di tempat sampah, ataupun malah dibuang begitu saja di sungai. Jadi, tanpa ada maksud gaib atau sebagainya, menanam ari-ari merupakan hal yang paling tepat dilakukan untuk membuang benda ini.
  • Makam ari-ari diberikan lampu selama beberapa bulan. Bagi sebagian orang, hal ini dianggap memiliki makna gaib tersendiri seperti adanya peri yang menjaga si bayi dan sebagainya. Lampu ini ditujukan selain guna menandai tempat dikuburnya ari-ari, cahaya yang dihasilkan juga dapat menandakan agar orang-orang yang lewat di depan rumah tidak membuat kegaduhan atau suara-suara mengagetkan. Umumnya, suara gaduh dan bising dapat mengganggu anak dan membuatnya rewel.
  • Makam ari-ari diberikan berbagai rempah-rempah mulai dari daun salam, dan masih banyak lagi. Sejatinya hal ini tidak ada hubungan langsung dengan anak. Namun, berbagai filosofi yang terkandung di dalamnya dapat memberikan aura positif bagi keluarga, seperti beras merah yang berarti kemakmuran, tulisan arab yang berarti kesalihan, dan masih banyak lagi.