Setiap ibu pasti menginginkan Buah Hati yang sehat dan berkembang dengan baik. Sayangnya, beberapa bayi bisa saja mengalami spina bifida, sebuah kelainan bawaan pada saraf bayi. Namun, tahukah Ibu bahwa spina bifida dapat dicegah sebelum kehamilan terjadi?
Yuk Bu, ketahui penyebab dan cara menanganinya untuk melindungi buah hati dari kelainan ini. Jika ia terlanjur mengalaminya, Ibu bisa mengantisipasi komplikasi sejak dini!
Spina bifida adalah kelainan yang terjadi akibat tabung saraf gagal menutup hingga sepenuhnya selama masa awal kehamilan. Hal ini menyebabkan tulang belakang yang melindungi saraf tidak terbentuk dengan sempurna, sehingga sumsum tulang belakangnya menonjol keluar melalui punggung.
Kondisi ini dapat mengganggu fungsi saraf, termasuk kemampuan motorik dan pengendalian fungsi tubuh yang normal dimiliki anak-anak. Misalnya, ketika sudah tumbuh menjadi balita, ia bisa kesulitan untuk bergerak dan mengendalikan buang air kecilnya sendiri.
Kabar baiknya, kelainan ini dapat dideteksi sejak masih dalam kandungan melalui pemeriksaan USG. Deteksi dini memungkinkan dokter untuk mengambil langkah antisipasi segera setelah kelahiran, agar perkembangan bayi tidak terhambat.
Secara umum, ada tiga tipe utama dari kelainan ini yang perlu Ibu ketahui:
Spina bifida adalah kondisi bawaan yang dapat memberikan dampak signifikan pada kehidupan anak-anak, terutama pada kemampuan fisik dan kesehatannya. Anak-anak yang mengalami kelainan ini biasanya kesulitan untuk berjalan, yang seringkali memerlukan alat bantu seperti kursi roda.
Tak hanya itu, anak-anak juga bisa saja mengalami komplikasi hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan berlebihan di otak. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat mengganggu perkembangan otak, sehingga perlu ditolong dengan prosedur medis yang tepat.
Anak-anak dengan spina bifida juga berisiko mengalami masalah pada tulang, seperti skoliosis ataupun dislokasi sendi. Kondisi ini dapat mengurangi fleksibilitas tubuh dan mengganggu kenyamanan mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Saraf juga akan terganggu, sehingga mereka kesulitan untuk mengontrol kandung kemih dan otot dubur, yang pada akhirnya membuat buang air menjadi tidak terkendali.
Tidak hanya aspek fisik, spina bifida juga dapat mengganggu perkembangan kognitif dan emosional anak. Beberapa anak mengalami keterlambatan belajar atau kesulitan konsentrasi, yang tentunya akan memerlukan dukungan tambahan dari lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya, keterbatasan fisiknya juga akan memicu tantangan sosial dan emosional, misalnya membuatnya kurang percaya diri.
Pemeriksaan kehamilan melalui USG dan tes darah secara rutin diperlukan untuk memantau perkembangan janin. Spina bifida dapat dideteksi sejak usia kehamilan masih 11 minggu, dan dapat dipastikan dengan memeriksakan komponen darah berupa alfa fetoprotein pada usia 16 minggu.
Jika kelainan ini terdeteksi, tim medis dapat merencanakan langkah perawatan sejak dini, termasuk operasi koreksi setelah kelahiran. Dengan begitu, Ibu memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi komplikasi yang akan timbul pada Buah Hati.
Ibu juga perlu menghindari paparan zat berbahaya sejak sebelum kehamilan untuk melindungi perkembangan janin. Zat seperti alkohol, rokok, dan bahan kimia tertentu diketahui dapat meningkatkan risiko spina bifida.
Apabila ingin mengonsumsi obat-obatan karena merasa sakit selama hamil, berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya bagi janin. Tak hanya itu, memilih makanan organik atau mencuci buah dan sayuran dengan baik juga dapat membantu mengurangi paparan pestisida.
Asam folat merupakan komponen vitamin B yang berperan dalam proses pembentukan tabung saraf janin, yang nantinya akan berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Dengan tabung saraf yang utuh, maka cacat seperti spina bifida dapat dicegah.
Bagi Ibu yang merencanakan kehamilan maupun sedang hamil, dianjurkan mengonsumsi 400 mikrogram asam folat setiap hari. Namun bagi Ibu yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan ini, berkonsultasilah dengan dokter untuk memperoleh dosis yang tepat.
Menerapkan pola makan sehat dan mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat sangatlah penting. Sebab nutrisi ini berperan dalam mendukung perkembangan janin dan dapat mencegah kelainan bawaan seperti spina bifida.
Sumber asam folat alami yang mudah ditemukan adalah sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan asparagus. Kacang pistachio, serta buah-buahan seperti jeruk dan alpukat juga kaya akan asam folat.
Agar kebutuhan nutrisi Ibu terpenuhi dengan baik, Ibu dapat mengkombinasikan makanannya dengan rutin minum susu PRENAGEN mommy. Itu karena, jumlah kandungan asam folatnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan Ibu hamil. Apalagi susu ini juga mengandung berbagai nutrisi yang mampu mendukung kesehatan dan perkembangan janin. Rasanya juga enak, banyak Ibu hamil yang menyukainya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengapa para Ibu menyukai susu ini, baca artikel berikut yuk! Mengapa Kandungan PRENAGEN mommy Disukai Para Ibu?
Referensi: