Selama ini kerap terdengar kabar bahwa bayi dan anak memiliki resiko yang lebih rendah untuk terpapar COVID-19 bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan bayi dan anak memiliki imunitas yang lebih baik. Namun benarkah bayi dan anak memiliki resiko kecil terhadap COVID-19? Dan jika bayi tetap beresiko, bagaimana cara mencegah bayi terpapar COVID-19? Simak ulasan berikut ini, Bu!
Fakta Kasus COVID-19 pada Bayi
Meskipun kabarnya bayi dan anak tergolong aman terhadap paparan COVID-19, namun IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merilis fakta yang berbeda. Menurut data dari IDAI hingga 1 Juni 2020, ada 3.324 anak (termasuk bayi) telah berstatus PDP. Dengan jumlah pasien PDP tersebut, 160 anak meninggal. Data tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah bayi dan anak yang terkonfirmasi positif ada 584 anak dengan 26 kasus meninggal.
Melihat fakta di atas. COVID-19 pada bayi dan anak tidak dapat diremehkan. Ibu harus tetap waspada terhadap kesehatan anak dan berupaya untuk mencegah bayi terpapar COVID-19. Pasalnya, berita di awal yang menyatakan bahwa resiko bayi dan anak terhadap paparan COVID-19 tergolong kecil menyebabkan orang tua abai terhadap kesehatan anak terhadap virus corona.
Penularan virus corona pada bayi juga sama dengan orang dewasa, yaitu melalui droplet. Droplet bisa ditularkan saat orang yang terkena virus corona batuk dan bersin lalu mengenai bayi langsung atau melalui benda yang tanpa sengaja tersentuh oleh bayi. Virus juga dapat ditularkan oleh ibu yang baru saja melahirkan dan terkonfirmasi positif COVID-19 kepada bayinya. Dalam hal ini, penularan tetap terjadi melalui droplet ketika ibu menyentuh atau menyusui bayi secara langsung.
Cara Mengenali Gejala COVID-19 pada Bayi
Mengingat dampak virus corona pada bayi yang sama bahayanya dengan orang dewasa, Ibu harus waspada terhadap virus ini. Tidak boleh menganggap enteng dan mengabaikan VID-19. Perlu Ibu ketahui bahwa bayi terpapar COVID-19 memiliki gejala dan ciri-ciri umum sebagai berikut:
- Demam tinggi
- Batuk
- Sesak nafas (hampir mirip dengan pneumonia)
- Frekuensi menyusu atau minum berkurang
- Terlihat lemas dan tidak mau bermain
- Diare
Bayi terpapar COVID-19 memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung kekebalan tubuhnya. Gejala ini biasanya muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus. Jika Ibu menemukan tanda-tanda diatas pada tubuh anak, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter.
Cara Mencegah dan Memperkecil Resiko COVID-19 pada Bayi
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah paparan virus corona, dan obat untuk mengobati nya pun belum ditemukan. Oleh karena itu hal yang dapat Ibu lakukan adalah mencegah agar bayi tidak terpapar COVID-19. Bagaimana langkah yang dilakukan untuk mencegah paparan COVID-10 pada bayi? Ikut langkah ini, Bu!
-
Tingkatkan imunitas anak dengan memberikan ASI lebih banyak
Ibu sudah tahu kan bahwa ASI sangat baik untuk tumbuh kembang bayi. ASI juga dapat meningkatkan imunitas anak sehingga membuatnya tidak mudah sakit dan terpapar virus. ASI mengandung nutrisi dan antibodi yang sangat baik untuk bayi. Jadi pemberian ASI dalam jumlah lebih banyak dari biasanya merupakan salah satu upaya untuk mencegah bayi terpapar COVID-19.
-
Jauhkan anak dari orang dewasa yang sakit
Ibu juga perlu menjauhkan bayi dari orang dewasa yang sedang sakit, baik infeksi biasa maupun infeksi COVID-19. Jika ada orang dewasa yang sedang sakit di rumah, segera lakukan isolasi terhadap si sakit dan hindarkan kontak langsung dengan bayi. Meskipun penyakit orang dewasa tersebut bukanlah COVID-19, namun usahakan agar anak tidak tertular. Bayi yang tertular penyakit imunitasnya akan melemah dan kemungkinan untuk terpapar COVID-19 menjadi lebih besar.
