Cacar air adalah penyakit infeksi yang berasal dari virus varicella zoster, yang umumnya dialami oleh anak bawah usia 10 tahun dan bisa sembuh dengan sendirinya. Gejala yang khas yaitu benjolan merah berisikan cairan dan terasa gatal. Area yang sering ditumbuhi cacar air bisa pada wajah, tangan, kaki, perut, punggung hingga kepala.
Biasanya, cacar air akan diderita sebanyak satu kali dalam hidupnya. Tetapi terdapat kemungkinan, anak juga akan mengalaminya kembali begitu dewasa kelak dengan jenis cacar yang berbeda. Ingin tahu lebih lanjut tentang penyakit cacar air, utamanya pada anak 1 tahun? Baca ulasan berikut yuk.
Meski memiliki ciri yang tidak berbeda jauh, yaitu bintik-bintik merah di sejumlah bagian tubuh anak. Ternyata tak hanya cacar air pada anak yang bisa terjadi, melainkan jenis cacar api dan cacar ular. Mari Bu, kita kupas satu per satu selengkapnya dilansir dari KlikDokter.
Seperti paparan sebelumnya, cacar air timbul dari virus varicella zoster. Virus ini mudah menular melalui udara dan sentuhan kulit. Gejala awal yang dirasakan yaitu demam dan bentol-bentol kemerahan yang muncul pada berbagai area tubuh.
Penyakit ini bisa diobati dengan antivirus saat 48 jam pertama setelah muncul bentol, dan pada sebagian besar kasus bisa sembuh sendiri dalam waktu satu minggu hingga 2 minggu. Namun, untuk penyembuhan luka bisa mencapai dua minggu atau lebih.
Setelah sembuh, virus ini akan beristirahat atau tidak aktif di dalam tubuh seumur hidup. Tetapi, jika daya tahan atau imun tubuh menurun, cacar air pada anak dapat muncul kembali dan berkembang menjadi cacar api atau cacar ular. Maka dari itu, tidak sepenuhnya jenis cacar ini hilang. Jika terjadi pada usia di bawah 1 tahun, Ibu bisa memberikan salep cacar air untuk bayi sesuai rekomendasi dokter.
Untuk mencegah infeksi cacar air, penting bagi ibu untuk memberikan vaksin Varisela pada anak-anak pada usia sekitar 12-15 bulan, diikuti dengan dosis kedua pada usia 4-6 tahun. Jangan sampai melewatkan jadwal imunisasi bayi. Perhatikan jadwalnya di bawah ini: Jenis dan Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap untuk Bayi.
Berbeda dengan cacar air yang timbul dari virus, cacar api disebabkan oleh bakteri S. Aureus atau S. Pyogenes. Namun begitu, cara penularannya sama seperti cacar air yaitu melalui sentuhan kulit. Cacar api juga berisi bentol air yang muncul pada area wajah, tangan dan kaki.
Akan tetapi, ukuran dan bentuknya lebih besar dari cacar air dan terlihat kendur. Dalam beberapa hari, bentol akan pecah dan terdapat bekas berwarna kekuningan yang juga akan hilang. Umumnya, cacar api diobati dengan antibiotik.
Ibu pasti sudah tak asing lagi dengan jenis cacar satu ini. Sebetulnya cacar ular memiliki gejala yang belum diketahui secara pasti. Perbedaan dari dua jenis cacar sebelumnya, yakni merasakan sakit kepala dan mudah lelah. Setelah itu, munculnya ruam merah yang bergerombol, disertai rasa nyeri dan gatal.
Setelah 7 hingga 10 hari, terdapat koreng yang mengelupas dengan sendirinya. Cacar ular juga berasal dari virus dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Jika anak mengalami jenis cacar ini, segera periksakan ke dokter agar dapat ditangani secara cepat. Dokter biasanya akan memberikan obat antivirus.
Tidak berbeda jauh dengan cacar air pada anak, jenis cacar ini juga muncul bintil berair pada kulit yang dapat berubah menjadi nanah. Sumber utama penularan diketahui berasal dari hewan pengerat dan primata seperti tikus, tupai dan monyet yang ditemukan pertama kali di Afrika pada 1970.
Penyakit yang tergolong langka ini dapat menular dari percikan air liur yang masuk melalui hidung, mata, mulut dan luka, serta benda yang terkontaminasi seperti pakaian dan alat makan. Gejala cacar monyet muncul 5-21 hari sejak terinfeksi virus.
Selain melalui kontak langsung dengan ruam penderita, cacar air juga bisa menular melalui udara, Bu. Maksudnya gimana? Ketika seseorang dengan cacar air batuk atau bersin, virus Varicella Zoster menyebar melalui droplet di udara yang dapat terhirup oleh orang lain.
Kontaminasi juga bisa terjadi jika seseorang menyentuh benda yang baru saja digunakan oleh penderita, seperti pakaian atau tempat tidur. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan penderita cacar air untuk mencegah penyebaran infeksi ini, ya.
Selain melihat gejala khas cacar air pada anak, yaitu demam yang disertai munculnya bintik-bintik merah berisikan air pada 10-21 hari setelah terpapar virus, anak dapat merasakan nyeri otot, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Rasa gatal juga muncul seiringan dengan timbulnya ruam merah pada beberapa bagian tubuh, seperti kaki, lengan, perut, punggung hingga wajah.
