Semua Ibu pasti menginginkan tumbuh kembang Buah Hati yang sehat sejak dalam kandungan hingga kelak dewasa nanti. Namun sayangnya, ada banyak faktor risiko cerebral palsy yang bisa saja terjadi pada periode prenatal, perinatal, dan postnatal. Apa itu cerebral palsy dan apa faktor risikonya?
Apa Itu Cerebral Palsy?
Cerebral palsy adalah gangguan pada gerakan dan tonus otot atau postur tubuh akibat kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang, serta terjadi sebelum Buah Hati lahir. Namun dalam kondisi lain, faktor penyebab cerebral palsy juga bisa terjadi pada proses persalinan maupun sesudah Buah Hati lahir.
Dilansir dari website Mitra Keluarga , ada 4 jenis cerebral palsy, yaitu:
- Dyskinetic cerebral palsy, otot-otot terlalu kencang atau terlalu kendur, sehingga gerakan tubuh tidak terkendali.
- Spastic cerebral palsy, Buah Hati mengalami kesulitan bergerak karena ototnya kaku dan kencang.
- Ataxic cerebral palsy, terjadi masalah keseimbangan dan koordinasi yang mengakibatkan tremor, gerakan kikuk, atau keseimbangan tubuh yang buruk.
- Cerebral palsy campuran, terjadi karena adanya beberapa jenis cerebral palsy yang dialami Buah Hati sekaligus.
Penyebab Cerebral Palsy
Cerebral palsy atau lumpuh otak terjadi karena adanya kegagalan perkembangan otak, kerusakan pada otak yang sedang berkembang, atau adanya perkembangan abnormal pada otak.
Gangguan perkembangan otak ini memang lebih sering terjadi ketika Buah Hati dalam kandungan (masa kehamilan). Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pula saat proses persalinan atau setelah Buah Hati lahir, yaitu pada tahun pertama kehidupan Buah Hati.
Beberapa penyebab cerebral palsy, di antaranya:
- Ibu mengalami infeksi di masa kehamilan yang mempengaruhi perkembangan Buah Hati dalam kandungan. Misalnya, herpes, toksoplasmosis, cacar air, rubella, sifilis, atau mengalami infeksi cytomegalovirus.
- Terjadi mutasi genetik yang mengakibatkan perkembangan abnormal pada otak.
- Buah Hati mengalami stroke dalam kandungan dan mengakibatkan pasokan oksigen ke otaknya mengalami gangguan.
- Terjadi pendarahan otak. Bisa terjadi saat Buah Hati masih dalam kandungan atau setelah Buah Hati lahir.
- Adanya perbedaan rhesus golongan darah antara Ibu dan Buah Hati.
- Cidera kepala traumatis atau pernah terjadi benturan keras pada bagian kepala.
- Otak kekurangan oksigen saat melalui proses persalinan yang sulit.
Faktor Risiko Cerebral Palsy
Selain berbagai penyebab terjadinya cerebral palsy, ada pula faktor-faktor yang meningkatkan risiko cerebral palsy, seperti:
1. Kesehatan Ibu Hamil
Penting memperhatikan kesehatan yang terjaga baik selama masa kehamilan, mengingat kesehatan Ibu akan berpengaruh besar bagi perkembangan Buah Hati dalam kandungan. Itu sebabnya, Ibu hamil perlu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter kandungan dan mengonsumsi makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu dan Buah Hati. Hal ini karena Ibu hamil rentan terhadap beberapa infeksi yang berpotensi menyebabkan cerebral palsy. Beberapa infeksi yang perlu diwaspadai Ibu hamil, antara lain:
- Campak Jerman/rubella.
- Sipilis: infeksi yang disebabkan bakteri menular seksual.
- Zika: infeksi yang menyebar dari gigitan nyamuk dan berpotensi mempengaruhi perkembangan otak Buah Hati dalam kandungan.
- Sitomegalovirus: infeksi virus yang bisa menyebabkan cacat lahir.
- Herpes: infeksi yang mempengaruhi plasenta dan rahim. Biasanya ditularkan Ibu ke Buah Hati selama masa kehamilan.
- Toksoplasmosis: infeksi akibat parasit yang ditemukan pada kotoran kucing, makanan, maupun tanah, yang secara tak sengaja masuk ke tubuh, dan mempengaruhi perkembangan otak Buah Hati dalam kandungan.
- Kondisi lain yang mempengaruhi kesehatan Ibu hamil, seperti terpapar metil merkuri, mengalami preeklamsia (peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urin), kejang, atau mengalami gangguan tiroid.
2. Penyakit yang Diderita Buah Hati
Beberapa jenis penyakit yang bisa saja diderita Buah Hati dan meningkatkan faktor risiko terjadinya cerebral palsy, misalnya:
- Ensefalitis virus dan bakteri meningitis: virus penyebab peradangan pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
- Penyakit kuning yang tidak ditangani dengan baik.
- Terjadi perdarahan di otak karena Buah Hati pernah mengalami stroke saat dalam kandungan atau pada masa awal kehidupan Buah Hati akibat kekurangan asupan oksigen.
