Judul artikel : Yuk, Kenali IgE dan Kaitannya dengan Alergi Anak Ibu Keyword: IgE Meta desc: Ternyata reaksi alergi pada anak sangat berkaitan dengan IgE. Apa sih IgE itu dan bagaimana mekanisme kaitannya dengan alergi anak? Yuk simak artikel di bawah ini!
Saat alergi terjadi pada anak, pastinya orang tua akan panik dan mencari tahu tentang alergen yang harus dihindari. Pada kondisi tertentu informasi tentang IgE pun menjadi penting sehingga harus tes IgE di rumah sakit untuk menyembuhkan alergi. Tapi tak banyak yang tahu apa hubungan IgE dengan alergi yang terjadi pada anak. Jadi apa kaitannya IgE yang ada dalam tubuh dengan pemicu alergi pada anak Ibu?
Baca Juga: Bayi Anemia: Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Para orang tua dengan anak yang memiliki alergi tentunya harus paham dengan IgE, yaitu Imunoglobulin E yang sangat berperan pada mekanisme alergi di dalam tubuh. Tugas dari IgE ini adalah menangkap zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan menempel di sel mast. Akhirnya Ige akan menghasilkan zat Histamin yang menyebabkan reaksi alergi. Tapi IgE akan bereaksi jika zat asing yang masuk ke dalam tubuh terjadi secara berkala sehingga reaksi alergi tidak akan terjadi pada saat pertama kali zat tertentu masuk ke dalam tubuh.
Awalnya istilah “alergi” digunakan pertama kali oleh Clemens pada tahun 1906 untuk menyebutkan reaksi seseorang yang berubah bila terpapar dengan bahan yang sama untuk kedua kalinya. Reaksi alergi ini merupakan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai oleh Imunoglobulin E. Alergi bisa mempengaruhi hampir semua jaringan dalam tubuh.
Gejala umum yang timbul biasanya adalah asma, dermatitis atopik, rhinitis alergi, dan juga urtikaria. Alergi makanan seringnya menyerang bayi dan anak-anak, namun asma dan rinitis alergi sering terjadi pada orang dewasa. Singkatnya, alergi merupakan reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat yang masuk ke dalam tubuh.
Setiap orang memiliki pemicu alergi berbeda-beda seperti makanan, suhu udara, debu, atau zat yang terkandung pada produk tertentu. Bisa dibilang setiap orang berbeda jenis alerginya. Ada pula alergi yang bersifat genetik yang diturunkan oleh orang tua ke anaknya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Nebulizer untuk Atasi Masalah Pernapasan Anak
Pada kondisi tertentu, faktor turunan ini memiliki pengaruh yang cukup besar untuk membuat anak memiliki alergi yangs ama seperti orangtuanyan.
Untuk memastikan zat apa yang membuat alergi seseorang, perlu dilakukannya uji sensitivitas oleh tenaga medis dengan cara menyuntikkan beberapa jenis alergen pada kulit. Nantinya kulit akan bereaksi terhadap zat yang dianggap sebagai pemicu alergi tersebut. Zat alergi yang disuntikkan akan direspon oleh IgE dan mengikat alergen di dalam tubuh dengan menghasilkan histamin. Inilah yang membuat gejala reaksi alergi terjadi. Pada umumnya, ada 3 tingkatan gejala reaksi alergi yang biasa terjadi pada seseorang, yaitu:
Salah satu jenis alergi yang kerap dialami anak adalah alergi kulit dengan gejala meliputi kemerahan, gatal, dan timbulnya ruam atau bintik-bintik pada area kulit yang terpapar alergen, baik dari kontak langsung dengan substansi tertentu, paparan alergen udara, atau reaksi terhadap makanan tertentu. Untuk mengatasinya, yuk cari tahu di sini: Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mengatasinya.
Jika tidak ada pemicu alergi, maka IgE tidak akan merespon dan menghasilkan histamin. Bisa dibilang IgE berada dalam kondisi normal. Untuk memastikan bahwa IgE normal, memang perlu dilakukan pemeriksaan khusus oleh tenaga medis. Pemeriksaannya untuk mengukur kadar antibodi imunoglobulin E di dalam darah. Tes ini akan memperlihatkan jumlah antibodi IgE total. Tes ini juga bisa dilakukan untuk menunjukkan tingkat respon IgE terhadap alergen tertentu meski harus ditambah dengan beberapa tes lagi untuk menguatkan hasil sehingga bisa diketahui obat apa yang cocok dikonsumsi untuk jenis alergi yang diderita.
