Mengapa Bisa Telat Haid 2 Minggu tanpa Gejala Hamil?

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Mengapa Bisa Telat Haid 2 Minggu tanpa Gejala Hamil?

Apakah Ibu sedang mengalami telat haid 2 minggu tapi tidak merasakan gejala hamil? Jika iya, jangan panik, ya Bu. Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa hal, seperti stres, perubahan berat badan, gangguan hormon, atau kondisi medis tertentu. Supaya Ibu bisa memahaminya dengan baik, yuk, baca artikel ini sampai selesai.

Stres Berkepanjangan

Ibu, terlambat haid tanpa gejala hamil bisa disebabkan karena kondisi stres yang berkepanjangan. Ketika berada dalam keadaan ini, tubuh akan memproduksi hormon stres atau juga disebut sebagai hormon kortisol. Kadar kortisol yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon pengatur siklus menstruasi, seperti estrogen dan progesteron. Padahal, kedua hormon ini berperan penting untuk mengatur fase menstruasi dan proses ovulasi, sehingga ketidakseimbangannya dapat menyebabkan siklus yang tidak teratur atau telat haid.

Stres berkepanjangan juga dapat mengakibatkan hipotalamus (bagian otak yang mengontrol sistem reproduksi) mengalami gangguan dalam mengatur produksi hormon reproduksi. Akibatnya, Ibu mungkin akan mengalami telat atau perubahan dalam siklus menstruasi. 

Oleh karena itu, demi menjaga kestabilan siklus menstruasi, Ibu perlu mengelola stres dengan baik. Terapkan teknik relaksasi atau lakukan berbagai aktivitas yang Ibu sukai sehingga kondisi tubuh berangsur menjadi normal kembali.

Kondisi Berat Badan

Selanjutnya adalah berat badan, karena kelebihan atau kekurangan dapat juga menyebabkan keterlambatan haid, ya Bu. Berat badan berperan penting dalam keseimbangan produksi hormon estrogen, progesteron, dan LH (luteinizing hormone). Hormon estrogen dan progesteron bekerja sama untuk mengatur siklus haid, sedangkan LH berperan dalam proses ovulasi. Saat hormon tersebut tidak seimbang, maka siklus menstruasi bisa menjadi tidak teratur. 

Ketidakteraturan ini terjadi karena selain ovarium, lemak tubuh juga dapat membentuk estrogen sehingga kadarnya meningkat. Berlebihnya kadar estrogen ternyata dapat mengganggu ovulasi dan menyebabkan haid terlambat.

Sebaliknya, kekurangan berat badan dapat mengurangi kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh. Karena kedua hormon ini sangat penting untuk mengatur siklus menstruasi, penurunan kadarnya dapat mengakibatkan siklus tidak teratur atau bahkan menghentikan menstruasi.

Olahraga Berat

Apakah Ibu termasuk yang hobi berolahraga? Meskipun dapat menyehatkan tubuh, tetapi olahraga berat justru bisa mengganggu siklus menstruasi. Ketika melakukan olahraga berat, tubuh bisa mengalami kekurangan energi, yang kemudian berdampak pada terganggunya keseimbangan hormon reproduksi.

Jika energi untuk berolahraga melebihi asupan dari makanan, tubuh akan mengalihkan energi dari proses penting seperti ovulasi. Hal ini dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau telat haid.

Maka, demi menjaga keseimbangan hormon dan memastikan siklus menstruasi tetap teratur, sebaiknya secara rutin lakukan olahraga ringan hingga sedang. Olahraga seperti jalan kaki, bersepeda, dan yoga dapat membantu melancarkan haid dan mendukung kesehatan tubuh tanpa memberikan beban berlebihan.

Alat Kontrasepsi Hormonal

Selanjutnya, keterlambatan haid bisa juga diakibatkan oleh penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Alat ini bekerja dengan cara mengubah keseimbangan hormon dalam tubuh untuk mencegah kehamilan. 

Ada beberapa jenis alat kontrasepsi hormonal yang lazim dipakai dan masing-masing memiliki cara kerja yang berbeda. Pil KB adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron, atau hanya progesteron. Selain itu, suntik KB mengandung progesteron untuk mencegah ovulasi, sementara implan KB secara perlahan mengeluarkan progesteron ke dalam tubuh.

Cara kerja pada umumnya adalah hormon estrogen dan progesteron akan diatur sedemikian rupa untuk mencegah ovulasi, lendir serviks menebal, dan lapisan rahim berubah sehingga menjadikan kondisinya tidak cocok untuk kehamilan. Hasilnya, siklus menstruasi pun akan mengalami perubahan. Contohnya adalah seperti siklus yang lebih pendek, tingkat beratnya haid yang berubah, atau terjadinya pendarahan di luar jadwal menstruasi.

Gangguan Kesehatan

Selain keempat faktor yang sudah disebutkan, adanya masalah kesehatan juga dapat menyebabkan telat haid karena keseimbangan hormon dalam tubuh menjadi terganggu. Misalnya, masalah pada kelenjar tiroid seperti tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif dapat memengaruhi hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Sindrom ovarium polikistik (PCOS) bisa membuat proses ovulasi tidak teratur atau bahkan berhenti, sehingga haid menjadi tidak teratur. Diabetes juga dapat mengganggu siklus haid karena perubahan kadar gula darah yang berdampak pada keseimbangan hormon.

Tak hanya itu, gangguan organ hati dan kista ovarium pun bisa menjadi penyebab keterlambatan haid. Gangguan hati dapat menciptakan gangguan pula pada metabolisme hormon, sementara kista ovarium bisa membuat proses ovulasi tidak teratur. Jika Ibu mengalami telat menstruasi yang tidak kunjung datang dan tidak ada tanda-tanda kehamilan, sebaiknya Ibu melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Untuk mendukung kesehatan reproduksi dan mempersiapkan kehamilan, Ibu juga perlu menjaga keseimbangan hormon melalui pola makan sehat dan olahraga yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi susu yang diformulasikan khusus untuk mendukung program hamil. Yuk, baca selengkapnya berikut ini: Manfaat Susu PRENAGEN esensis untuk Promil.

Referensi:

Healthline. Why is My Period Late? 8 Reasons Besides Pregnancy. Diakses 17 Juli 2024. https://www.healthline.com/health/womens-health/why-is-my-period-late

Klik Dokter. Kontrasepsi Hormonal, Manfaat, dan Cara Kerjanya. Diakses 17 Juli 2024. https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/kontrasepsi-hormonal-manfaat-dan-cara-kerjanya

Medical News Today. Signs and Symptoms of High Estrogen. Diakses 18 Juli 2024. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323280#causes

Hetemaki, N., Mikkola, T., dkk. (2021). Adipose tissue estrogen production and metabolism in premenopausal women. Diakses 18 Juli 2024.  https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S096007602100042X