Faktor Kehamilan dan Kelahiran
Cerebral palsy juga bisa terjadi akibat adanya faktor kehamilan dan kelahiran, seperti:
- Risiko cerebral palsy meningkat dalam kehamilan kembar karena jumlah Buah Hati dalam kandungan lebih dari satu. Otomatis mereka harus berbagi rahim dan berbagi asupan nutrisi yang membuat Buah Hati berpotensi memiliki berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur.
- Buah Hati lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg.
- Buah Hati yang lahir prematur juga memiliki kemungkinan terkena cerebral palsy akibat otak yang belum berkembang sempurna.
- Masalah yang terjadi pada proses melahirkan, misalnya terjadi komplikasi persalinan, bisa menjadi faktor risiko terjadinya cerebral palsy.
Gejala Cerebral Palsy
1. Gejala pada Gerakan dan Koordinasi
- Buah Hati mengalami ataksia (kurangnya keseimbangan dan koordinasi otot).
- Otot kaku atau sebaliknya lentur berlebihan.
- Gerakan tak sadar, gerakan berulang yang tak disadari, atau tremor.
- Merangkak dengan hanya menyeret satu kaki.
- Kesulitan berjalan atau memiliki gaya berjalan tidak normal, seperti jalan berjinjit, berjalan dengan menyilangkan lutut, gaya berjalan dengan tungkai terbuka lebar.
- Mengalami gangguan pada keterampilan motorik halus, yang mengakibatkan Buah Hati tampak kesulitan mengambil benda atau peralatan, tidak bisa mengancingkan pakaian, dan sebagainya.
- Kontraktur sendi (sendi kaku).
- Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol.
2. Gejala Saat Bicara dan Makan
- Disartria atau gangguan berbicara.
- Disfagia, Buah Hati mengalami kesulitan menelan.
- Buah Hati terus menerus mengeluarkan air liur.
- Buah Hati mengalami kesulitan saat mengisap atau mengunyah.
- Mengalami keterlambatan bicara, kesulitan belajar, dan cacat intelektual.
- Gangguan tumbuh kembang, misalnya terlambat untuk bisa duduk atau merangkak.
3. Mengalami Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada umumnya, penderita cerebral palsy sudah menunjukkan berbagai gejala yang berkaitan dengan tumbuh kembangnya. Beberapa gejala tersebut, seperti:
- Gangguan belajar dan gangguan kecerdasan.
- Pertumbuhan anggota tubuh yang lebih kecil dari ukuran seharusnya.
- Mengalami keterlambatan kemampuan gerak. Misalnya, terlambat bisa berguling, duduk, atau merangkak.
4. Mengalami Gangguan Sistem Saraf
Akibat terjadinya kerusakan pada otak atau gangguan perkembangan otak yang tidak optimal, sudah tentu akan mempengaruhi sistem saraf. Beberapa gangguan sistem saraf, misalnya:
- Gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Menunjukkan gejala gangguan emosional dan perilaku.
- Sering mengalami kejang (epilepsi).
- Kurang respons terhadap sentuhan atau rasa nyeri.
- Mengalami inkontinensia urine (tidak mampu menahan buang air kecil)
Pengobatan Cerebral Palsy
Hingga hari ini, belum ada penelitian yang menemukan sistem pengobatan untuk menyembuhkan cerebral palsy. Artinya, penderita mau tidak mau membutuhkan perawatan seumur hidup. Meski begitu, sudah banyak tersedia pilihan perawatan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan penderita untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Semakin dini terapi dan perawatan yang Ibu lakukan bagi Buah Hati, semakin mudah bagi Ibu untuk mempersiapkan Buah Hati menjalani kehidupannya dengan lebih mandiri.
Pencegahan Cerebral Palsy
Karena cerebral palsy belum ada obatnya dan butuh perawatan seumur hidup, Ibu perlu mengambil berbagai langkah pencegahan cerebral palsy. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Mendapatkan vaksinasi sebelum hamil, terutama vaksinasi untuk mencegah infeksi yang bisa menyebabkan kerusakan otak. Misalnya, vaksinasi rubella.
- Kunjungi dokter dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mencegah cerebral palsy, seperti: memantau berat badan Buah Hati dalam kandungan agar tidak mengalami berat badan lahir rendah, mencegah terjadinya infeksi, serta mencegah kelahiran prematur.
- Pastikan menjaga kesehatan, baik sebelum masa kehamilan, sepanjang masa hamil, dan selama proses menyusui.
- Pastikan Ibu tidak terpapar zat-zat berbahaya dan beracun, obat terlarang, alkohol, asap rokok, serta menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan Ibu dan Buah Hati saat masa kehamilan sangat penting untuk menghindari berbagai gangguan yang mungkin terjadi.
Lengkapi kebutuhan nutrisi Ibu saat hamil dengan mengkonsumsi susu yang mengandung nutrisi lengkap seperti PRENAGEN mommy. Cari tahu lebih lanjut tentang PRENAGEN mommy: Perbedaan PRENAGEN mommy 1 dan 2.