Abortus Imminens, Ancaman Keguguran di Awal Kehamilan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Abortus Imminens, Ancaman Keguguran di Awal Kehamilan

Abortus imminens adalah kondisi yang terjadi ketika Ibu hamil mengalami ancaman keguguran pada usia kehamilan di bawah 20 minggu, dengan gejala seperti perdarahan ringan dari jalan lahir, kram perut, atau nyeri punggung bagian bawah. Risiko terjadinya abortus imminens lebih tinggi pada Ibu hamil yang memiliki riwayat infeksi bakteri, gangguan rahim, atau berusia di atas 35 tahun. 

Meskipun janin masih berada dalam rahim dengan detak jantung yang stabil, kondisi ini tetap memerlukan perhatian khusus agar tidak berkembang menjadi keguguran. Untuk mencegah keguguran dan menyelamatkan kesehatan Ibu dan Buah Hati, pelajari langkah-langkah yang bisa dilakukan dengan membaca lebih lanjut di sini.

Faktor Risiko

Ibu hamil muda lebih rentan mengalami abortus imminens jika terdapat faktor risiko tertentu yang memengaruhi kehamilan. Mari kenali faktor-faktor tersebut untuk membantu Ibu lebih waspada serta mengambil langkah pencegahan agar kehamilan tetap sehat dan aman.

Infeksi Bakteri

Bakteri atau virus yang menyerang sistem reproduksi, seperti infeksi saluran kemih, toxoplasmosis, listeria, atau rubella, dapat mengganggu perkembangan janin. Infeksi ini menyebabkan peradangan yang memengaruhi kemampuan rahim dalam proses kehamilan dan memengaruhi aliran darah ke janin.

Beberapa infeksi bahkan tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sering kali terlewat tanpa pengobatan yang tepat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan Ibu dan janin, serta meningkatkan risiko keguguran di awal kehamilan.

Usia Lebih dari 35 Tahun

Kehamilan di atas usia 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami abortus imminens. Salah satu penyebabnya adalah penurunan kualitas sel telur seiring bertambahnya usia, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin. Kelainan ini sering kali berujung pada keguguran, terutama pada trimester pertama.

Ibu hamil dengan usia lebih tua juga rentan terhadap komplikasi kesehatan seperti hipertensi dan diabetes gestasional. Kondisi-kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan janin dan meningkatkan risiko keguguran jika tidak ditangani dengan baik.

Gangguan pada Rahim

Gangguan struktural pada rahim seperti adanya septum, miom, atau bentuk rahim yang abnormal dapat menyebabkan implantasi janin (proses menempelnya embrio pada dinding rahim) terganggu. Struktur rahim yang tidak normal dapat menghambat pertumbuhan plasenta, yang pada akhirnya berdampak pada perkembangan janin. Kekurangan aliran darah ke plasenta juga dapat membuat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk berkembang dengan optimal.

Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki bentuk rahim sebelum kehamilan berlangsung. Pemeriksaan awal dan deteksi dini masalah struktural ini sangat krusial agar kondisi dapat ditangani sebelum berpengaruh pada kehamilan.

Kekurangan Hormon Progesteron

Progesteron adalah hormon yang berperan penting dalam menjaga kehamilan, terutama selama trimester pertama. Jika tubuh Ibu tidak memproduksi cukup progesteron, dinding rahim mungkin tidak dapat menopang janin dengan baik, sehingga meningkatkan risiko keguguran pada awal kehamilan. 

Beberapa ciri kekurangan hormon progesteron antara lain perdarahan ringan, kram perut, dan kelelahan yang berlebihan. Kombinasi masalah ini membuat janin lebih rentan keguguran.

Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Paparan terhadap zat berbahaya seperti rokok, alkohol, atau bahan kimia dapat meningkatkan risiko keguguran. Nikotin dari rokok misalnya, dapat menyebabkan kontraksi rahim yang tidak terkendali, sementara alkohol dapat mengganggu perkembangan janin dan menyebabkan kelainan pada organ-organ vitalnya.

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya asupan nutrisi, stres berlebihan, dan kelelahan fisik, juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko abortus imminens. Ketidakseimbangan nutrisi dapat menghambat pertumbuhan janin, sementara stres dan kelelahan fisik dapat memicu perubahan hormon yang berdampak negatif pada kondisi kehamilan. 

Semua faktor ini menciptakan lingkungan yang kurang mendukung bagi perkembangan janin, sehingga meningkatkan kemungkinan keguguran.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Di awal kehamilan, Ibu perlu mengenali beberapa tanda yang bisa menunjukkan masalah dan risiko keguguran. Mari simak gejalanya!

  • Perdarahan Ringan hingga Sedang

Perdarahan dari vagina, baik bercak ringan maupun sedang, merupakan salah satu tanda utama yang perlu diperhatikan. Meski tidak selalu berarti keguguran, gejala ini harus segera dikonsultasikan ke dokter.

  • Kram Perut yang Datang dan Pergi

Kram di area perut bagian bawah, mirip dengan kram saat menstruasi, dapat menjadi tanda ancaman keguguran. Gejala ini sering disertai dengan rasa tidak nyaman yang muncul secara berulang.

