Mengalami mual muntah saat hamil merupakan hal yang normal. Namun jika mual muntah parah dan terjadi lebih dari tiga kali sehari, ada kemungkinan ibu mengalami hiperemesis gravidarum. Kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan dehidrasi pada ibu hamil, serta ketidakseimbangan mineral dalam tubuh. Hal ini terjadi karena elektrolit di dalam tubuh menurun, sehingga Ibu akan merasa pusing, lemas, dan juga terjadi perubahan tekanan darah.
Jika kondisinya semakin parah, Ibu harus menjalani bedrest karena otot-otot mulai melemah, mual secara terus menerus, serta tidak nafsu makan yang berujung pada malnutrisi. Untuk mengetahui gejala, penyebab, diagnosis, dan cara mengatasinya, baca artikel ini sampai habis ya, Bu.
Selain mual muntah parah dan terjadi lebih dari 3-4 kali sehari, penderita juga dapat mengalami beberapa kondisi berikut:
Gejala ini biasanya muncul sekitar minggu ke-4 hingga ke-6 kehamilan dan mulai mereda pada usia kehamilan sekitar minggu ke-14 hingga ke-20.
Ada mitos yang menyatakan bahwa ciri-ciri hamil anak perempuan adalah Ibu hamil mengalami gejala morning sickness yang parah. Namun, benarkah itu? Temukan jawabannya di sini, Bu: Ciri-ciri Hamil Anak Perempuan yang Sering Dipercaya.
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada beberapa faktor risiko yang mungkin berperan dalam perkembangan kondisi ini, di antaranya:
Salah satu faktor utama adalah perubahan hormonal selama kehamilan, terutama peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadotropin). Tingkat hormon ini dapat sangat tinggi pada awal kehamilan dan dapat memengaruhi sistem pencernaan, memicu mual dan muntah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam hiperemesis gravidarum. Jika seorang wanita memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini, faktor risiko hiperemesis bisa lebih tinggi.
Jika seorang wanita pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan pertama, risiko untuk mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya juga lebih tinggi.
Kehamilan dengan bayi kembar atau lebih bisa meningkatkan risiko hiperemesis gravidarum karena tingkat hormon kehamilan cenderung lebih tinggi dalam kasus ini.
Beberapa penelitian juga telah menghubungkan faktor stres dan psikologis dengan hiperemesis gravidarum, meskipun hubungan ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Potensi mengalami hiperemesis gravidarum akan lebih besar ketika ibu memiliki beberapa hal berikut ini:
Mengutip dari OJS UNUD, diagnosis hiperemesis gravidarum dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis meliputi pengumpulan informasi mengenai amenorea, tanda kehamilan muda, serta gejala mual dan muntah yang berlebihan. Pasien juga ditanya apakah gejala tersebut dipicu oleh jenis makanan tertentu dan seberapa besar gangguannya terhadap aktivitas sehari-hari.
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menilai kondisi umum pasien, tanda-tanda vital, tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan tiroid dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Sedangkan pemeriksaan penunjang mencakup tes darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG, analisis gas darah, serta tes fungsi hati dan ginjal. Pada kasus yang dicurigai hipertiroid, dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4.
Hiperemesis gravidarum umumnya akan mereda setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, kondisi ini masih terjadi selama kehamilan, tetapi dengan tingkatan yang lebih ringan. Setelah melahirkan, gejala ini akan menghilang sepenuhnya.
Namun, Ibu juga bisa melakukan perawatan yang ditangani langsung oleh dokter. Tujuan untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah berlebihan, memenuhi kebutuhan nutrisi, mencegah gejala dehidrasi bertambah parah, dan mengembalikan nafsu makan.
Dokter akan memberi pengobatan sesuai dengan tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan ibu hamil. Pengobatan hiperemesis gravidarum secara umum:
Untuk mengatasi dehidrasi yang seringkali terjadi akibat muntah berlebihan, dokter dapat memberikan cairan intravena. Ini membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan memberikan obat dan nutrisi melalui infus.
Dokter dapat meresepkan obat anti-muntah untuk membantu mengurangi mual dan muntah. Obat ini dapat membantu Anda makan dan minum dengan lebih baik.
Untuk mengurangi gejala semantara dan agar Ibu dapat makan tanpa mual, Ibu dapat mempertimbangkan obat mual alami berikut ini: Pilihan Obat Mual Alami untuk Ibu Hamil.
Umumnya, dokter akan memberikan resep agar Ibu konsumsi suplemen vitamin B1 atau tiamin, pyridoxine atau vitamin B6, dan suplemen nutrisi lainnya.
Kondisi ini dapat menyebabkan stres emosional. Dukungan dari pasangan, keluarga, teman, atau seorang konselor dapat membantu mengatasi perasaan stres dan kecemasan pada ibu hamil.
Nah, meski hiperemesis gravidarum ini jarang terjadi pada ibu hamil, bukan berarti Ibu bisa terhindar dari kondisi ini. Jika mual muntah yang dialami setiap hari sudah masuk ke dalam kategori yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ibu juga bisa mengurangi mual muntah yang dirasakan ini dengan konsumsi PRENAGEN mommy emesis.
PRENAGEN mommy emesis mengandung vitamin B6 dan protein yang telah teruji klinis dapat mengurangi mual muntah, serta mengandung zat besi, asam folat, dan tinggi kalsium. Susu ini bisa diminum secara rutin dua gelas per hari di pagi hari sebelum beraktivitas serta di malam hari sebelum tidur.
PRENAGEN mommy emesis hadir dalam dua rasa, yakni coklat dan vanila delight. Ibu bisa tetap memenuhi kebutuhan nutrisi sembari mengurangi rasa mual yang sering dirasakan setiap hari. Cari tahu lebih banyak tentang PRENAGEN emesis di sini yuk: Kandungan Susu PRENAGEN emesis dan Manfaatnya.
Referensi: