Memasuki usia 4 hingga 6 bulan, akan ada fase dimana bayi akan suka menggigit sesuatu yang ada di sekitarnya. Mulai dari jarinya sendiri, benda di sekitarnya, hingga puting ibu saat menyusu. Hal ini memang wajar terjadi karena pada usia ini gigi bayi mulai tumbuh sehingga mengakibatkan gusi gatal.
Selain gusi gatal, beberapa bayi juga akan mengalami demam serta rewel. Ia pun akan mencari sesuatu yang dapat menyamarkan rasa tidak nyaman di daerah gigi beserta gusinya. Salah satu caranya adalah dengan menggigit sesuatu.
Jika hal ini terjadi, Ibu dapat mempertimbangkan untuk memberikan teether pada bayi. Teether berfungsi sebagai mainan sekaligus merangsang pertumbuhan gigi bayi. Tentunya dengan pemilihan bahan teether yang tepat, penggunaan teether untuk bayi tergolong aman.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai teether beserta manfaat dan tips pembeliannya? Simak ulasan berikut ini, Bu.
Teether merupakan alat yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan gigi bayi. Teether dapat digigit oleh bayi dan dimasukkan ke dalam mulut bayi. Alat ini dapat juga dijadikan sebagai mainan yang digenggam atau diraih oleh bayi. Teether yang dapat digenggam mampu melatih dan meningkatkan kemampuan motorik bayi.
Dilihat dari sisi kesehatan, penggunaan teether untuk bayi justru dianjurkan. Terdapat manfaat teether yang penting untuk perkembangan bayi.
Beberapa manfaat teether untuk bayi antara lain:
Waktu yang paling tepat untuk memberikan teether pada bayi adalah ketika bayi merasakan gejala tumbuh gigi. Gejala ini menunjukkan tanda bahwa fase perkembangan oromotor atau otot di area mulut serta pencernaan bayi sedang terjadi. Gejala ini dapat mengganggu kenyamanan bayi.
Umumnya, hal ini terjadi ketika bayi berumur 4 hingga 6 bulan. Disinilah waktu penggunaan teether yang paling tepat. Namun tentu saja usia tersebut tidaklah mutlak, tergantung dari pertumbuhan masing-masing anak.
Yang jelas penggunaan teether disarankan untuk bayi yang telah merasakan tanda atau gejala tumbuh gigi. Gejala tersebut antara lain:
Seperti yang telah dijelaskan diatas, teether aman dan dianjurkan untuk bayi. Asalkan terbuat dari bahan yang aman. Terdapat syarat khusus mengenai standar keamanan teether. Perhatikan kualitas bahan yang digunakan, pastikan juga teether tidak beracun dan tidak berbau.
Standar keamanan teether meliputi:
Selain itu, pastikan teether tidak terbuat dari bahan yang beracun dan berbau. Pastikan juga teether dapat menahan suhu -40 derajat celcius hingga 200 derajat celcius. Jika terdapat tanda kebocoran pada teether, tetap waspada ya, Bu!
Tidak semua produk teether aman untuk bayi. Studi dalam British Dental Journal mengungkapkan bahwa terdapat 14 produk teether yang berbahaya bagi bayi. Dari semua produk tersebut, ditemukan teether yang mengandung sukrosa, alkohol, anestesi serta BPA.
Produk teether yang mengandung sukrosa dapat meningkatkan resiko kerusakan pada gigi bayi. Hal ini dikarenakan pemakaian teether bayi yang berulang-ulang. Selain itu, alkohol juga rentan menyebabkan kualitas tidur bayi menurun dan berbahaya jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Sedangkan anestesi dan BPA berpotensi menyebabkan kanker perut.
Untuk itulah diperlukan tindakan yang selektif dalam memilih teether bayi yang benar-benar aman dan efektif untuk bayi. Pastikan kandungannya tidak berbahaya ya, Bu!
Melihat manfaat serta bahaya teether jika tidak dipilih dengan tepat, tentunya Ibu membutuhkan tips yang aman dalam membeli teether agar tidak membahayakan bayi. Apa saja?
Baca Juga: Wajib Tahu! Cara Membersihkan Telinga Bayi Bagian Dalam yang Bau, Kering, dan Tersumbat
Itulah beberapa hal mengenai teether yang sebaiknya Ibu tahu. Dengan memperhatikan ulasan serta tips diatas, tentunya Ibu akan lebih bijak dalam menentukan penggunaan teether untuk bayi. Ibu juga akan lebih selektif dalam memilih produk teether yang aman. Jangan asal murah ya, Bu!