Ibu mana yang tak menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cemerlang sesuai dengan usianya? Salah satu hal yang perlu Ibu perhatikan yaitu kemampuan kognitif dan perkembangannya. Cari tahu lebih banyak tentang kemampuan dan perkembangan kognitif anak sejak dini.
Kemampuan kognitif adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat memahami suatu hal. Perkembangan kognitif adalah proses kemajuan secara bertahap yang membantu individu dalam upaya memahami lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasi hal-hal baru untuk kemudian dipahami. Perkembangan kognitif anak adalah fase penting dalam tumbuh kembang seorang anak, mulai dari bayi sampai menjadi remaja dalam kurun waktu tertentu.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan kognitif anak, ibu dapat melakukan tes kemampuan kognitif yang disediakan oleh lembaga-lembaga terpercaya. Namun, apabila belum sempat untuk melakukan tes kognitif anak, ibu dapat dengan langsung dan seksama memperhatikan perkembangan kognitif anak di rumah. Untuk dapat meneliti bagaimana kemampuan kognitif anak usia dini, ibu dapat menyimak beberapa tahap perkembangan kognitif pada anak berikut ini.
Ibu dapat mengamati kemampuan kognitif anak sejak lahir hingga usia 0-3 bulan. Pada usia ini, kemampuan anak dimulai dengan eksplorasi panca indera pada lingkungan sekitarnya. Umumnya, pada usia 0-3 bulan, bayi akan menunjukkan perkembangan seperti berikut:
Memasuki usia 3-6 bulan, umumnya bayi mulai menunjukan perkembangan berikut:
Memasuki usia 6-9 bulan bayi akan cenderung menunjukkan perkembangan yang semakin membanggakan, antara lain:
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya, perkembangan kognitif anak pada fase ini juga semakin matang. Anak memiliki potensi untuk mengeksplor dirinya dengan lebih baik. Umumnya, pada fase ini anak akan menunjukkan perkembangan seperti:
Di samping itu, terdapat pula tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget. Jean Piaget merupakan salah satu tokoh psikologi yang merumuskan teori tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory). Berdasarkan pada Piaget, terdapat perbedaan khusus antara tahap perkembangan kognitif anak dengan perkembangan kognitif manusia dewasa. Berikut adalah tahapan-tahapannya:
Pada tahapan ini, perkembangan kognitif anak akan dimulai dengan adanya refleks bawaan sebagai respon terhadap suatu hal. Salah satu contoh perkembangan kognitif yaitu ketika ibu mengangkat tubuh bayi ke dalam pelukan, maka bayi akan memeluk ibu dengan kedua tangan dan membungkukkan badannya. Oleh sebab itu, pada fase ini bayi memiliki kemampuan kognitif hanya sampai pada respon sederhana dan kemampuan panca indera. Di samping itu, anak mengalami fase egosentris, di mana ia merasa bahwa segala sesuatu berpusat pada dirinya. Ia enggan untuk melihat sesuatu dari perspektif orang lain.
Pada tahap ini, anak sudah mulai mengembangkan respons yang dimilikinya meskipun masih sangat sederhana. Di samping itu, anak juga sudah dapat memiliki kemampuan mental dan emosional terhadap suatu hal. Meskipun masih memiliki basis egosentris, namun pada tahap ini anak sudah mulai memiliki perkembangan kognitif yang sangat menakjubkan. Anak sudah dapat ibu ajari untuk berhitung, membaca, dan juga memecahkan masalah sederhana seperti dalam permainan-permainan anak.
Setelah anak memasuki tahap pra operasional, selanjutnya anak memasuki tahap operasional. Pada tahap ini, anak memiliki kemampuan kognitif yang dapat lebih mudah untuk diukur. Seorang anak sudah mulai dapat melakukan pengurutan angka, melakukan klasifikasi objek, maupun melakukan pemecahan masalah yang lebih rumit, seperti operasi matematika dasar. Adapun mengenai sifat egosentris akan mulai berkurang sesuai dari kondisi mental masing-masing anak.
Tahapan ini dimulai ketika anak memasuki usia 11 tahun. Tahapan terakhir dari perkembangan kognitif menurut Piaget ini menjelaskan perkembangan anak yang semakin masif. Pada tahap ini, anak sudah dapat memaknai suatu hal dan mengambil kesimpulan. Sebagai contoh kemampuan kognitif, ketika menonton film yang bercerita mengenai anak malas dan anak rajin ketika bagi raport di sekolah, maka anak pada tahap usia ini ia sudah dapat melakukan analisis sederhana terhadap sebab akibat dan menarik kesimpulan. Kemampuan analisis dasar ini penting, supaya ibu dapat mengarahkan anak dengan lebih mudah ketika anak memasuki masa remaja.
Nah, setelah mengetahui tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak, berikutnya ibu perlu tahu mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia dini.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, intelektualitas anak juga dipengaruhi oleh tingkat intelektualitas orang tua. Faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Jadi, jangan heran jika anak memiliki intelektual yang hampir mirip dengan kedua orang tuanya.
Di samping faktor internal, terdapat faktor eksternal yang ibu dapat perhatikan. Faktor-faktor eksternal ini dapat mempengaruhi kondisi perkembangan kemampuan kognitif pada anak usia dini. Berikut adalah faktor-faktor eksternal yang berpengaruh:
Bu, perlu diingat bahwa perkembangan kognitif antara anak satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Ada anak yang perlu stimulasi lebih untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya, tetapi ada juga yang tidak perlu. Stimulasi yang tepat dapat mengasah kemampuan kognitif anak agar berkembang lebih baik. Selain itu, Ibu juga bisa memberikannya makanan sehat seperti buah dan sayuran. Ikuti tips memberikan sayur dan buah kepada anak yuk.