Si Kecil menangis meraung–raung dan rewel sampai mengacak-acak barang di sekitarnya, hingga membuat Ibu bingung harus berbuat apa. Apalagi, jika ia menangis saat berada di tempat umum.
Ya, demi mendapatkan apa yang diinginkan, anak tidak jarang mengandalkan tangisan. Merasa tidak tega dan tidak mau anaknya terus menangis, lantas Ibu langsung saja memberikan apa yang ia inginkan. Padahal, tidak semua tangisan anak tersebut benar, Bu. Karena sebenarnya, ada juga tangisan manipulatif (bohong).
Baca Juga: Langkah-langkah Menangani Anak Susah Diatur
Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Srti Ariani, S.Psi., M.Si (Nina) menjelaskan, orangtua harus bisa membedakan antara tangisan manipulatif dan tangisan yang benar-benar membutuhkan perhatian. Menurut Nina, tangisan manipulatif sangat mudah dikenali, yaitu dengan memperhatikan lirikan matanya.
Saat menangis, anak akan melirik ke arah orangtuanya sambil memeras-meras matanya untuk mengeluarkan air mata, agar hati orangtua merasa iba. Jika orangtua cuek saat anak menangis manipulatif (bohong), maka ia akan berhenti menangis, tapi jika orang tuanya memperhatikannya, maka ia akan terus menangis meraung-raung sampai keinginannya terpenuhi.
Semakin besar anak, maka akan semakin ‘canggih’ juga manipulasi tangisannya dan sulit diketahui. Nina menghimbau, saat anak menangis manipulatif meminta sesuatu, tidak selalu keinginannya harus terpenuhi. Cukup tenangkan saja Si Kecil sampai ia berhenti menangis.
Nina juga menyebutkan bahwa ada dampak buruk, apabila anak terus-menerus mendapatkan yang ia inginkan dengan cara menangis. Selain menjadi kebiasaan buruk yang akan sulit diubah, hal ini bisa jadi parah bila anak bertambah besar. Saat ia mulai menginjak remaja, ia bisa saja membanting barang hingga melakukan aksi bully pada orang lain agar keinginannya terpenuhi. Saat itulah, orangtua tidak berdaya.
Baca Juga: Memilih Camilan Sehat untuk Anak
Untuk mengurangi kebiasaanya tersebut, orangtua tentu harus bijak dalam memberikan apa yang anak inginkan, meskipun Ibu tak tega melihatnya menangis meraung-raung. Ibu tak harus selalu menuruti permintaannya, tapi tidak juga langsung menolaknya. Selama permintaan tersebut wajar sesuai kebutuhannya, tak masalah Ibu menurutinya. Triknya, berilah jeda waktu antara saat anak meminta dengan Ibu memenuhi keinginannya. Ini berguna untuk melatih anak menunda keinginannya.
Setelah mengenali ciri-ciri tangisan manipulatif anak, apakah ibu sudah siap untuk menerapkan kiat di atas?