konsultasi persiapan kehamilan
Dijawab oleh:
dr. N.B.Donny A.M.,SpOGHalo bu, terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Saya dr Donny spesialis Obsgyn.
Tanda minus dan plus pada hasil hormon test memang bisa berarti bahwa nilai kadar hormon tersebut didalam darah lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai normal parameter pemeriksaan hormon di suatu laboratorium. Untuk mengkonfirmasinya mengenai hal tersebut ibu dapat bertanya langsung kepada pihak laboratorium tempat ibu melakukan pemeriksaan. Namun hasil pemeriksaan lab semestinya juga disesuaikan dengan kapan waktu (haid hari ke berapa) pemeriksaan hormon dilakukan.
Pemeriksaan kadar hormon progesteron pada hari ke 3 normalnya memang akan menghasilkan kadar yang rendah. Kadar SHBG yang tinggi pun pada hari ke 3 pemeriksaan juga menggambarkan hasil yang baik (kalau hasilnya rendah biasa didapatkan pada pasien PCOS). Saya pribadi jarang memeriksakan lab hormon progesetron dan SHBG pada hari 3. Pemeriksaan hormon progesteron biasa saya lakukan 7 hari setelah prediksi waktu ovulasi (lepasnya sel telur yang matang dari indung telur). Bila kadar hormon progesetron diketahui rendah pada pemeriksaan 7 hari setelah ovulasi, maka kemungkinan ibu mengalami defek (cacat) fase luteal. Defek fase luteal inilah yang mungkin bisa menyebabkan seorang wanita sulit hamil dan sering mengalami keguguran. Pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab defek fase luteal perlu dilakukan. Setelah diketahui penyebabnya maka dokter obsgyn akan menatalaksana sesuai penyebab yang mendasarinya dan akan memberikan terapi tambahan (obat) untuk menjaga agar kadar hormon progesteron tetap normal sehingga kehamilan bisa berjalan dengan baik.
Penyebab kenapa ibu belum hamil sepertinya bukan disebabkan oleh rendahnya kadar hormon2 tersebut (pada pemeriksaan hari ke 3), karena menurut saya kesimpulan dari hasil lab hormon2 tersebut masih dalam batas wajar. Untuk mengetahui kenapa ibu belum hamil, diperlukan beberapa informasi baik dari pihak ibu maupun suami
Komponen utama pada pihak suami adalah sperma. maka pemeriksaan yang perlu diketahui adalah pemeriksaan sperma analisa.
Sedangkan komponen pada wanita terdapat beberapa bagian yaitu:
- Indung telur atau ovarium. Kelainan pada organ ini yang dapat menyebabkan infertilitas yaitu gangguan pematangan sel telur/oosit, gangguan pemecahan sel telur/ovulasi atau terdapat kista.
- Rahim atau uterus. Kelainan pada organ ini yang dapat menyebabkan infertilitas yaitu mioma, adenomiosis, polip, penebalan dinding rahim/endometrium.
- Saluran telur atau tuba fallopii. Organ ini penting sebagai tempat bertemunya sperma dengan sel telur. Jikalau saluran tersebut tersumbat maka akan dapat menyebakan infertilitas.
Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menilai kondisi indung telur dan rahim adalah USG (ultrasonography) transvaginal. Sedangkan untuk menilai keadaan saluran telur dengan pemeriksaan HSG (histerosalphingografi). Pada kasus ibu dengan riwayat sebelumnya pernah hamil sebanyak 2 kali namun mengalami keguguran mungkin pemeriksaan HSG dapat ditunda terlebih dahulu. Selain pemeriksaan diatas diperlukan juga pemeriksaan untuk mengetahui cadangan telur pada ibu berupa pemeriksaan hormon AMH (Anti mullerian hormone) dan jumlah folikel antral basal (FAB) yang ibu miliki mengingat ibu saat ini sudah berusai 40 tahun dan memiliki riwayat operasi kista pada indung telur. Kedua pemeriksaan tersebut bukan untuk mengetahui penyebab kenapa belum hamil namun lebih kepada jenis program kehamilan apa yang sebaiknya ibu jalani untuk mendapatkan kehamilan.