Menyusui adalah salah satu momen istimewa dalam hidup seorang ibu baru. Namun, tidak jarang beberapa ibu mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI secara cukup.
ASI sendiri merupakan makanan terbaik yang dapat ibu berikan kepada bayi. Selain mengandung nutrisi penting, ASI juga mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Inilah sebabnya mengapa ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Simak penyebab ASI tidak keluar dan cara agar ASI cepat keluar agar ibu dapat memberikan nutrisi terbaik kepada bayi.
ASI yang terlambat keluar bisa membuat ibu stres dan menganggap ASI-nya tidak keluar atau tidak lancar. Tingkat stres yang tinggi pada ibu dapat menyulitkan produksi ASI. Selain stres, berikut adalah beberapa penyebab lain mengapa ASI tidak keluar.
Persalinan pertama merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ASI tidak keluar dengan lancar pada ibu setelah melahirkan. Hal ini dikarenakan tubuh ibu yang baru pertama kali melalui proses persalinan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dan memproduksi ASI. Pada persalinan pertama, hormon-hormon yang mengatur produksi ASI belum sepenuhnya stabil, sehingga bisa mempengaruhi produksi ASI yang optimal.
Namun, perlu diingat bahwa setiap ibu memiliki pengalaman yang berbeda, dan meskipun ASI tidak keluar dengan cepat setelah persalinan pertama, hal ini biasanya dapat membaik pada persalinan berikutnya.
Ketika ibu mengalami persalinan yang berlangsung dalam waktu yang lama atau menghadapi kesulitan dalam proses persalinan, tubuhnya akan kelelahan dan menghabiskan banyak energi. Hal ini dapat mempengaruhi produksi ASI yang optimal. Selain itu, tingkat stres yang tinggi selama persalinan yang panjang dan sulit juga dapat mempengaruhi hormon yang mengatur produksi ASI. Sebagai hasilnya, ibu mungkin mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI yang cukup untuk si bayi.
Proses persalinan caesar melibatkan pembedahan pada perut ibu, yang dapat menyebabkan tingkat stres, nyeri, dan emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan normal. Tingkat stres yang tinggi ini dapat mempengaruhi produksi hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang produksi ASI. Selain itu, pada persalinan caesar, bayi mungkin tidak langsung ditempelkan pada payudara ibu dan mulai menyusu, seperti pada persalinan normal. Hal ini dapat mempengaruhi permintaan dan stimulasi yang diperlukan untuk memicu produksi ASI.
Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu. Bayi yang lahir prematur mungkin mengalami kesulitan dalam menghisap dan menyusu karena sistem organ mereka belum sepenuhnya matang. Hal ini dapat menghambat permintaan dan stimulasi yang diperlukan untuk merangsang produksi ASI pada ibu. Selain itu, ibu yang melahirkan prematur juga mungkin mengalami tingkat stres dan kekhawatiran yang tinggi, yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Jika ASI tidak keluar, bayi sulit mendapatkan makanan. Hal ini dapat membuat ASI semakin tidak lancar. Selain faktor internal, ASI tidak keluar juga bisa disebabkan oleh kesulitan bayi dalam menyusu atau menemukan puting ibu. Dalam kondisi ini, permintaan dan stimulasi yang diperlukan untuk merangsang produksi ASI menjadi terhambat. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi sulit menyusu antara lain bibir sumbing, tongue tie, atau masalah syaraf.
Pada ibu dengan diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi produksi ASI. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat mengganggu hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang produksi ASI. Dalam kasus ini, penyebab ASI tidak keluar bukan hanya karena makanan yang dikonsumsi ibu, tetapi juga dipengaruhi oleh hormon yang penting dalam proses produksi ASI.
Berat badan yang berlebihan pada ibu dapat membuat ASI terlambat keluar. Ibu dengan obesitas disarankan untuk merangsang produksi ASI lebih sering agar dapat menyusui bayi secara maksimal. Selain itu, berat badan berlebih juga dapat mempengaruhi kesehatan pembuluh darah dan saraf yang penting dalam proses produksi ASI.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu merangsang produksi ASI agar lebih cepat keluar.
Menyusui secara sering dan efektif merupakan cara yang efektif untuk merangsang ASI agar cepat keluar. Ketika ibu menyusui bayinya secara sering, hal ini memberikan stimulus pada payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak. Frekuensi menyusui yang sering akan memberikan sinyal pada tubuh bahwa ASI diperlukan dengan lebih banyak, sehingga produksi ASI akan meningkat.Jadi, para ibu tak perlu khawatir untuk mendapati bahwa sang bayi akan sering menyusu dan tampak selalu lapar.
Selain itu, menyusui secara sering juga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi ibu, seperti membantu menurunkan risiko kanker payudara dan kanker lainnya, serta membantu tubuh ibu pulih lebih cepat setelah melahirkan.
Agar produksi ASI lancar dan berkualitas, Ibu juga perlu konsumsi makanan pelancar ASI seperti daun kelor, gandum utuh, dan sayuran hijau. Simak yuk pembahasan selengkapnya di sini: Makanan Pelancar ASI yang Ampuh untuk Ibu Menyusui.
