Vaksin adalah substansi yang mengandung fragmen dari patogen (seperti virus atau bakteri) atau bahan yang menyerupai patogen tersebut. Tujuan pemberian vaksin (imunisasi) adalah untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan patogen yang sebenarnya jika terjadi paparan di masa mendatang.
Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar vaksin bekerja dengan optimal dan mengurangi risiko efek samping. Yuk, ketahui apa saja pantangan setelah vaksin berikut ini!
Setelah anak mendapatkan vaksinasi, terdapat beberapa hal yang biasanya disarankan untuk diperhatikan atau dihindari agar meminimalkan kemungkinan efek samping dan memaksimalkan manfaat vaksinasi:
Sebaiknya hindari aktivitas fisik yang terlalu berat atau kegiatan yang menguras energi dalam beberapa jam setelah vaksinasi. Ini dapat membantu mencegah rasa lelah atau ketidaknyamanan yang mungkin timbul setelah vaksinasi.
Jika anak mengalami reaksi setelah vaksinasi seperti demam ringan atau rasa tidak nyaman, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat penurun demam atau obat tertentu lainnya.
Hindari mandi air panas, berendam di bak mandi air panas, atau berada di lingkungan yang terlalu panas dalam beberapa jam setelah vaksinasi. Suhu yang tinggi bisa membuat efek samping vaksinasi menjadi lebih tidak nyaman.
Disarankan untuk tidak menekan atau menggosok area di sekitar tempat suntikan setelah vaksinasi guna menghindari iritasi atau peradangan yang mungkin terjadi.
Sebaiknya hindari memberikan obat penurun demam atau obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Penggunaan obat-obatan ini setelah vaksinasi perlu memperhatikan dosis dan anjuran medis.
Penggunaan obat atau suplemen yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh perlu diperhatikan. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan atau mengonsumsi suplemen yang mengklaim memperkuat sistem kekebalan tubuh setelah vaksinasi.
Itulah beberapa larangan setelah vaksin anak yang perlu Ibu tahu. Semua larangan ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan efek samping yang dapat timbul atau meminimalisir gangguan pada respons tubuh anak terhadap vaksinasi.
Setelah mendapatkan vaksinasi, beberapa efek samping yang umumnya terjadi adalah:
Efek samping ini umumnya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika terjadi reaksi yang berat atau berkepanjangan, seperti reaksi alergi serius atau gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau dokter untuk mendapatkan bantuan atau saran lebih lanjut.
Vaksinasi untuk anak mencakup berbagai jenis vaksin yang diberikan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit menular. Beberapa jenis vaksinasi yang umum diberikan pada anak-anak termasuk:
Pemberian vaksinasi untuk anak-anak disesuaikan dengan jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan setempat, seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) atau departemen kesehatan di setiap negara. Ini membantu melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi sejak dini.
Bila Ibu tidak memberikan vaksinasi polio kepada anak sejak dini, anak Ibu akan beresiko terkena penyakit tersebut tentunya yang dapat beresiko pula bagi anak Ibu mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh penyakit tersebut.
Pada umumnya Ibu sudah dapat memberikan vaksin polio setelah anak Ibu lahir. Namun Ibu perlu memberikan lagi vaksin tersebut ketika anak Ibu berusia 2, 4, 6, dan juga 15 bulan serta 5 tahun. Pastinya kesehatan anak nomor 1 bukan? Jadi, jangan sampai melewatkan jadwal imunisasi anak, Bu. Lihat lagi jadwalnya di sini: Catat, Ini Jenis dan Jadwal Imunisasi Bayi.
Referensi: