Setelah bayi lahir, dokter atau bidan biasanya akan segera meletakkannya di dada ibu untuk memulai Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Langkah ini bukan hanya membantu bayi mendapatkan ASI pertama yang kaya akan kolostrum, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak. IMD memiliki banyak manfaat yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi dan kesehatan ibu. Memahami cara melakukannya dengan benar serta persiapan yang diperlukan dapat membantu keberhasilan proses ini.
Inisiasi Menyusui Dini adalah proses menyusui yang dilakukan dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Proses ini melibatkan kontak kulit antara ibu dan bayi untuk memudahkan bayi menemukan puting dan mulai menyusu secara alami. Melalui IMD, bayi mendapatkan ASI pertama yang mengandung kolostrum, yaitu cairan kaya antibodi yang berfungsi sebagai sistem perlindungan awal terhadap infeksi dan penyakit. Selain itu, kontak kulit langsung dengan ibu membantu menstabilkan suhu tubuh bayi, mengatur detak jantung, serta memberikan rasa nyaman setelah melalui proses kelahiran.
IMD sebaiknya dilakukan segera setelah bayi lahir, selama ibu dan bayi berada dalam kondisi sehat. Dalam persalinan normal, bayi langsung ditempatkan di dada ibu tanpa dibersihkan terlebih dahulu untuk mempertahankan bakteri baik dari kulit ibu yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan bayi. Dalam beberapa kasus, jika ibu mengalami komplikasi saat melahirkan atau bayi membutuhkan perawatan medis segera, prosedur IMD bisa ditunda atau disesuaikan.
IMD memberikan dampak positif yang signifikan bagi ibu dan bayi, terutama dalam mendukung keberhasilan menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Bayi yang mendapatkan ASI pertama dalam waktu satu jam setelah lahir lebih terlindungi dari risiko infeksi dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik. Kolostrum yang terkandung dalam ASI pertama membantu melapisi saluran pencernaan bayi dan memberikan perlindungan terhadap bakteri serta virus berbahaya.
Selain manfaat bagi bayi, IMD juga berdampak positif terhadap kesehatan ibu. Menyusui segera setelah melahirkan merangsang pelepasan hormon oksitosin yang membantu mempercepat kontraksi rahim, sehingga mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan. Selain itu, stimulasi menyusui sejak dini membantu meningkatkan produksi ASI dan mempercepat adaptasi bayi terhadap proses menyusui.
Proses IMD dimulai dengan meletakkan bayi di dada ibu dalam posisi tengkurap. Bayi dibiarkan merespons secara alami dengan mulai mencari puting dan berusaha menyusu. Perjalanan bayi menuju puting ibu mungkin membutuhkan waktu, dan selama proses ini, bayi akan melakukan beberapa tahap seperti diam sejenak, mulai menggerakkan tangan dan kepala, hingga akhirnya menemukan puting dan mulai menyusu.
Ibu perlu tetap tenang dan membiarkan bayi mengeksplorasi payudara dengan sendirinya. Jika bayi mengalami kesulitan menemukan puting, tenaga medis atau konselor laktasi dapat memberikan bantuan. Penting untuk tidak terburu-buru dalam proses ini, karena setiap bayi memiliki waktu adaptasi yang berbeda. IMD yang berlangsung minimal satu jam memberikan kesempatan terbaik bagi bayi untuk memulai menyusu secara alami.
Keberhasilan IMD bergantung pada beberapa faktor, termasuk kesiapan ibu dan bayi, dukungan tenaga medis, serta kondisi kesehatan setelah persalinan. Bayi yang lahir cukup bulan dengan kondisi sehat umumnya dapat melakukan IMD dengan lancar, sementara bayi yang lahir prematur atau dengan kondisi medis tertentu mungkin memerlukan adaptasi lebih lanjut.
Dukungan tenaga medis sangat berperan dalam keberhasilan IMD, terutama dalam memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya IMD dan teknik menyusui yang benar. Selain itu, lingkungan yang kondusif tanpa gangguan eksternal, seperti prosedur medis yang tidak mendesak, dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu dan bayi.
IMD dianggap berhasil jika bayi dapat menemukan puting dan mulai menyusu dalam satu jam pertama setelah lahir. Bayi yang berhasil menyusu menunjukkan respons yang baik dengan gerakan mengisap yang teratur dan tampak lebih tenang setelahnya. Selain itu, ibu yang tidak mengalami rasa sakit berlebihan selama menyusui pertama kali menandakan bahwa proses latch-on atau perlekatan bayi dengan payudara sudah tepat.
Keberhasilan IMD juga dapat diukur dari peningkatan produksi ASI dalam beberapa hari setelahnya. Jika bayi tampak puas setelah menyusu dan berat badannya bertambah sesuai grafik pertumbuhan, ini menunjukkan bahwa IMD telah memberikan manfaat yang optimal.
Agar IMD berjalan dengan baik, ibu dapat melakukan beberapa persiapan sebelum persalinan. Diskusi dengan dokter atau bidan mengenai rencana persalinan yang mendukung IMD menjadi langkah awal yang penting. Memastikan bahwa rumah sakit atau klinik tempat melahirkan memiliki kebijakan yang mendukung IMD juga perlu dilakukan.
Ibu juga dapat mempelajari teknik menyusui dan perlekatan bayi dengan benar sebelum melahirkan agar lebih percaya diri saat menjalani IMD. Dukungan dari keluarga, terutama pasangan, dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman selama proses ini berlangsung.
IMD bukan hanya sekadar langkah awal dalam menyusui, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan bayi dan keberhasilan menyusui jangka panjang. Dengan memahami manfaatnya serta melakukan persiapan yang tepat, ibu dapat memastikan bahwa bayi mendapatkan ASI pertama yang kaya manfaat, sekaligus membangun ikatan emosional yang kuat sejak awal kehidupannya.
Melakukan IMD membutuhkan kesabaran, dukungan, dan kesempatan bagi ibu dan bayi untuk menjalin hubungan yang baik serta memulai proses menyusui dengan lancar. Dalam hal ini, bantuan dari petugas kesehatan atau konselor laktasi sangatlah penting untuk membantu ibu dan bayi memulai perjalanan menyusui dengan sukses.
Kenali selengkapnya seputar IMD hingga manajemen laktasi yang tepat selama proses menyusui di artikel berikut ini yuk Bu: Bu, Kenali Laktasi Untuk Memperlancar Proses Menyusui, Yuk.
Referensi: