Ada beberapa metode yang bisa Ibu gunakan untuk menghitung usia kehamilan, yaitu metode puncak rahim, metode siklus menstruasi, dan pemeriksaan USG. Ibu perlu mengetahui usia kehamilan ini agar dapat membantu memperkirakan usia kehamilan yang ideal untuk melahirkan, terutama jika Ibu merencanakan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar karena alasan tertentu.
Cara menghitung usia kehamilan dengan metode puncak rahim ini cukup mudah, yaitu hanya dengan meraba rahim yang menonjol di dinding perut Ibu. Metode ini membuat Ibu juga dapat merasakan apa saja yang dilakukan oleh bayi Ibu selama berada dalam rahim, dan kadang-kadang, juga gerakan janin dalam rahim.
Caranya, Ibu bisa memulai mengukur dari tulang kemaluan sampai puncak rahim Ibu. Contohnya, jika jarak antara tulang kemaluan dan puncak rahim adalah 18 cm, maka kehamilan Ibu sudah berusia 18 minggu.
Metode perhitungan kehamilan dengan cara siklus menstruasi cukup populer dilakukan oleh para ibu, karena caranya yang terbilang cukup sederhana, meskipun hanya dapat dilakukan untuk Ibu yang memiliki siklus haid normal yaitu 28 sampai dengan 30 hari. Caranya dengan menghitung usia sejak hari pertama haid terakhir.
Rumus yang digunakan untuk hitung usia kehamilan ini adalah menggunakan rumus Naegele. Penggunaan rumus ini dilakukan dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama Ibu mengalami haid terakhir, lalu dikurangi dengan 3 pada bulannya dan menambahkan 1 pada tahunnya. Untuk lebih jelasnya, mari simak contoh di bawah ini:
Jika haid terakhir Ibu terjadi pada tanggal 6 Mei 2012, maka tambahkanlah angka tanggalnya dengan tujuh (6+7) hasilnya adalah 13. Lalu bulannya kurangi dengan tiga (5-3) hasilnya adalah 2. Selanjutnya tahun ditambah dengan satu (12+1) hasilnya sama dengan 13. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa hari kelahiran bayi Ibu diperkirakan akan terjadi pada tanggal 13 Februari 2013. Jika Ibu ingin tahu lebih detail perhitungan ini, Yuk pelajari di sini: Cara-cara untuk Menghitung Usia Kehamilan.
Ibu bisa menghitung usia kehamilan setelah mengetahui kapan tanggal Ibu mulai hamil dan kapan prediksi bayi Ibu akan lahir nantinya. Supaya tidak membuat Ibu semakin pusing, alangkah baiknya jika Ibu membuat jurnal kehamilan untuk mencatat usia kehamilan Ibu setiap bulannya.
Pemeriksaan USG merupakan cara lain untuk menghitung usia kehamilan dengan menghitung ukuran-ukuran tampilan visual bayi pada layar, tetapi hanya dapat dilakukan oleh dokter kandungan.
Untuk Ibu yang merasa siklus haid terakhirnya terjadi dalam 20 minggu terakhir, umumnya yang diukur adalah diameter rata-rata gestational sac (kantung kehamilan) dan jarak dari puncak kepala hingga ujung tubuhnya (disebut juga crown rump length).
Sedangkan apabila Ibu merasa mendapatkan haid terakhirnya sudah lebih dari 20 minggu yang lalu, maka yang diukur oleh USG adalah diameter tulang kepala (disebut juga biparietal diameter), lingkar kepala, lingkar perut, dan panjang paha.
Seluruh hasil pengukuran tersebut akan dikombinasikan, dan hasil akhirnya menunjukkan estimasi usia kehamilan Ibu. Umumnya cara ini lebih akurat dalam mendefinisikan usia kehamilan daripada metode siklus menstruasi, namun hasil penghitungannya dapat pula sedikit variatif daripada usia aslinya.
Nah, itulah metode-metode yang dapat Ibu gunakan untuk menghitung usia kehamilan. Ibu dapat menggunakan metode mana saja yang Ibu rasa lebih mudah, namun pada akhirnya, bukan saja usia kehamilan yang harus Ibu ketahui, tetapi Ibu juga perlu menghitung hari perkiraan lahir (HPL) calon bayi Ibu ya.
Bagaimana mengetahui kapan bayi Ibu akan lahir? Yuk, coba ketahui dengan mencarinya pada halaman berikut ini: Kalkulator Perkiraan Lahir
Referensi:
Global Library of Women’s Medicine. Assessment of Gestational Age by Ultrasound. Diakses 28 Juni 2024. https://www.glowm.com/section-view/heading/Assessment%20of%20Gestational%20Age%20by%20Ultrasound/item/206