Jika Ibu sering mengalami kontraksi, tapi belum ada tanda melahirkan lainnya yang Ibu rasakan, maka mungkin ini merupakan kontraksi palsu (Braxton Hicks). Ada beragam penyebab kontraksi palsu yang terus-menerus dan menyakitkan, mulai dari dehidrasi hingga gerakan janin di dalam perut Ibu.
Pada saat mengalami kontraksi palsu, perut Ibu akan terasa lebih kencang. Namun, kontraksi ini juga bisa terasa seperti perut kram atau nyeri ringan.
Kontraksi palsu umumnya dapat terjadi sejak bulan ke-6 kehamilan. Sebetulnya, kontraksi ini merupakan cara tubuh mempersiapkan persalinan yang sebenarnya, namun tidak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.
Kontraksi palsu bisa dirasakan mulai trimester kedua, namun seringkali dialami pada trimester ketiga. Ketika kontraksi palsu terjadi, otot-otot rahim mengencang selama kurang lebih 30-60 detik.
Menurut American Pregnancy Association, penyebab kontraksi palsu ialah otot-otot rahim yang menjadi mengencang, sehingga meningkatkan aliran darah ke plasenta. Namun, leher rahimnya tidak melebar, sehingga tidak akan timbul persalinan.
Beberapa pemicu kontraksi palsu atau Braxton-Hicks, yakni sebagai berikut:
Namun, penyebab yang paling sering dari kontraksi palsu umumnya ialah dehidrasi.
Salah satu penyebab sering kontraksi tanpa tanda melahirkan ini ialah dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan cairan, maka volume cairan tubuh akan terpengaruh, sehingga mempengaruhi elektrolit pada organ rahim. Rahim akan terpicu untuk berkontraksi.
Ibu perlu memahami bahwa jika Ibu terus-menerus dehidrasi, maka cairan ketuban Ibu dapat berkurang. Padahal cairan ketuban ini menjaga janin untuk tetap sejahtera dalam rahim Ibu. Jika dehidrasi ini terjadi ketika janin belum matang, dan cairan ketuban terus-menerus berkurang, maka kontraksi palsu ini dapat menjadi kontraksi asli, sehingga Ibu dapat bersalin sebelum waktunya.
Karenanya, Ibu perlu menjaga tubuh supaya tetap terhidrasi. Caranya, Ibu perlu mengonsumsi air putih dengan cukup setiap harinya. Konsumsi yang dianggap cukup ini antara 8-12 gelas.
Banyak bumil yang cenderung bingung atau sulit membedakan ciri-ciri kontraksi palsu saat hamil 9 bulan atau kontraksi palsu 8 bulan. Namun Ibu tidak perlu khawatir, sejatinya kontraksi palsu membuat rahim jadi mengencang, akibatnya daerah perut bagian bawah kram dan mengalami sensasi meremas. Setelah itu, otot perut kembali rileks. Tidak seperti kontraksi asli jelang persalinan, kontraksi palsu tidak teratur dan menimbulkan rasa tak nyaman. Menurut babycenter, beberapa bumil bahkan mengatakan kontraksi palsu seperti kram menstruasi ringan, atau perubahan bentuk perut saat kontraksi berlangsung.
Gejala khas kontraksi palsu yang perlu Ibu ketahui, yaitu tidak memiliki pola yang teratur, bervariasi dalam intensitas dimana bisa terjadi berkurang atau lebih kuat, tidak nyaman dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, serta mungkin berhenti ketika ibu bergerak atau mengubah posisi. Perlu Ibu ingat ciri-ciri kontraksi palsu ini mungkin tidak semua dialami, apabila sesuatu yang Ibu khawatirkan bisa menemui bidan atau dokter spesialis kandungan.
Apakah perut kencang dan keras juga tanda-tanda kontraksi palsu pada kehamilan trimester 2 dan 3? Yuk, baca penjelasannya di sini: Perut Kencang dan Keras Saat Hamil, Apakah Berbahaya?
Ini dia poin yang wajib Ibu simak sehingga tidak panik terlebih dahulu. Terkadang Ibu bisa menjadi khawatir karena kontraksi palsu yang menyakitkan. Untuk itu, simak perbedaan kontraksi palsu dan kontraksi asli jelang persalinan berikut ini:
Tahukah Bu, kalau salah satu penyebab kontraksi palsu adalah jnin yang sudah masuk panggul? Untuk lebih jelasnya, simak artikel berikut yuk: Ibu Wajib Tahu. Ini 8 Ciri Gerakan Janin Sudah Masuk Panggul
Setelah Ibu sudah tahu penyebab, ciri-ciri dan perbedaan kontraksi palsu, sebaiknya Ibu lakukan beberapa cara berikut ini untuk mengatasinya.
Ciri-ciri kontraksi palsu yang dialami Ibu bisa berbeda dengan Ibu lainnya. Oleh karena itu, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat apabila Ibu mengalami hal berikut ini:
Namun apabila Ibu sudah melewati kehamilan 37 minggu, segera ke fasilitas terdekat jika air ketuban pecah bahkan jika Ibu tidak mengalami kontraksi, pendarahan vagina lebih dari sekedar bercak, kontraksi terjadi dalam lima menit per jam atau kurang, rasa yang konstan, serta gerakan bayi berkurang. Namun, jika Ibu tidak mengalami kontraksi sama sekali menjelang persalinan, Ibu bisa merangsang kontraksi secara mandiri. Untuk mengetahui cara merangsang kontraksi, abaca artikel berikut yuk: 7 Cara Merangsang Kontraksi Agar Bayi Cepat Lahir