Pelekatan yang baik memastikan bayi dapat mengisap ASI dengan efektif dan juga mengurangi risiko puting lecet atau nyeri pada ibu. Untuk merangsang ASI agar cepat keluar dengan pelekatan yang baik, Ibu dapat menggunakan bantal atau alas yang tepat untuk mendukung tubuh bayi dan memastikan bayi berada pada tinggi yang tepat untuk menyusui.
Sebelum menyusui, pastikan untuk membuka mulut bayi dengan lembut. Ibu dapat menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka bibir bayi dengan lembut. Setelah mulut bayi terbuka lebar, letakkan puting dan areola (area gelap di sekitar puting) ke dalam mulut bayi. Pastikan bayi mengambil sebagian besar areola, bukan hanya putingnya. Pelekatan yang baik ditandai dengan bibir bayi yang melipat keluar, dagu bayi menyentuh payudara, dan suara hisapan yang terdengar jelas.
Skin to skin atau kontak kulit dengan kulit merupakan cara yang efektif untuk merangsang ASI agar cepat keluar. Ketika bayi ditempatkan langsung di dada ibu setelah lahir, kontak kulit dengan kulit akan merangsang pelepasan hormon oksitosin. Hormon ini bertanggung jawab dalam merangsang produksi ASI.
Selain itu, kontak kulit dengan kulit juga dapat membantu mengatur suhu tubuh bayi, meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi, serta meningkatkan kemampuan bayi untuk menemukan puting susu dan mulai menyusu. Melakukan skin to skin sesering mungkin dalam periode pasca kelahiran dapat membantu mempercepat produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup.
Pijat laktasi dapat membantu merangsang produksi hormon oksitosin, yang berperan dalam pengeluaran ASI. Selain itu, pijat laktasi dapat membantu meringankan perasaan tegang dan stres yang dapat membantu melancarkan ASI dan mencegah terjadinya sumbatan pada payudara. Pijat laktasi dapat dilakukan secara teratur, beberapa kali sehari, untuk membantu meningkatkan produksi ASI dan memperlancar aliran ASI.
Pijat laktasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pijatan lembut pada payudara. Ibu dapat memulai dengan menghangatkan tangan terlebih dahulu dan menggunakan pelumas seperti minyak zaitun atau minyak kelapa untuk memijat payudara dengan gerakan melingkar dan lembut. Pijatan ini dapat dilakukan selama beberapa menit pada setiap payudara.
Selain itu, pijat oksitosin atau pijatan untuk merangsang produksi hormon oksitosin juga dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Pijatan ini dilakukan di area punggung, tepatnya pada tulang punggung belakang, untuk merangsang produksi oksitosin yang dapat membantu keluarnya ASI dengan lebih lancar.
Ahli laktasi adalah profesional yang memiliki pengetahuan khusus tentang menyusui dan ASI. Mereka dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang tepat dalam menjalani proses menyusui.
Ketika Ibu mengunjungi ahli laktasi, mereka akan menganalisis masalah atau kendala yang dialami dalam menyusui, seperti produksi ASI yang rendah atau lambat keluar. Ahli laktasi akan memberikan solusi yang sesuai dengan kondisi Ibu dan memberikan panduan dalam teknik menyusui yang benar. Ahli laktasi juga dapat memberikan informasi tentang pola makan yang sehat dan bergizi yang dapat meningkatkan produksi ASI.
Dengan kunjungan ke ahli laktasi, Ibu akan mendapatkan bantuan yang komprehensif dan terarah dalam merangsang produksi ASI dengan cepat. Penting untuk diingat bahwa setiap ibu dan bayi memiliki pengalaman menyusui yang berbeda-beda, dan dukungan dari ahli laktasi dapat membantu menghadapi tantangan yang mungkin timbul dengan lebih percaya diri dan sukses dalam memberikan ASI kepada bayi.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk bantu ASI ibu keluar lebih cepat. Penting untuk diingat bahwa setiap ibu dan bayi memiliki pengalaman menyusui yang berbeda-beda.
Ibu juga dapat merangsang ASI agar cepat keluar dengan memompa ASI. Ketika kondisi tidak memungkinkan bagi ibu untuk menyusui secara langsung, memompa ASI bisa menjadi alternatif yang efektif. Memompa ASI dengan benar dapat membantu ASI keluar dengan optimal sehingga kebutuhan ASI bayi terpenuhi.
Memompa ASI juga dapat dilakukan dengan teknik yang disebut "power pumping". Power pumping melibatkan memompa ASI secara intensif dalam jangka waktu tertentu, biasanya selama satu jam. Teknik ini dapat membantu meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak ASI. Power pumping biasanya dilakukan oleh ibu yang ingin meningkatkan pasokan ASI mereka, seperti saat mengalami penurunan produksi ASI atau saat ingin membangun cadangan ASI.
Dengan memompa ASI secara teratur, payudara akan merasa bahwa persediaan ASI sudah habis atau hampir kosong, sehingga secara otomatis akan memperbanyak jumlah ASI yang diproduksi. Penting untuk memperhatikan jadwal memompa ASI agar produksinya lancar. Ikuti langkah-langkah pumping yang tepat agar tak hanya lancar, namun ASI juga melimpah berikut ini: Tips Pumping ASI Agar Melimpah