Bayi prematur adalah kondisi ketika bayi lahir sebelum waktunya atau sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya kontraksi rahim yang menyebabkan terbukanya serviks (leher rahim) sehingga janin memasuki jalan lahir. Padahal, minggu terakhir masa kehamilan merupakan masa yang penting dalam pembentukan tahap akhir berbagai organ vital, termasuk otak dan paru-paru, serta proses peningkatan berat badan janin. Dengan kondisi bayi yang lahir sebelum waktunya, tumbuh kembang organ-organ pada bayi prematur belum matang sempurna sehingga memiliki risiko gangguan kesehatan.
Baca juga:Seluk Beluk Seputar Bayi Prematur
Masa emas tumbuh kembang anak berada pada seribu hari pertama kehidupannya. Pada bayi prematur, tumbuh kembang serta penanganannya tidak bisa disamakan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Untuk itu, penting bagi Ibu mengetahui usia kronologis dan usia koreksi dari bayi prematur, agar yakin apakah tumbuh kembang anak pada dua tahun pertama kehidupannya masih dalam rentang normal KMS (Kartu Menuju Sehat). Usia koreksi adalah usia perhitungan dari hasil usia kronologis yang dikurangi jumlah minggu atau bulan saat bayi dilahirkan. Sedangkan usia kronologis adalah perhitungan usia bayi sejak dia dilahirkan ke dunia.
Berikut adalah tahapan kelahiran bayi prematur berdasarkan usia kehamilan:
Dalam beberapa kasus bayi lahir prematur, kebanyakan bayi lahir lebih dini di minggu kehamilan 34 sampai 36. Padahal, minggu-minggu terakhir di dalam rahim tergolong masa yang cukup penting untuk perkembangan bayi secara maksimal.
Umumnya, bayi prematur lahir tanpa direncanakan. Dilansir dari klikdokter, ada sejumlah faktor risiko yang dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Berikut di antaranya:
Faktor usia juga mempengaruhi kondisi kehamilan dan waktu persalinan. Ibu yang berusia muda di bawah 18 tahun, serta usia tua di atas 35 tahun berisiko melahirkan bayi prematur. Hal ini disebabkan ibu pada usia tersebut rentan mengalami tekanan darah tinggi dan diabetes yang merupakan salah satu penyebab bayi lahir prematur.
Ibu yang pernah melahirkan secara prematur di kehamilan sebelumnya memiliki risiko melahirkan prematur lebih besar pada kehamilan berikutnya. Untuk itu, ibu yang memiliki riwayat melahirkan prematur berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan nutrisi yang dibutuhkan agar janin lahir cukup bulan.
Jika ibu mengalami komplikasi selama masa kehamilan, terutama pada trimester kedua mengalami gangguan plasenta, seperti plasenta terletak di bagian bawah rahim, menutupi jalan lahir (plasenta previa), hingga plasenta yang terlepas dari rahim (solusio plasenta) akan meningkatkan faktor risiko ibu melahirkan prematur. Selain itu, diabetes gestasional, preeklamsia, dan infeksi dalam rahim juga dapat menjadi penyebab ibu melahirkan prematur.
Ibu yang memiliki kelainan organ reproduksi seperti leher rahim yang pendek atau lebih lunak (inkompetensi serviks) akan berisiko mengalami kelahiran prematur dibandingkan dengan ibu yang organ reproduksinya normal. Untuk mencegahnya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Jika ibu menjalani kehamilan kembar, maka risiko ibu menjalani persalinan prematur juga meningkat. Usia kandungan yang rentan dan patut ibu perhatikan ketika usia kandungan antara 27-35 minggu. Untuk itu, disarankan ibu tidak boleh terlalu lelah dan tetap mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi dan gizi agar anak tetap sehat.
Jika ibu mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol serta merokok, maka risiko melahirkan prematur akan meningkat. Hal ini disebabkan karena makanan dan minuman beralkohol serta merokok mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan ibu maupun janin. Tak hanya itu, jika ibu tidak membiasakan diri berolahraga ringan seperti jalan kaki sekitar 15-30 menit atau melakukan yoga kehamilan, akan menyebabkan tubuh semakin gemuk, sehingga meningkatkan risiko melahirkan prematur.
Stres dapat menyebabkan ibu hamil berisiko mengalami persalinan prematur. Pasalnya, ibu hamil mengalami stres berat atau trauma psikologis yang mayor. Tubuh akan mengeluarkan senyawa katekolamin. Senyawa ini akan membuat otot polos rahim lebih mudah mengalami kontraksi dan menyebabkan kelahiran prematur bila terjadi di trimester dua kehamilan.
Terlepas dari berbagai penyebab bayi lahir prematur di atas, sebenarnya kelahiran bayi prematur dapat dialami oleh siapa saja bahkan pada Ibu yang tidak memiliki faktor risiko di atas. Namun, jangan khawatir. Risiko bayi lahir prematur dapat diminimalkan dengan rutin menjalani pemeriksaan kehamilan dan menerapkan gaya hidup yang sehat.
