Kehamilan bisa terjadi pada Ibu yang sedang menyusui, namun perlu diwaspadai beberapa efek samping menyusui saat hamil yang mungkin terjadi. Mulai dari meningkatnya rasa tidak nyaman hingga risiko keguguran dan kelahiran prematur. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang efek sampingnya agar kesehatan Ibu dan Buah Hati tetap terjaga.
Salah satu efek samping menyusui saat hamil adalah peningkatan rasa tidak nyaman pada payudara. Produksi ASI yang terus berlanjut selama kehamilan dan menyusui dapat membuat payudara terasa lebih penuh dan tidak nyaman. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari Ibu dan bahkan mempengaruhi kualitas tidur.
Selain itu, Ibu dapat merasakan puting sakit akibat gesekan saat menyusui. Jika Ibu mengalami hal ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Baca lebih lanjut tentang cara mengatasi puting terluka saat menyusui di sini: Cara Mengatasi Puting Sakit dan Lecet saat Menyusui.
Menyusui dapat memicu kontraksi rahim karena pelepasan hormon oksitosin. Akibatnya, Ibu akan dapat merasa tidak nyaman, bahkan mungkin merasa nyeri. Terutama jika Ibu memiliki riwayat kehamilan yang sulit atau mengalami komplikasi kehamilan lainnya, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, keguguran, atau kelahiran prematur.
Menyusui saat hamil dapat menyebabkan kekurangan zat besi dan anemia pada Ibu. Karena tubuh harus membagi nutrisi antara janin yang sedang berkembang dan Buah Hati yang menyusu. Kekurangan zat besi juga dapat mempengaruhi kesehatan Buah Hati dalam rahim, seperti berkurangnya volume otak Buah Hati atau Buah Hati lahir dengan berat badan rendah. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup, termasuk zat besi.
Efek samping menyusui saat hamil lainnya adalah menyebabkan janin lahir dengan berat badan yang rendah karena kekurangan nutrisi. Ini dapat mempengaruhi kesehatannya dan meningkatkan risiko infeksi dan gangguan perkembangan lainnya. Sang Buah Hati yang lahir dengan berat badan rendah juga mungkin memiliki masalah kesehatan yang berlanjut hingga ke masa dewasa, seperti obesitas dan diabetes.
Menyusui saat hamil dapat meningkatkan risiko Buah Hati akan lahir mati. Karena tubuh Ibu harus membagi sumber nutrisi antara janin yang sedang berkembang dan anak yang lebih besar. Risiko ini lebih tinggi pada Ibu yang memiliki riwayat keguguran atau komplikasi lainnya.
Selain itu, kekurangan nutrisi dan dehidrasi juga dapat terjadi pada Ibu. Dampaknya, ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan Buah Hati, baik janin dalam rahim maupun anak yang sudah lebih besar.
Menyusui saat hamil dapat meningkatkan risiko keguguran pada tahap awal kehamilan karena memicu kontraksi rahim yang lebih kuat dan lebih sering. Kontraksi rahim yang kuat dan sering dapat menyebabkan rahim terlalu tegang dan akhirnya melepaskan janin. Selain itu juga dapat memperburuk kondisi kekurangan nutrisi dan meningkatkan risiko keguguran.
Menyusui saat hamil juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur pada tahap kehamilan yang lebih lanjut. Hal ini disebabkan oleh kontraksi rahim yang lebih kuat dan lebih sering yang dapat menyebabkan rahim terlalu tegang dan menyebabkan Buah Hati lahir sebelum waktunya. Selain itu, tubuh Ibu yang kekurangan nutrisi dan dehidrasi juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Penting bagi Ibu hamil yang ingin menyusui untuk memastikan kesehatan dan risikonya dengan berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan nasihat tentang nutrisi yang tepat, kebutuhan kalori, dan aktivitas fisik yang aman selama kehamilan. Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan tes kesehatan dan pemeriksaan tambahan jika diperlukan.
Nah, ketika memutuskan untuk menyusui saat hamil, Ibu seringkali dihadapkan dengan berbagai mitos dan informasi yang tidak akurat. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk mengenali mitos-mitos dan mencari informasi yang benar dari sumber terpercaya. Cari tahu yuk Bu: Mitos Menyusui Saat Hamil yang Tidak Tepat.