Masa kehamilan adalah periode yang menuntut kecukupan nutrisi yang optimal untuk mendukung pertumbuhan janin dan menjaga kesehatan ibu. Salah satu mineral yang memiliki peran penting selama kehamilan adalah zat besi. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan berbagai risiko, termasuk anemia yang dapat berdampak pada ibu dan bayi yang sedang berkembang. Oleh karena itu, pemenuhan zat besi menjadi prioritas dalam menjaga kehamilan yang sehat.
Zat besi memiliki fungsi utama dalam produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Selama kehamilan, kebutuhan oksigen meningkat, yang berarti tubuh memerlukan lebih banyak zat besi untuk memastikan aliran oksigen ke organ-organ vital ibu dan janin berjalan dengan baik.
Jika tubuh ibu kekurangan zat besi, suplai oksigen yang diperlukan janin bisa terhambat, yang dapat menyebabkan pertumbuhan yang kurang optimal. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah serta komplikasi selama persalinan. Selain itu, ibu yang mengalami defisiensi zat besi lebih rentan mengalami kelelahan, pusing, dan daya tahan tubuh yang menurun.
Sejak awal kehamilan, tubuh mulai meningkatkan produksi darah untuk mencukupi kebutuhan janin yang sedang berkembang. Pada trimester pertama, kebutuhan zat besi ibu hamil masih tergolong rendah, tetapi akan meningkat drastis pada trimester kedua dan ketiga karena janin yang terus tumbuh serta meningkatnya volume darah ibu.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ibu hamil membutuhkan sekitar 8 mg zat besi per hari pada trimester pertama, yang kemudian meningkat menjadi 17 mg per hari pada trimester kedua, dan mencapai 26 mg per hari pada trimester ketiga. Pemenuhan kebutuhan ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang kaya zat besi maupun suplemen yang direkomendasikan oleh dokter.
Agar kebutuhan zat besi tercukupi, ibu hamil dapat mengandalkan berbagai jenis makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi. Daging merah seperti sapi dan kambing merupakan sumber zat besi heme yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu, hati ayam juga dikenal memiliki kandungan zat besi yang sangat tinggi, meskipun konsumsinya perlu dibatasi karena mengandung vitamin A dalam jumlah besar.
Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli juga menjadi pilihan yang baik, terutama jika dikombinasikan dengan sumber vitamin C seperti jeruk atau tomat untuk meningkatkan penyerapannya. Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti kacang almond, lentil, serta biji chia, juga memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi serta bermanfaat bagi pencernaan karena kaya serat.
Buah-buahan seperti kurma, stroberi, apel, dan semangka juga memberikan manfaat tambahan karena selain mengandung zat besi, juga kaya akan antioksidan yang mendukung daya tahan tubuh ibu selama kehamilan. Untuk informasi selengkapnya tentang kandungan nutrisi dan manfaat buah semangka, baca di sini ya: 15 Manfaat Semangka untuk Kesehatan, Kaya Nutrisi.
Selain makanan, susu khusus ibu hamil juga bisa menjadi sumber tambahan zat besi. Susu hamil seperti PRENAGEN Mommy mengandung zat besi yang cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan harian ibu, serta diperkaya dengan protein dan kalsium untuk mendukung kesehatan tulang ibu dan janin.
Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan lebih efektif, beberapa hal perlu diperhatikan dalam pola konsumsi sehari-hari. Makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, kiwi, dan tomat dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Sebaliknya, beberapa zat seperti kalsium dalam jumlah besar, serta tanin yang terdapat dalam teh dan kopi, dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan sumber zat besi.
Selain itu, konsumsi protein juga penting karena membantu tubuh menyimpan zat besi dengan lebih baik. Protein yang berasal dari makanan seperti daging, ikan, serta susu kehamilan berperan dalam pembentukan hemoglobin yang berfungsi dalam distribusi oksigen ke seluruh tubuh.
Ketika kebutuhan zat besi tidak terpenuhi, ibu hamil lebih berisiko mengalami anemia, yang ditandai dengan rasa lelah yang berlebihan, pusing, serta kesulitan berkonsentrasi. Kekurangan zat besi dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko perdarahan berlebih saat persalinan, yang berpotensi membahayakan kondisi ibu.
Bagi janin, kekurangan zat besi dapat berdampak pada pertumbuhan yang terhambat dan risiko kelahiran prematur. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan kadar zat besi rendah memiliki kemungkinan mengalami defisiensi zat besi pada bulan-bulan pertama kehidupannya, yang dapat memengaruhi perkembangan otaknya.
Jika ibu mengalami gejala seperti sering merasa lemas, mudah lelah, atau mengalami kulit yang terlihat lebih pucat, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah perlu diberikan suplemen zat besi tambahan. Ketahui selengkapnya apa saja ciri-ciri anemia pada ibu hamil di sini: Ciri-ciri Anemia pada Ibu Hamil yang Harus Diwaspadai.
Zat besi bukan satu-satunya nutrisi yang perlu diperhatikan selama kehamilan. Ibu hamil juga perlu memastikan asupan nutrisi lain seperti asam folat, kalsium, serta vitamin D untuk mendukung tumbuh kembang janin secara optimal. Makanan yang seimbang dengan kombinasi protein, serat, dan lemak sehat akan membantu memastikan kehamilan yang lebih sehat.
Untuk ibu yang ingin memastikan kebutuhan zat besi tercukupi dengan mudah, mengonsumsi susu kehamilan dapat menjadi pilihan yang tepat. PRENAGEN Mommy tidak hanya mengandung zat besi yang cukup, tetapi juga diperkaya dengan protein, DHA, serta kalsium yang penting bagi ibu dan janin. Konsumsi susu hamil secara rutin dapat menjadi pelengkap dari asupan makanan sehari-hari.
Dengan memperhatikan asupan zat besi dan nutrisi lainnya, ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan lebih sehat dan nyaman, sekaligus memberikan kondisi terbaik bagi pertumbuhan bayi dalam kandungan.
Selain mineral ini, selama masa kehamilan, Ibu masih banyak membutuhkan nutrisi lainnya loh, Bu. Yuk, lihat nutrisi-nutrisi tersebut di sini: Nutrisi Wajib Ibu Hamil untuk Tumbuh Kembang Janin