konsultasi kehamilan
Dijawab oleh:
dr. N.B.Donny A.M.,SpOGHalo bu @rossipawestri, terima kasih atas pertanyaan yang diberikan, Saya dr Donny spesialis Obsgyn.
Secara garis besar, seseorang dapat dikatakan anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal. Anemia juga terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak cukup. Menurut WHO seorang ibu hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl pada trimester 3. Tubuh seorang wanita yang sedang hamil akan secara alami membentuk lebih banyak sel darah merah untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi janin didalam kandungan. Produksi sel darah merah dan hemoglobin tersebut membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Ketika tubuh ibu kekurangan komponen-komponen tersebut maka dapat terjadi anemia (kekurangan sel darah merah). Selain itu anemia juga tidak selalu disebabkan oleh kekurangan nutrisi zat besi, asam folat, dan vitamin B12, namun bisa juga disebabkan oleh penyerapan nutrisi yang terganggu, adanya kelainan darah atau perdarahan selama kehamilan.
Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi adalah jenis anemia yang paling umum terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini terjadi ketika tubuh ibu tidak memiliki zat besi yang cukup untuk menghasilkan jumlah hemoglobin yang memadai untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan di seluruh tubuh sehingga oksigen yang disalurkan pada jaringan tubuh dan janin menjadi terbatas.. Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung perkembangan janin. Gejala-gejala anemia ringan seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas namun jika anemia semakin memberat, maka ibu hamil akan merasakan beberapa gejala seperti:
- Cepat lelah dan merasa lemah
- Pusing dan nyeri kepala
- sulit berkonsentrasi
- Kulit tampak pucat
- Denyut jantung tidak teratur
- Sesak napas
- Nyeri dada
Beberapa contoh bahaya anemia terhadap kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan janin yaitu seperti meningkatkan risiko terjadinya
- Kontraksi lebih awal yang berdampak pada persalinan prematur
- Perdarahan saat bersalin
- Berat badan bayi saat lahir lebih rendah
- Anemia pada bayi
- Kematian pada janin
Setelah dipastikan bahwa penyebab anemia yang ibu alami karena kekurangan zat besi maka untuk mengatasinya ibu dapat melakukan beberapa cara berikut:
- Meningkatkan asupan makanan kaya zat besi
Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehat dan bervariasi yang kaya akan zat besi seperti- Ikan, daging merah, ayam, ati, telur, tahu, tempe.
- Bayam merah, buah naga, kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Sereal yang sudah difortifikasi zat besi teramsuk susu dan produk olahan susu
- Mengkonsumsi suplemen zat besi
- Jangan mengkonsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan makanan atau minuman yang menghambat penyerapannya seperti
- teh dan kopi
- sereal gandum utuh
- makanan yang mengandung tanin seperti anggur, jagung dan sorgum
- Kebutuhan suplemen zat besi untuk ibu hamil adalah sebesar 30-60mg zat besi elemental. Sebagai perbandingan adalah 60mg zat besi elemental setara dengan 300mg ferrous sulfat heptahidrat, 180mg ferrous fumarat, 500mg ferrous gluconat. Jenis zat besi yang terkandung di dalam produk suplemen bisa berbeda-beda, oleh karena itu ibu bisa melihat kesetaraan perbandingan dengan zat besi elemental.
- Jangan mengkonsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan makanan atau minuman yang menghambat penyerapannya seperti
- Memenuhi kebutuhan vitamin C
- Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal, diperlukan juga vitamin C, yang dapat ditemukan dalam buah jeruk, kiwi,strawberry, dan tomat.
Demikian informasi yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat. Terima kasih. (Ig @bagusdonny_)