Maraknya kondisi kelaparan menjadi salah satu isu dunia yang sangat penting untuk diperhatikan. Tetapi tahukah Ibu? Sejatinya kelaparan dan kekurangan gizi adalah kondisi yang mirip namun berbeda. Adapun kelaparan adalah suatu kondisi dimana tubuh masih membutuhkan makanan, meski sebelumnya sudah menerima makanan. Kelaparan bisa terjadi karena memang tidak ada makanan yang bisa dimakan. Di sisi lain, kekurangan gizi terjadi disebabkan karena kondisi kelaparan yang terjadi secara terus menerus.
Baca Juga: 5 Sumber Asupan Gizi untuk Ibu Hamil Paling Baik
Penyakit Kekurangan Gizi
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, bencana kekurangan gizi memang masih berlangsung. Bayi dan balita menjadi korban paling banyak dalam kasus ini. Bayi dan balita yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang akan mengalami masalah terkait kesehatan dan perkembangan tubuh, termasuk masa perkembangan janin dalam kandungan. Bahkan bayi dan balita bisa tertimpa dampak yang sangat parah. Berikut ini beberapa penyakit kurang gizi pada bayi dan balita.
- Marasmus
Penyakit yang disebabkan karena tubuh manusia kekurangan kalori dan protein. Marasmus banyak ditemukan pada anak-anak atau bayi berumur dibawah satu tahun. Marasmus biasanya membuat tubuh menjadi jauh lebih kurus, berat badan yang sangat rendah dan tidak mampu beraktivitas dengan normal. Penyakit ini banyak ditemukan di kawasan negara Afrika serta negara-negara yang masih berhadapan dengan konflik yang memicu kelaparan.
- Kwashiorkor
Penyakit kwashiorkor pada bayi dan balita diakibatkan oleh kekurangan protein, vitamin, dan mineral akut. Kondisinya mirip seperti marasmus, tetapi penderita kwashiorkor terdapat edema di bagian kaki. Penderita juga lebih rentan terkena berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi, bahkan setelah mendapatkan vaksin tertentu.
- Beri-Beri
Beri-beri merupakan jenis penyakit kurang gizi pada bayi dan balita yakni tidak terpenuhinya vitamin B1. Penyakit ini akan menyerang saraf dan bisa memicu berbagai penyakit komplikasi. Beri-beri akan memberikan efek tubuh menjadi sangat lemah dan tidak mampu melakukan berbagai kegiatan. Perawatan perlu dilakukan dengan menambahkan nutrisi yang mengandung vitamin B1 atau thiamin.
Penyakit yang disebabkan kurangnya asupan vitamin B1 ini juga ternyata dapat menyerang ibu hamil loh Bu. Simak pencegahannya di artikel berikut yuk: Manfaat Vitamin B1 saat Hamil: Cegah Penyakit Beri-beri
- Pellagra
Pellagra merupakan penyakit yang disebabkan karena kekurangan vitamin B3. Penyakit akibat kurang gizi pada balita ini juga bisa disebabkan karena adanya perubahan metabolisme protein dalam tubuh. Ciri-cirinya antara lain gangguan kulit, diare, otot dan tulang lemah. Jika tidak segera diobati bisa menyebabkan kematian.
Solusi Mengatasi Kurang Gizi
Terdapat sejumlah solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurang gizi, antara lain:
- Berikan ASI Eksklusif
Faktor ekonomi tak selalu menjadi penyebab kekurangan gizi, bisa saja anak tidak mendapatkan ASI. Tidak heran jika umumnya anak mengalami kekurangan gizi di usia 6 bulan ke atas. Berikan ASI eksklusif penuh setidaknya selama 6 bulan pertamanya lalu baru diiringi makanan pendamping.
- Perbanyak Buah dan Sayuran
Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran sangat penting untuk anak, yaitu kurang lebih 5 hingga 7 porsi dalam seminggu demi mencegah kondisi kekurangan gizi.
- Perbanyak Asupan Kalori
Penderita kurang gizi perlu banyak mengonsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Asupan mineral dan vitamin juga penting bagi penderita gizi buruk.
- Fortifikasi Makanan
Fortifikasi makanan merupakan proses dimana berbagai zat gizi ditambahkan ke dalam bahan makanan atau sajian makanan. Misalnya kandungan vitamin A pada tepung terigu atau zat iodium pada garam dan beberapa makanan tertentu lainnya.
Baca Juga: 7 Asupan Gizi untuk Ibu Hamil yang Tidak Boleh Dilewatkan
Semua pihak harus ikut bertanggung jawab untuk mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia, bukan pemerintah saja. Peran serta orang tua juga sangat penting dalam memenuhi nutrisi bagi anak-anaknya.