  • Nyeri di Area Atas Tulang Kemaluan dan Tekanan pada Panggul

Rasa nyeri di area ini bisa muncul secara tiba-tiba dan intens, yang mungkin menunjukkan adanya masalah pada rahim atau janin. Sementara tekanan berlebihan pada panggul adalah salah satu gejala yang mengindikasikan masalah dengan kehamilan.

Jika Ibu merasa nyeri di punggung bawah, terutama jika terasa terus-menerus atau semakin parah, ini juga menjadi tanda abortus imminens. 

Ada beberapa tanda lain yang perlu diwaspadai, seperti terdapat gumpalan jaringan dari vagina, penurunan gejala kehamilan seperti hilangnya mual atau kelelahan secara tiba-tiba, hingga kontraksi yang sering atau terasa kuat sebelum waktunya.

Jika Ibu mengalami salah satu atau lebih dari gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan menjaga kesehatan Ibu serta calon Buah Hati.

Pertolongan Pertama

Kehamilan masih bisa diselamatkan jika Ibu mendapatkan penanganan medis yang cepat saat mengalami gejala yang mengindikasikan ancaman keguguran. Namun, jika tidak segera ditangani, risiko keguguran dapat meningkat, dengan ancaman ini terjadi pada 20–30% kehamilan. 

Untuk itu, berikut adalah beberapa pertolongan pertama yang dapat Ibu lakukan jika mengalami tanda-tanda ancaman keguguran:

Pemeriksaan Medis

Pada awal kehamilan, Ibu disarankan menjalani pemeriksaan untuk memantau kesehatan janin dan mendeteksi masalah sejak dini. Dokter akan mengevaluasi penyebab gejala dan menentukan langkah perawatan yang tepat.

USG dilakukan untuk memantau perkembangan janin dan memastikan kondisinya. Tes darah juga perlu untuk memeriksa kadar hormon, seperti progesteron, serta kesehatan Ibu secara keseluruhan. Pemeriksaan yang tepat akan membantu dokter memberikan penanganan yang diperlukan, sehingga Ibu dapat menjaga kehamilan dengan lebih baik.

Istirahat Total

Bed rest menjadi langkah awal yang sangat krusial. Beristirahat membantu tubuh Ibu fokus pada pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi. Aktivitas fisik yang berlebihan bisa meningkatkan kemungkinan keguguran, yang tentu saja perlu dihindari.

Dokter sering merekomendasikan Ibu untuk lebih banyak berbaring dalam posisi yang nyaman. Hal ini membantu mengurangi tekanan pada rahim, serta memberikan kesempatan bagi janin untuk berkembang dengan baik. Ibu juga perlu beristirahat demi kesehatan kehamilan.

Obat-Obatan

Dokter mungkin meresepkan beberapa obat untuk membantu menjaga kondisi kehamilan. Hormon progesteron adalah salah satu obat yang umum diberikan, berfungsi memperkuat dinding rahim dan mencegah keguguran serta menciptakan lingkungan yang stabil bagi janin.

Obat penguat kehamilan dan suplemen yang mengandung asam folat serta vitamin juga mungkin diresepkan untuk menjaga keseimbangan hormon selama masa kehamilan.

Asupan Bernutrisi

Pastikan Ibu mengonsumsi makanan yang kaya vitamin, mineral, dan asam folat dari sayuran hijau dan buah-buahan. Selain itu, Ibu hamil juga wajib mengonsumsi makanan yang kaya akan PROTEIN untuk mendukung perkembangan jaringan dan organ calon Buah Hati serta kesehatan Ibu hamil.

Beberapa sumber PROTEIN yang baik yaitu telur, daging tanpa lemak, ikan, serta kacang-kacangan. Ibu juga dapat memenuhi kebutuhan PROTEIN melalui susu yang diformulasikan khusus untuk ibu hamil. Perlu diingat, suplemen atau vitamin kehamilan umumnya tidak mengandung PROTEIN, jadi susu hamil bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mencukupi kebutuhan PROTEIN Ibu.

Susu hamil biasanya juga diperkaya dengan berbagai nutrisi esensial, seperti asam folat untuk mencegah kelainan pada otak dan sumsum tulang belakang janin, kalsium untuk perkembangan tulang dan gigi, serta DHA untuk mendukung perkembangan otak janin.

Kandungan nutrisi dalam susu hamil membantu menjaga kesehatan Ibu dan mendukung pertumbuhan janin. Asupan yang tepat dapat meminimalkan risiko keguguran dan memastikan kehamilan berjalan lebih lancar. Yuk, cari tahu rekomendasi susu hamil terbaik sesuai dengan fase kehamilan di sini: 2 Susu Ibu Hamil yang Bagus untuk Perkembangan Buah Hati.

Referensi

  • Kemenkes. Sebab Terjadinya Abortus imminens. Diakses pada 26 September 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2588/sebab-terjadinya-abortus-imminens.
  • Cleveland Clinic. Threatened Miscarriage. Diakses pada 26 September 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25055-threatened-miscarriage.
  • eMedicineHealth. Symptoms and Signs of Threatened Miscarriage. Diakses pada 26 September 2024. https://www.emedicinehealth.com/threatened_miscarriage/symptom.html