Pada kondisi normal, kadar IgE orang yang tidak memiliki alergi adalah kurang dari 1000 IU/ml. Jadi jika ini adalah parameter untuk memastikan bahwa kadar IgE di dalam tubuh normal atau tinggi.
Pada kondisi tertentu, alergi bisa mengganggu tumbuh kembang anak dengan memicu berbagai penyakit di kemudian hari. Untuk itu mengenali alergi pada anak adalah langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua untuk manajemen alergi anak ke depannya. Dengan mengetahui gejala alergi, maka anak bisa ditangani secara cepat dan tumbuh kembang berjalan optimal.
Alergi yang muncul pada setiap anak tidak lepas dari kadar antibodi IgE yang ada di dalam tubuhnya. Reaksi yang muncul setelah kontak dengan alergen tertentu adalah upaya IgE dalam melakukan pertahanan tubuh. Jika alergi sudah sering terjadi, bisa dipastikan kadar IgE akan tinggi. Kadar antibodi IgE ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik. Tak bisa dipungkiri bahwa faktor keturunan dan bawaan dari orang tua cukup memiliki pengaruh besar pada alergi anak.
Jika salah satu orang tua memiliki alergi, maka anak berpeluang mengalami alergi yang sama sebesar 40%. Namun jika kedua orang tua memiliki alergi, maka peluang alergi diturunkan ke anak mencapai 60%. Persentase ini bisa meningkat hingga 80% jika kedua orang tua memiliki alergi yang sama. Sedangkan faktor lingkungan memiliki persentase 5% menjadi pemicu alergi pada anak.
Secara spesifik, antibodi IgE akan menempel pada sel mast, yaitu sel yang berperan dalam reaksi alergi. Sel mast ini akan pecah dan menimbulkan reaksi alergi jika IgE secara langsung kontak dengan alergen seperti debu, tungau, protein susu sapi, protein telur, atau pemicu lainnya. Gejala yang ditimbulkan seperti gangguan pernapasan asma dan rinitis, diare, muntah, gatal-gatal, gangguan mata, dan sakit kepala. Namun pada setiap orang, gangguan ini berbeda-beda kadarnya sesuai dengan alergi bawaan yang diderita.
Untuk mengetahui kadar IgE dalam tubuh seseorang, maka melakukan cek IgE total adalah solusi yang paling tepat untuk memaksimalkan pengobatan dan tindakan medis selanjutnya. Tujuannya adalah untuk mendeteksi jenis alergen pada seseorang. Ada dua jenis tes IgE total yang sering dilakukan, yaitu tes melalui kulit dan juga melalui darah.
Tes IgE total dengan cara mengambil sampel darah dilakukan jika tes kulit tidak memungkinkan untuk dilakukan. Hal ini biasanya berkaitan dengan sensitivitas kulit seseorang. Pada anak-anak, tes kulit cukup beresiko dibandingkan dengan tes darah. Jika hasil menunjukkan total IgE lebih tinggi dari batas normal, maka bisa jadi orang tersebut memiliki alergi. Namun untuk mendeteksi alergi yang lebih spesifik, maka harus dilakukan tes penunjang.
Baca Juga: Memilih Asupan Vitamin yang Tepat untuk Anak
Kadar IgE sangat berkaitan dengan alergi pada anak Ibu, sehingga ada baiknya melakukan pemeriksaan IgE untuk memastikan alergi apa yang berdampak pada tubuh anak. Dengan memahami cara kerja IgE didalam tubuh dan bagaimana proses terjadinya alergi, maka Ibu bisa lebih siap dalam mengobati alergi pada anak.
Jadi setelah berkenalan dengan IgE serta kaitannya dengan alergi diatas, Ibu sudah bisa menebak bukan mengapa si kecil bisa terkena alergi? Sekali lagi, dengan memahami hal tersebut, Ibu pun bisa menentukan langkah yang tepat dalam mengobati gejala alergi pada anak.