-
Lengkapi imunisasi anak
Meskipun membawa bayi ke klinik atau rumah sakit untuk imunisasi saat pandemi seperti ini terasa menyeramkan, namun bukan berarti imunisasi anak harus terhambat, Bu! Justru kondisi seperti ini mengharuskan Ibu untuk melengkapi imunisasi dasar anak demi kesehatan. Bila perlu, lengkapi dengan imunisasi tambahan.
Ibu bisa memilih klinik khusus imunisasi untuk meminimalisir penularan COVID-19 pada anak. Klinik khusus imunisasi biasanya tidak menerima pasien yang sakit, sehingga tempat ini cukup aman untuk bayi dan anak.
-
Pastikan selalu cuci tangan sebelum menyentuh atau menggendong bayi
Tangan merupakan bagian tubuh yang paling rentan menjadi sumber atau media penularan COVID-19. Untuk itulah Ibu harus rajin menjaga kebersihan tangan sebelum melakukan kontak dengan bayi. Pastikan Ibu telah mencuci tangan selama 20 detik dengan air mengalir dan sabun sebelum menyentuh, menggendong, memeluk, mencium, dan menyusui anak.
Jika terpaksa sedang berada di luar dan tidak menemukan sabun cuci tangan, Ibu dapat membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Jadi pastikan Ibu selalu membawa hand sanitizer kemanapun *Ibu pergi ya!
-
Memakai masker jika sedang batuk atau pilek
Cara lain untuk mencegah bayi terpapar COVID-19 adalah dengan memakai masker ketika kontak dengan bayi. Hal ini perlu Ibu lakukan jika Ibu sedang terkena gejala batuk atau pilek. Jika memungkinkan, hindari untuk kontak langsung dengan bayi jika sedang batuk pilek. Namun jika terpaksa karena tidak ada pengaruh lain, maka gunakan masker.
-
Tutup hidung dengan tisu jika akan batuk atau bersin
Pastikan Ibu selalu menutup hidung dengan tisu jika sedang batuk atau bersin. Setelah itu segera buang tisu ke tempat sampah tertutup untuk menghindari penyebaran virus. Dan jangan lupa untuk cuci tangan sebelum menyentuh bayi ya, Bu!
-
Mengajak bayi bepergian hanya jika perlu saja
Untuk mencegah bayi terpapar COVID-19, usahakan untuk meminimalisir saat hendak membawa anak keluar rumah. Jikalau harus keluar, pastikan untuk tujuan yang penting saja ya, Bu! Misalkan untuk imunisasi atau berobat saja jika sakit anak tidak dapat ditolerir lagi. Hindari membawa bayi ke tempat umum, terlebih menggunakan kendaraan umum.
Saat terpaksa bepergian, Ibu wajib mengenakan masker. Namun untuk di kecil, Ibu tak perlu memakaikan masker. Bayi dibawah 2 tahun tidak disarankan untuk memakai masker atau penutup lainnya dikarenakan alasan kesehatan sistem pernapasan. Jadi jika tidak urgent, jangan bawa anak keluar ya, Bu!
-
Hindari menerima tamu sementara waktu
Di masa pandemi yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya ini, Ibu harus lebih waspada terhadap kesehatan keluarga, termasuk kesehatan anak. Upaya menjaga keluarga terpapar virus corona adalah dengan tidak sembarangan menerima tamu. Lebih baik jalin silaturahmi dengan teman dan kerabat melalui pertemuan online saja, hindari bertamu secara langsung. Kita tidak dapat memastikan apakah tamu yang datang sehat atau tidak dan menerapkan protokol kesehatan atau tidak, jadi lebih baik hindari ya, Bu!
Itulah beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk memperkecil resiko bayi terpapar COVID-19. Dengan protokoler kesehatan yang benar, virus tidak akan mampir ke tubuh anak. Selamat mencoba, Bu!