Bonding antara ibu hamil dengan janin ternyata sudah terbentuk sejak bayi masih berada di dalam kandungan. Kedekatan fisik serta emosional ini membuat bayi dapat merasakan apa yang sedang ibu lakukan dan rasakan. Mulai dari makanan, minuman, serta segala aktivitas yang dijalani, bayi juga merasakannya. Tak hanya itu, rasa cemas, sedih, marah, serta gelisah juga dapat dirasakan oleh janin ketika emosi ibu sedang tidak stabil.
Tak bisa dipungkiri, perubahan tubuh serta emosi pada ibu hamil dapat meningkatkan depresi dan kecemasan pada ibu hamil. Bahkan sekitar 10% dari ibu hamil mengalami depresi selama masa kehamilan. Baik depresi yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
Namun hati-hati Bu, ternyata depresi memiliki dampak negatif pada janin. Jika terus menerus terjadi, pertumbuhan serta perkembangan janin akan terganggu. Berikut ini akan dipaparkan secara jelas mengenai bagaimana reaksi janin pada saat ibu menangis, bersedih, serta cemas pada saat hamil.
Tanpa ibu sadari, ternyata perasaan cemas dan sensitif pada saat hamil cukup berpengaruh terhadap kondisi janin. Jika ibu menangis, ada beberapa reaksi bayi yang berdampak pada perkembangan janin itu sendiri. Apa saja reaksi dan dampaknya?
Ibu hamil memang lebih sensitif dan mudah menangis selama kehamilan. Sebenarnya hal ini wajar terjadi karena pengaruh hormon. Sama seperti ketika menstruasi, wanita juga akan lebih sensitif dalam hal emosi. Namun, sebaiknya ibu harus tetap dapat mengontrol rasa cemas dan sensitif pada saat mengandung. Ibu tidak boleh menangis terlalu sering.
Pasalnya, ibu yang menangis saat hamil ternyata dapat mengganggu perkembangan psikis janin.
Ibu yang stres dan sering menangis rupanya berdampak secara psikologis pada janin, baik saat dilahirkan maupun nanti ketika beranjak dewasa. Hal ini dikaitkan dengan perasaan sedih ibu yang mengganggu kenyamanan janin di dalam rahim. Bahkan jika sejak di dalam kandungan, janin sudah kerap merasakan emosi negatif dari ibu, bukan tidak mungkin si kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang rewel, cengeng, dan sulit menerima diri sendiri.
Rupanya reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya mengganggu perkembangan psikis saja, melainkan juga pertumbuhan fisik janin di dalam kandungan. Ibu yang kerap mengalami depresi akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Perlu ibu ketahui bahwa pada saat menangis, cemas, dan stres, aliran darah dari ibu ke bayi menjadi tidak lancar. Akibatnya, bayi kesulitan mendapatkan nutrisi dari ibu.
Tidak heran jika pertumbuhan bayi secara fisik akan terganggu, akibat ibu terus menerus bersedih. Menikmati kehamilan sangat dianjurkan untuk ibu hamil, agar menimbulkan reaksi janin yang positif ketika ibu tertawa dan bahagia.
Masih ada dampak yang ditimbulkan ketika ibu hamil menangis, yaitu terganggunya suplai oksigen dari ibu ke janin. Ketika ibu menangis karena stres, maka pembuluh darah akan menguat lantaran produksi hormon norepinephrine meningkat. Akibatnya, sirkulasi serta suplai oksigen ke janin menjadi berkurang dan akhirnya terhambat.
Reaksi janin saat ibu menangis berikutnya adalah dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur pada bayi. Ibu yang stres kemudian menangis terus menerus, bisa mengakibatkan plasenta menghasilkan banyak hormon peles CRH yang merupakan hormon pengatur jangka waktu kehamilan. Jika hormon ini terus menerus diproduksi, maka janin akan lebih cepat lahir dari jangka waktu yang semestinya. Padahal, pada waktu tersebut kondisi janin belum matang dan belum siap dilahirkan.
Ibu yang stres dan menangis tanpa sebab di masa kehamilan juga berisiko mengakibatkan janin hiperaktif ketika dilahirkan. Hal ini dikarenakan kadar kortisol yang meningkat sehingga mempengaruhi kondisi plasenta. Padahal fungsi plasenta sendiri adalah untuk melindungi janin dari kortisol.
Janin yang terkontaminasi kortisol di dalam rahim bisa berakibat negatif, antara lain meningkatkan risiko hiperaktif hingga kelainan mental. Oleh sebab itu, penting bagi ibu untuk menjaga kondisi psikis serta menghindari depresi pada saat kehamilan.
Terakhir, reaksi janin saat ibu menangis adalah stres. Jadi stres tidak hanya dialami oleh ibu saja, namun bayi juga bisa merasakan stres yang dirasakan oleh ibu. Beberapa tanda stres pada janin, antara lain:
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sejatinya ibu hamil menangis karena perubahan hormon memang wajar. Namun tidak boleh terlalu sering. Cukup satu atau dua kali saja sebagai luapan emosional. Sebaliknya, jika menangis terus menerus yang disebabkan oleh stres, depresi, serta kecemasan tidak diperbolehkan. Hal ini dapat mengganggu tumbuh kembang janin serta kesehatan kehamilan.
Selama masa kehamilan, hubungan antara ibu dan janin sangat istimewa dan penting dalam pertumbuhan dan kesejahteraan janin. Yuk, kita bahas tentang bagaimana janin dapat merasakan ibu secara emosional.
Ibu bisa mengirimkan emosinya ke janin melalui hormon, sinyal kimia, dan bahasa tubuh. Jadi, ketika ibu merasa senang atau sedih, janin bisa merespons dengan merasakan perasaan yang sama.
Janin bisa merasakan sentuhan perut ibu, mendengar suara-suara dari luar, dan merasakan getaran dari gerakan ibu. Semua rangsangan ini mempengaruhi perkembangan indra dan hubungan otak janin.
Janin bisa bereaksi terhadap suara-suara yang terdengar, misalnya suara ibu, musik, atau suara lingkungan sekitar. Mereka bisa merespons dengan gerakan tubuh atau detak jantung yang berubah. Wah, janin kita udah punya pengalaman mendengar, nih!
Janin juga belajar mengatur dan mengenali emosi sejak dalam kandungan. Mereka bisa merespons perubahan emosi ibu. Ini penting untuk perkembangan emosi dan kemampuan janin dalam menghadapi dunia setelah lahir.
Hubungan prenatal ini juga membantu dalam proses bonding antara ibu dan janin. Interaksi yang penuh kasih sayang antara ibu dan janin bisa memperkuat ikatan emosional mereka sebelum lahir.
Lantas, bagaimana cara mengatasi stres saat hamil agar tidak berkepanjangan dan berdampak pada janin? Ibu dapat melakukan beberapa hal di bawah ini, sehingga tidak menimbulkan reaksi janin saat ibu menangis yang berdampak negatif.
Baca juga:Persiapkan Emosi yang Positif untuk Kehamilan Sehat
Itulah beberapa reaksi janin saat ibu menangis serta dampaknya bagi kehamilan, persalinan, serta perkembangan janin sendiri. Karena memiliki dampak yang kurang baik, maka segera upayakan kebahagiaan dalam menyambut si kecil ya, Bu. Jangan sampai stres berlebihan justru membuat kehamilan menjadi bermasalah. Segera temui psikolog jika stres dan depresi berlebihan dan sulit dikondisikan.