Tanda kelahiran prematur hampir mirip dengan tanda Ibu akan melahirkan. Selain itu, kontraksi yang dirasakan mirip dengan kontraksi palsu (Braxton Hicks). Untuk memastikan gejala tersebut tidak membahayakan ibu hamil dan bayi dalam kandungan, Ibu disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter bila mengalami tanda-tanda seperti kontraksi setiap 10 menit atau lebih dari 4 kali dalam satu jam, dan kram perut.
Selain itu, kelahiran bayi prematur biasanya terjadi pada usia kehamilan dibawah 37 minggu. Tanda-tanda lainnya dapat berupa panggul terasa tertekan, punggung bawah terasa nyeri, gejala seperti flu ringan termasuk mual, muntah serta diare, dan keluarnya cairan dari vagina berupa air ketuban atau darah. Segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut oleh bidan atau dokter kandungan, Bu.
Ciri bayi prematur sehat tidak berbeda jauh dengan ciri bayi yang lahir cukup bulan. Namun, bayi prematur memang memiliki tubuh yang cenderung lebih kecil dan mengalami perlambatan pada tahap tumbuh kembangnya. Meski mengalami perlambatan tumbuh kembang, bayi prematur bisa saja tumbuh dalam kondisi sehat dan bugar. Salah satu ciri bayi prematur sehat adalah dapat bernapas normal tanpa alat bantu. Hal ini menandakan bahwa walau sistem pernapasannya belum tumbuh dan berkembang sempurna, namun dapat bekerja dengan baik. Selain itu, asupan ASI yang cukup membuat berat badan bayi meningkat secara stabil sesuai dengan KMS. Peningkatan berat badan bayi prematur sesuai target menandakan kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan baik
Tak hanya itu, ciri bayi prematur sehat lainnya adalah merespon gerakan, suara, dan sentuhan, yang menjadi tanda bahwa indera penglihatan dan pendengarannya berkembang dengan baik. Bisa melakukan kontak mata, tersenyum, dan menunjukkan ekspresi saat bermain atau berinteraksi dengan orang lain. Bayi prematur yang sehat juga ditandai dengan otot-otot bayi sudah cukup kuat dan terbentuk dengan baik sehingga bayi dapat menopang berat badan saat duduk, merangkak, atau berdiri, seiring pertambahan usianya. Namun, Ibu harus lebih cermat dalam memantau kondisi kesehatan serta tumbuh kembang anak yang lahir prematur.
Anggapan orang bahwa bayi prematur adalah bayi yang lemah dan sakit-sakitan harus Ibu abaikan jika ternyata anak lahir prematur. Namun, dibalik risiko kesehatan dan terlambatnya tumbuh kembang, ternyata bayi prematur memiliki keistimewaan tersendiri lho Bu! Simak yuk penjelasan di bawah ini.
Setiap bayi yang lahir ke dunia tentunya istimewa. Begitu pula bayi yang lahir prematur. Jika Ibu menjaga dan merawat dengan sepenuh hati, tentu ketertinggalan tumbuh kembangnya dibandingkan bayi lahir normal dapat terkejar. Penuhi asupan gizi dan nutrisi anak secara seimbang agar ia tumbuh sehat dan meminimalisir risiko kesehatan lainnya.
Adapun beberapa nutrisi yang diperlukan untuk mendukung anak berkembang optimal adalah protein, karbohidrat kompleks, dan beberapa vitamin seperti vitamin D dan B. Selain itu, asupan mineral penting seperti kalsium, magnesium, kalium, dan zat besi juga bisa Ibu berikan untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Satu lagi keistimewaan bayi prematur adalah memiliki kemampuan belajar yang baik sehingga anak memiliki prestasi gemilang di sekolah. Secara fakta mungkin ia lahir sebelum ia siap dilahirkan dan keterlambatan di awal masa tumbuh kembangnya, namun hal ini tak menghalangi anak untuk meraih prestasi.
Anak yang lahir prematur mungkin akan mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mengikuti, hingga bersosialisasi dengan anak-anak dan orang dewasa lain di sekitarnya. Tak jarang, anak yang lahir prematur memiliki kondisi seperti gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD), gangguan spektrum autisme, kegelisahan, dan depresi. Walaupun hal ini tidak secara umum terjadi, Ibu bisa melatih anak dengan menanamkan rasa percaya diri padanya, sehingga ia tidak merasa berbeda dengan anak-anak lain seusianya.
Baca juga:Mengenali Faktor Risiko dan Pencegahan Bayi Lahir Prematur
Nah, itulah informasi mengenai bayi prematur yang harus Ibu ketahui. Tetap pantau tahapan tumbuh kembangnya sesuai usia anak. Ibu juga tidak perlu cemas lagi jika keluarga atau sanak saudara bertanya kenapa anak belum bisa ini? Atau kenapa anak belum bisa itu? Karena Ibu bisa dengan yakin menjelaskan perbedaan penghitungan usia bayi prematur.
Tapi tetap ingat ya, pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi prematur pun belum tentu sama. Apabila Ibu masih bingung mengenai perhitungan usia atau tumbuh kembang bayi prematur, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter anak.