Sudah sepantasnya anak lahir dalam keluarga yang bahagia serta mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya. Anak tumbuh menjadi anak yang sehat baik secara jiwa maupun raga. Namun faktanya, banyak sekali anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan kondisi orang tua yang kasar, semena-mena, serta ‘meracuni’ mental anak baik secara fisik maupun psikis. Istilah untuk orang tua dengan kondisi tersebut adalah toxic parents.
Namun jangan salah kaprah, Bu. Pasalnya I-istilah toxic parents tidak hanya diperuntukkan bagi orang tua yang memiliki perilaku buruk serta melakukan tindakan-tindakan kasar secara fisik terhadap anak. Toxic parents juga berlaku untuk orang tua yang tanpa sadar melakukan kekerasan verbal yang merusak dan meracuni psikologis anak. Jenis toxic parents yang kedua ini lebih berbahaya, karena tidak terlihat dengan kasat mata serta jarang disadari oleh para orang tua.
Baca Juga: Apa Itu Parenting Anak? Prinsip, dan Tips yang Perlu Diketahui
Sangat mungkin orang tua tampak normal, tetap memberikan kebutuhan anak, tidak menyakiti secara fisik, mencintai anak sepenuhnya, serta menginginkan yang terbaik untuk anak. Namun, terdapat sikap dan perilaku orang tua yang secara diam-diam menjadi ‘racun’ dalam untuk mental dan kepribadian anak.
Tentunya semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak. Tidak ada orang tua yang sengaja ingin membuat anaknya sedih, sakit, dan menderita baik secara mental maupun psikis. Namun tentu saja orang tua hanyalah manusia biasa yang kerap memiliki salah dan apa. Orang tua bisa berbuat salah yang mengakibatkan mental anak menjadi lemah, bahkan rusak.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai toxing parents dan pola parenting yang menjadi racun bagi anak? Simak ulasan berikut ini, Bu.
Toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru dan tanpa sadar dapat melukai psikologis anak. Pola pengasuhan tersebut kerap dilakukan oleh orang tua yang umumnya kasar, tidak dewasa, serta memiliki gangguan mental. Biasanya orang tua yang seperti ini juga mengalami toxic parenting atau pola pengasuhan yang salah dari orang tuanya dulu. Namun toxic parenting dapat juga dilakukan oleh orang tua normal yang tanpa sadar menjadi ‘racun’ bagi psikologis anak.
Jika toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru dan meracuni anak, maka toxic parents merupakan orang tua yang melakukan tindakan-tindakan tertentu yang tanpa sadar dapat membebani psikologis anak.
Orang tua yang menjadi racun atau toxic dapat mengakibatkan luka psikologis atau luka pengasuhan pada anak, baik sekarang maupun di masa depan. Orang tua yang tanpa sadar menerapkan toxic parenting umumnya mengedepankan keinginan pribadi, mengatur anak semaunya sendiri, tidak menghargai perasaan serta pendapat anak, dan tidak memandang bahwa anak memiliki hak atas kehidupannya sendiri.
Dampak dari orang tua yang toxic dapat bertahan sangat lama, bahkan hingga anak dewasa nanti. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk menghindari perilaku toxic parenting yang merusak anak.
Baca Juga: Anak Masih Ngompol? Lakukan Cara-Cara Berikut!
Lantas apa saja ciri-ciri orang tua toxic parents? Simak ya, Bu!
Lantas seperti apa cara positif yang bisa dilakukan agar anak mau nurut? Ketahui jawabannya di artikel ini yuk Bu: 9 Cara Menasehati Supaya Anak Nurut Sama Orang Tua
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Anak yang Mendidik
Menjadi orang tua memang tidak semudah yang dipikirkan. Terlebih kita juga merupakan produk pengasuhan orang tua zaman dahulu yang bisa saja termasuk toxic parenting. Oleh karena itu penting bagi Ibu untuk selalu ‘sadar’ dalam mengasuh dan membesarkan anak. Usahakan tetap waras dengan memiliki waktu me time agar anak tidak mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari orang tua. Membaca literasi mengenai parenting juga dapat membantu orang tua untuk selalu waras dalam membersamai anak lho, Bu!
Nah bagaimana sih salah satu cara agar tidak terjebak dengan pola asuh yang toxic? Ibu dapat mulai dengan memahami berbagai hak-hak anak yang harus dipenuhi dengan baik oleh orang tua. Simak penjelasannya di sini yuk: 10 Hak Anak-Anak yang Wajib Dipenuhi oleh Orang Tua