Apakah Ibu panik saat bayi mengalami muntah? Ya, ketika bayi muntah, terlebih jika muntahnya terus menerus dan sulit dihentikan, pastinya akan membuat orang tua panik dan khawatir. Bayangan sesuatu yang membahayakan bisa terlintas dan membuat perasaan tidak nyaman. Tenang Bu, bayi muntah terus memang bisa mengindikasikan kondisi berbahaya, namun bisa juga sebaliknya.
Ada baiknya Ibu mengetahui serba serbi bayi muntah terus agar paham penyebab, gejala, dan cara meringankan muntah pada bayi. Ibu nantinya dapat waspada dan bertindak dengan tepat dalam menangani bayi yang muntah.
Sebelum mengetahui cara meringankan muntah pada bayi, Ibu perlu tahu apa saja yang menyebabkan bayi mengalami muntah. Berikut beberapa penyebabnya:
Salah satu penyebab muntah yang cukup rumit adalah kelainan pada saraf yang tidak disadari oleh Ibu. Kelainan ini dapat terjadi karena masalah metabolisme tubuh, karena pernah cedera, bisa juga karena tumor. Namun kelainan ini tidak ditandai muntah saja, tapi juga akan ada gejala lain, misalnya benjolan pada kepala yang baru disadari jika bayi ini dielus kepalanya. Jika Ibu menemukan benjolan ini di kepala bayi, yuk pahami kemungkinan penyebabnya di sini: Benjolan di Kepala Bayi dan Cara Menghilangkannya
Gejala bayi muntah terus dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gejala bayi muntah yang tidak berbahaya dan gejala bayi muntah yang berbahaya.
Gejala bayi muntah yang masih dalam taraf normal ditandai dengan:
Sedangkan gejala muntah yang perlu diwaspadai dan tergolong berbahaya meliputi:
Jika gejala muntah pada bayi tergolong normal, maka Ibu bisa melakukan perawatan di rumah saja. Lakukan cara meringankan muntah pada bayi yang membuat bayi nyaman. Namun jika terdapat gejala muntah yang berbahaya, segera bawa bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Muntah bisa didefinisikan sebagai proses pengeluaran kembali sebagian atau seluruh isi lambung, yang biasanya terjadi tak lama setelah makanan masuk ke dalam lambung. Pada bayi, keluarnya isi lambung ini tak selalu disebut muntah, namun bisa juga regurgitasi atau gumoh.
Gumoh sifatnya pasif, yaitu tidak membutuhkan usaha serta paksaan dari anak untuk mengosongkan lambung. Sedangkan muntah sifatnya aktif, yaitu terjadi paksaan untuk mengosongkan isi lambung.
Gumoh biasanya terjadi pada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan dimana sistem pencernaan bayi belum berkembang sempurna. Beberapa hal yang menyebabkan bayi gumoh antara lain bayi belum mampu menyesuaikan diri dengan makanan di awal kelahiran, terlalu kenyang setelah menyusu, posisi kurang tepat saat menyusu, udara masuk saat menyusu, serta tersedak. Sedangkan muntah bisa terjadi pada bayi dan juga anak yang lebih besar, biasanya disebabkan oleh infeksi, keracunan, atau penyakit lainnya.
Perbedaan mendasar antara gumoh dan muntah terletak pada jumlahnya. Volume gumoh lebih sedikit dari muntah, karena ketika gumoh isi lambung tidak terkuras. Sedangkan volume muntah jauh lebih banyak dari gumoh, karena ketika muntah isi lambung dipaksa ikut terkuras. Selain itu, gumoh hanya terjadi sekali, sedangkan muntah bisa terjadi berulang kali.
Untuk mengetahui penjelasan lengkap terkait gumoh. Ibu bisa baca artikel yang khusus membahas gumoh di sini: Penyebab Bayi Sering Gumoh dan Tanda yang Perlu Diwaspadai
Meski muntah pada bayi tidak selalu harus dikhawatirkan, namun sebaiknya Ibu melakukan cara meringankan muntah pada bayi agar bayi merasa nyaman. Meski tergolong normal sekalipun, muntah pada bayi harus diatas.
Berikut ini beberapa cara meringankan muntah pada bayi yang bisa Ibu lakukan:
Itulah beberapa hal yang perlu Ibu ketahui tentang bayi muntah terus. Tak perlu panik, yang terpenting adalah bagaimana caranya meringankan muntahnya tanpa mengabaikan tanda bahaya. Semangat, Ibu!