Saat hamil, tidak hanya tubuh yang mengalami perubahan, tetapi hormon juga. Ada jenis hormon yang memang sudah ada sebelum Ibu hamil dan ada pula hormon yang baru muncul saat Ibu memasuki masa kehamilan. Berbagai hormon tersebut tidak hanya memberikan manfaat, tapi juga ada efek sampingnya. Baca selengkapnya, yuk.
Hormon yang berperan dalam kehamilan awal adalah Human Chorionic Gonadotropin Hormone (hCG). Hormon ini diproduksi di plasenta. Kadar hCG akan naik sejak 8 hari setelah ovulasi dan semakin tinggi pada 60-90 hari kemudian. Dari hormon inilah Ibu bisa tahu, apakah sedang hamil atau tidak, saat melakukan tes kehamilan, karena hormon ini bisa ditemukan di dalam urine dan darah.Hormon hCG juga berfungsi menjaga kehamilan dan perkembangan Buah Hati. Untuk itu, kadar hCG mesti dijaga agar tetap stabil. Jika kadar hCG terlalu rendah, bisa jadi pertanda keguguran, kematian Buah Hati dalam kandungan, atau terjadi kehamilan ektopik. Sebaliknya, jika kadar hCG terlalu tinggi bisa memberi efek samping down syndrom, hamil anggur, atau pertanda hamil anak kembar. Fungsi hormon hCG, yaitu:
Merangsang produksi hormon estrogen dan progesteron.
Menekan sistem kekebalan tubuh untuk mendukung perkembangan Buah Hati dan membantu rahim mempersiapkan diri untuk menerima kehadiran Buah Hati.
Hormon hCG juga bertugas memberi tanda ke indung telur untuk berhenti memproduksi sel telur selama masa kehamilan.
Efek samping hormon hCG, yaitu:
Peningkatan kadar hCG bisa memicu rasa mual, dan memperberat kondisi saat mengalami morning sickness.
Indera penciuman Ibu menjadi lebih sensitif dan meningkatkan rasa mual.
Sebelum hamil, hormon estrogen sudah ada di dalam tubuh Ibu dan kadarnya meningkat selama kehamilan, sehingga memicu rasa mual pada masa awal kehamilan. Secara lengkap, fungsi hormon estrogen selama masa kehamilan, antara lain:
Bertugas membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi dan mendukung tumbuh kembang Buah Hati.
Meningkatkan aliran darah dalam tubuh dan mengatur produksi hormon progesteron dan hormon lain yang dibutuhkan tubuh.
Membantu rahim tumbuh dan melindungi kehamilan agar tidak mengalami keguguran.
Memegang peranan penting dalam perkembangan organ penting Buah Hati, seperti hati, paru-paru, dan organ lainnya.
Membuat kulit Ibu jadi lebih glowing, lebih cerah, dan sehat.
Peningkatan hormon estrogen juga dapat mengakibatkan perubahan dalam lendir serviks, yang kemudian menyebabkan keputihan. Bila keputihan membuat ibu tidak nyaman, yuk cari tahu cara mengatasinya di sini: Cara Menghilangkan Keputihan saat Hamil secara Mandiri.
Efek samping hormon estrogen muncul dalam proses meningkatkan aliran darah saat mengalirkan nutrisi kepada Buah Hati, seperti:
Payudara terasa sakit.
Peningkatan aliran darah bisa membuat hidung tersumbat akibat selaput lendir di hidung mengalami pembengkakan.
Ibu jadi lebih sering ke kamar mandi karena rahim menekan kandung kemih dan ginjal jadi lebih banyak memproduksi cairan urine.
Selain memiliki efek samping, ternyata hormon ini juga punya peran penting bagi kehamilan lho. Baca selengkapnya di sini yuk: Peran Hormon Estrogen Bagi Kehamilan
Sama seperti estrogen, hormon progesteron juga sudah ada, bahkan sebelum Ibu memasuki masa kehamilan. Namun saat hamil, kadar hormon ini menjadi semakin tinggi. Beberapa manfaat baik dari hormon progesteron bagi Ibu hamil, yaitu:
Menjaga sistem kekebalan tubuh, terutama berkaitan dengan kehadiran Buah Hati yang berkembang di dalam rahim.
Menjaga otot rahim tetap rileks serta menjaga ketebalan dinding rahim selama proses perkembangan Buah Hati.
Menyiapkan payudara untuk memproduksi ASI.
Sayangnya, progesteron memiliki efek samping, seperti memicu rasa mulas, mual, pusing, sembelit, dan munculnya rambut halus pada bagian payudara dan perut selama masa awal kehamilan.
Human placental lactogen (HPL), juga dikenal dengan nama human chorionic somatomammotropin, adalah hormon yang memiliki peran penting dalam menyediakan nutrisi yang dibutuhkan Buah Hati dan merangsang kelenjar susu di payudara. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta sejak usia kehamilan 2 minggu.Fungsi dan efek samping hormon hPL, di antaranya:
Hormon prolaktin yang biasanya muncul pada kehamilan trimester ketiga dibutuhkan untuk menghasilkan produksi susu yang melimpah. Jumlah hormon ini akan meningkat hingga 10-20 kali pada trimester ketiga. Bahkan prolaktin ini pula yang berperan dalam produksi kolostrum, cairan pertama yang dihasilkan kelenjar susu dan sangat penting bagi Buah Hati baru lahir.
Fungsi hormon relaksin pada proses kehamilan adalah mempersiapkan uterus, lapisannya, dan membuat dinding uterus menjadi lebih rileks untuk mencegah kontraksi. Berperan besar dalam mempertahankan kehamilan dan menghindari keguguran. Selama masa persalinan, hormon relaksin membantu memperlunak serviks dan melenturkan ligamen pelvis sehingga proses persalinan normal bisa lebih mudah.
Dibalik manfaatnya yang membantu proses persalinan, relaksin ternyata memiliki efek samping disfungsi simfisis pubis pada sebagian Ibu hamil, seperti munculnya rasa nyeri pada bagian tengah daerah panggul, nyeri di punggung bawah, dan di daerah paha, kesulitan naik tangga, dan sulit menemukan posisi tidur yang nyaman.
Selain itu, relaksin juga menjadi penyebab mengendurnya tulang belakang, atau bisa pula menyebabkan pecah ketuban sehingga Ibu terpaksa melakukan persalinan prematur.
Hormon oksitosin yang biasanya diproduksi tubuh di trimester ketiga kehamilan ini dikenal sebagai hormon cinta dan bahagia. Fungsinya, meningkatkan ikatan Ibu dan Buah Hati, meregangkan serviks dalam proses melahirkan, dan merangsang puting untuk menghasilkan susu. Sayangnya, hormon ini memiliki efek samping, yaitu memicu kontraksi yang bisa menyebabkan persalinan dini.
Perubahan hormon pada Ibu hamil juga dapat menyebabkan ngidam makanan atau minuman tertentu. Lalu, apakah ngidam pada ibu hamil harus selalu dituruti? Cari tahu disini yuk: Ngidam Saat Hamil, Apakah Harus Selalu Dituruti?