Merangkak merupakan salah satu fase yang harus dialami oleh bayi sebelum akhirnya bisa berjalan. Fase ini biasanya terjadi di usia 8-12 bulan. Namun rupanya tidak semua bayi mengalami fase ini, ada juga bayi yang bisa langsung duduk, mengesot, dan berjalan tanpa melalui fase merangkak. Tentu hal ini akan membuat orang tua panik dan khawatir. Apakah bayi tidak merangkak berpengaruh pada perkembangannya kelak?
Baca Juga: Bayi Muntah Terus: Penyebab, Gejala, dan Cara Meringankan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi tidak merangkak, mulai dari faktor orang tua yang terlalu over protective hingga lantai rumah yang terlalu licin sehingga membuat bayi trauma. Padahal, fase merangkak merupakan fase yang amat penting bagi tumbuh kembang bayi, lho Bu! Jadi pastikan merangkak menjadi salah satu tahapan perkembangan yang dilalui anak dengan cara menstimulasinya ya!
Ibu sebenarnya tak perlu terlalu khawatir ketika bayi tidak merangkak, asalkan seluruh aspek perkembangannya mengalami kemajuan. Namun jika bisa diusahakan untuk dapat merangkak, Ibu sebaiknya tetap melatih bayi untuk merangkak. Hal ini dikarenakan merangkak merupakan fase atau tahapan penting yang dilalui oleh bayi, yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan serta tumbuh kembang anak.
Berikut ini beberapa alasan yang membuat fase merangkak itu penting.
Tidak ada patokan kapan tepatnya bayi akan melalui fase merangkak, karena tiap bayi akan melewati fase yang berbeda-beda. Namun pada umumnya, bayi mulai bisa merangkak di usia 8-12 bulan, yaitu ketika ia belum dapat berjalan. Perlu diketahui bahwa umumnya merangkak merupakan fase yang terjadi sebelum fase berjalan.
Baca Juga: Mudah Dilakukan, Cara Membersihkan Mainan Gigitan Bayi, Bahan Plastik, Kain, dan Berbulu
bayi akan mulai belajar merangkak ketika ia sudah dapat duduk dengan sempurna tanpa bantuan. Ketika itu ia sudah dapat menoleh dengan sempurna dan menahan kepalanya. Otot tangan serta kakinya sudah cukup menahan tubuhnya supaya tidak terjatuh.
Selain waktunya yang berbeda-beda, cara merangkak pada tiap bayi juga berbeda. Ada yang merangkak dengan menggesekkan perutnya, ada juga yang posisi tiarap, dan ada juga yang gaya merangkaknya mirip dengan beruang. Namun tidak masalah gaya merangkak bayi berbeda, karena yang terpenting adalah ia dapat bergerak maju dengan menggerakkan tubuhnya.
Meski merangkak merupakan salah satu fase yang dilalui oleh bayi, namun faktanya tidak semua bayi tidak melalui fase merangkak. Ada sebagian bayi tidak merangkak yang langsung menempuh fase berjalan. Ia langsung bisa berjalan tanpa melalui proses merangkak.
Tapi jangan bangga dulu, Ibu. Justru keadaan ini perlu dikhawatirkan, Mengingat pentingnya bayi melalui fase merangkak, bayi tidak merangkak justru memiliki dampak di masa depan yang kurang baik baik bayi.
Apa saja dampak bayi tidak merangkak langsung berjalan?
Setelah mengetahui pentingnya merangkak bagi bayi serta dampak yang ditimbulkan dari bayi tidak merangkak, tentu Ibu harus mengusahakan agar bayi melalui proses merangkak dalam perkembangannya.
Baca Juga: Bayi Anemia: Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Terkadang orang tua ingin agar anak segera bisa berjalan tanpa memperhatikan fase merangkak. Padahal justru merangkak tidak boleh ditinggalkan. Jika terdapat tanda-tanda bayi malas merangkak, Ibu bisa menstimulasinya dengan cara-cara berikut ini.
Setelah membaca artikel ini tentu Ibu sudah mengetahui betapa pentingnya fase merangkak bagi bayi. Bahkan ketika bayi tidak melalui fase merangkak, orang tua perlu segera bertindak. Hindari melakukan hal-hal yang justru membuat bayi malas merangkak, seperti menakut-nakuti atau terlalu protective.
Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter anak ketika bayi tetap tidak mau merangkak meskipun sudah distimulasi dengan baik. Dokter akan memeriksa dan memberikan saran yang tepat agar perkembangan bayi tetap optimal.