KB yang aman untuk busui tidak hanya terbatas pada suntikan loh. Ibu juga dapat memilih IUD maupun implan yang dirancang untuk ibu menyusui sebagai alternatif untuk mengatur jarak kehamilan.
Yang menarik, banyak alat KB dibuat untuk ibu menyusui dan tidak membuat gemuk. Penasaran dan ingin tahu informasinya lebih lanjut? Yuk, baca uraian di bawah ini.
Berikut ini jenis-jenis KB yang aman untuk ibu menyusui. Pilihannya pun beragam, mulai dari IUD, KB suntik 3 bulan, pil KB, implan, dan lain-lain.
Umumnya KB suntik yang cukup populer dan banyak digunakan adalah KB suntik tiga bulan. Proses KB suntik ini dilakukan dengan memasukkan hormon progresteron buatan ke bagian lengan atau pantat lewat jarum suntik. Hormon progresteron sendiri merupakan jenis hormon yang biasa diproduksi oleh tubuh wanita saat sedang haid.
Umumnya, suntik KB yang aman untuk busui dilakukan tiap 12 minggu atau per 3 bulan secara teratur.
Awalnya, pil KB diproduksi dengan menggabungkan kandungan progesteron dan estrogen. Gabungan ini dirancang untuk mencegah ovarium (atau indung telur) agar tidak sampai memproduksi sel telur. Namun, pil KB seperti ini dianggap dapat mengurangi produksi ASI, sehingga dianggap merugikan bagi ibu menyusui.
Kemudian diciptakanlah pil seperti Pil KB Andalan Laktasi yang mengandung hormon progesteron saja, sehingga aman untuk ibu menyusui.
Jika Ibu memilih untuk mengonsumsi pil KB, maka pil KB tersebut harus rutin diminum setiap hari pada jam yang sama persis. Apabila hal ini dilanggar, maka Ibu tidak boleh berhubungan intim terlebih dulu minimal 2 hari, supaya tidak sampai menjadi hamil.
Proses KB IUD dilakukan dengan cara memasang sebuah alat kontrasepsi berbentuk huruf T ke dalam rahim dengan menyisakan sedikit benang di bagian vagina sebagai penanda. Jenis KB ini terbagi menjadi dua macam yaitu KB spiral dan KB tembaga. Jika KB spiral mengandung progrestin, maka KB tembaga bersifat non hormonal dan mengandung spermisida.
Alat ini berbentuk tabung yang mirip dengan korek api dan dimasukkan ke area lengan atas, tepatnya di bawah kulit. Cara kerjanya berupa melepaskan hormon progesteron ke dalam darah, sehingga nantinya hormon ini akan mencegah Ibu melepaskan sel telur.
Selain itu, kalaupun sel telur Ibu sampai berhasil lepas dan bertemu sperma Ayah di dalam rahim, maka hormon ini akan membuat rahim menjadi tipis. Akibatnya, rahim tidak akan mampu menampung bakal janin yang dihasilkan dari sel telur Ibu dan sperma Ayah, sehingga Ibu tidak terjadi kehamilan.
KB implan ini dapat efektif mencegah kehamilan Ibu hingga 3 tahun. Namun setelahnya, implan ini tidak efektif lagi.
Selain opsi-opsi di atas, pilihan KB yang bagus untuk ibu menyusui lainnya bisa dengan menggunakan kondom, kontrasepsi diafragma, dan amenore laktasi.
Masih banyak orang yang mengabaikan dan tidak mau melakukan KB karena kurangnya pengetahuan. Selain itu, banyak berhembus kabar yang menyatakan bahwa melakukan KB punya efek samping yang negatif, salah satunya bikin badan gemuk.
Padahal, tidak semua alat KB membuat badan menjadi gemuk. Alat-alat KB yang telah dijelaskan di atas tidak membuat gemuk selama hanya mengandung hormon-hormon progesteron atau progestin, tanpa mengandung estrogen. Sebab, estrogenlah yang memiliki efek meningkatkan berat badan, bukan progesteron ataupun progestin.
Lagipula, banyak manfaat melakukan KB bagi wanita setelah melahirkan. Antara lain:
Selain itu, KB juga penting untuk menjaga jarak kehamilan guna memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya dan mempersiapkan kesehatan optimal sebelum memasuki kehamilan berikutnya. Ini juga membantu mengurangi risiko komplikasi serta memastikan kesejahteraan Ibu dan bayi di masa depan. Mari baca selengkapnya di sini: Jarak Kehamilan Ideal antara Anak Pertama dan Anak Kedua.
Yuk segera pilih kontrasepsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan Ibu dan memiliki keluarga yang berkualitas melalui program KB.