Bintik merah ini rentan pecah dan mengelupas dengan sendirinya. Usahakan Buah Hati tidak menggaruk bintik air agar tidak muncul risiko atau infeksi kulit selanjutnya. Namun begitu, ada juga gejala cacar air pada anak tanpa demam, serta area bintik merah yang tumbuh pada tubuh. Pada ibu-ibu yang awam, karena tanpa demam, bintik merah akibat cacar air ini malah awalnya disangka sebagai biang keringat. Untuk membedakannya, lihat penjelasan tentang biang keringat pada bayi di sini ya, Bu: Cara Menghilangkan Gatal Biang Keringat pada Bayi.
Terlebih lagi, faktor usia dan kekebalan tubuh setiap penderitanya. Jika timbul gejala yang lebih parah seperti komplikasi sulit bernafas, dehidrasi dan demam tidak turun sehabis hari ketiga atau keempat, bawa anak segera ke dokter spesialis untuk mendapat penanganan yang tepat.
Umumnya, pengobatan cacar air pada anak cukup dilakukan di rumah. Untuk itu, Ibu perlu melakukan beberapa cara untuk mengobati cacar air yang terjadi pada anak berikut ini.
Istirahat cukup
Sering kali anak aktif walaupun sedang sakit. Namun, Ibu perlu membimbingnya agar mendapat waktu tidur yang cukup bahkan lebih baik berlebih dari jam tidurnya. Hal ini tentu bermanfaat untuk pemulihannya dari penyakit cacar air.
Mengonsumsi makanan bergizi
Agar imun tubuhnya meningkat, makanan bergizi seimbang dapat menghindarkannya dari risiko terkena cacar air pada kemudian hari. Ibu bisa memberikan makanan sehat kesukaannya, agar menghindari kehilangan nafsu makan yang mungkin saja terjadi pada Buah Hati.
Beri asupan minum air putih
Salah satu gejala cacar air pada anak yaitu dehidrasi. Untuk menghindarinya, Ibu perlu memastikan Buah Hati mendapat asupan cairan yang tidak boleh kurang.
Jaga kebersihan kulit
Ibu bisa memandikannya dengan air hangat dan sabun khusus kulit sensitif secara perlahan. Kalau tidak ingin mandi, kompres pada kulit dengan handuk lembut.
Usahakan gunting kukunya
Saat mengalami cacar air pada anak, rasa gatal tentu timbul setelah ruam berisikan air. Ibu disarankan memotong kuku Buah Hati agar tidak melukai kulit saat menggaruk, serta memberikan lotion atau salep sesuai dengan anjuran dokter spesialis anak. Jika masih bayi, Ibu bisa memakaikannya sarung tangan.
Hindari beraktivitas di luar rumah
Meski ia tetap ingin bermain, Ibu bisa memberitahunya untuk tetap berada di rumah. Ibu tunda dulu membawanya bepergian dan bersentuhan dengan orang lain. Karena risiko menular yang tinggi, bisa saja anak menularkan pada orang yang belum mendapatkan vaksinasi.
Gunakan pakaian nyaman
Karena Buah Hati umumnya mengalami rasa gatal yang cukup mengganggu, Ibu bisa memberikannya baju yang cenderung tipis, lembut dan longgar. Ganti juga seprai agar ia merasa lebih nyaman saat tidur.
Cacar air biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Seperti luka pada umumnya, cacar air juga akan meninggalkan bekas yang bisa mengganggu penampilan. Meskipun bisa sembuh sendiri seiring waktu. Ada beberapa bahan alami yang bisa membantu mempercepat hilangnya bekas cacar air, berikut pilihannya:
Lidah buaya sangat bermanfaat bagi kulit dan bisa menyamarkan bekas cacar air, dengan mengoleskannya dua hari sekali.
Salah satu fungsi madu ialah sebagai bahan alami untuk membantu proses penyembuhan luka.
Kandungan vitamin E pada essential oil seperti minyak kelapa, sangat baik bagi kulit untuk mempercepat proses menghilangkan bekas cacar.
Dengan melakukan perawatan rutin yang telah disebutkan. Bekas cacar air bisa pudar lebih cepat loh Bu.
Jika pengobatan cacar air pada anak di atas sudah Ibu lakukan, akan tetapi anak masih mengalami gejala demam lebih dari empat hari atau lebih dari 38 derajat celcius, sesak nafas, bintik mengeluarkan nanah dan bengkak, nyeri kepala hebat, sulit dibangunkan dan berjalan, lesu berat, muntah, serta silau pada cahaya, disarankan Ibu segera membawanya ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.
Selain cacar air, anak juga bisa rentan terhadap berbagai penyakit kulit lainnya. Tes alergi kulit dapat membantu mengidentifikasi apakah anak memiliki reaksi alergi terhadap zat tertentu yang bisa mempengaruhi kesehatannya. Ini penting untuk memahami lebih dalam kondisi kesehatan anak dan memastikan penanganan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Ibu, yuk ketahui lebih lanjut tentang alergi kulit anak berikut ini: Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mengatasinya.
Referensi: