Kram perut saat hamil muda adalah gejala yang ditandai dengan rasa tertarik atau ditarik pada perut, kontraksi ringan, serta kemungkinan disertai nyeri atau tanpa nyeri. Sensasinya sering disamakan dengan kram perut menjelang haid. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti pelebaran rahim dan ligamen, kontraksi palsu, sembelit, infeksi saluran kemih, hingga keguguran dan ectopic pregnancy.
Letak kram perut saat hamil yaitu pada perut bagian bawah atau punggung bawah. Intensitas dan frekuensinya berbeda antar wanita hamil. Kondisi yang membuat perut Ibu terasa seakan ditarik ini merupakan hal normal yang Ibu alami sesuai dengan tumbuh kembang bayi.
Kram perut saat hamil muda pun berbeda dengan trimester kedua dan ketiga. Untuk itu, Ibu perlu memahami ciri-cirinya seperti durasinya berapa lama, gejala, penyebab hingga cara mengatasinya di artikel ini. Yuk, simak sampai habis ya Bu.
Sebelum Ibu tahu apa sih penyebabnya, pahami dulu jika setiap Ibu dapat mengalami ciri-ciri yang berbeda. Menurut Parents.com, kram perut saat hamil muda merupakan kondisi normal yang terjadi. Bahkan ini bisa menjadi pertanda baik bagi tumbuh kembang Buah Hati dalam kandungan. Berikut ciri-cirinya.
Hal ini menandakan peregangan rahim atau ligamen pendukungnya. Contoh perut kram saat hamil yakni seperti sensasi ditarik pada satu atau kedua sisi. Kram dialami tidak lebih dari enam kali dalam satu jam. Jika kondisi ini terjadi, segera cek ke dokter karena bisa merupakan tanda persalinan prematur.
Kalau Ibu alami pendarahan yang cukup banyak dan intens, disarankan secepatnya ke fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini bisa menandakan kehamilan ektopik, gejala keguguran atau plasenta previa dimana plasenta menutupi leher rahim.
Ibu juga perlu mengetahui perbedaan kram perut bawah saat hamil muda dan menjelang menstruasi. Menurut Indian Journal of Community Medicine, rasa sakit akan berkurang saat menstruasi telah keluar. Sedangkan, kram perut saat hamil muda akan terasa terjadi hingga 12 minggu kehamilan.
Ibu mungkin juga merasakan gejala sakit pinggang di awal kehamilan akibat peningkatan hormon relaksin. Baca selengkapnya di sini yuk: Penyebab Sakit Pinggang saat Hamil Muda & Cara Mengatasinya
Ibu perlu memahami berbagai perbedaan gejala kram perut yang terjadi saat hamil muda, implantasi dan menstruasi. Berikut penjelasannya.
Menurut Medicine Net, selama trimester pertama Ibu akan mengalami pelebaran rahim, otot dan ligamen atau jaringan ikat, sehingga kram pun akan dialami. Rasa nyeri lebih ringan dan tidak intens. Ibu akan merasakannya saat berubah posisi, batuk, bersin dan lainnya.
Saat dimana sel telur telah dibuahi dan tertanam dalam rahim, Ibu akan mengalami nyeri implantasi. Umumnya, nyeri ini terjadi ketika menstruasi akan dimulai dan disertai dengan bercak ringan. Tentunya, proses ini merupakan tanda kehamilan diikuti gejala lainnya seperti terlambat datang bulan, sering buang air kecil hingga mual muntah.
Dilansir Verywell Health, saat hari pertama menstruasi tubuh sedang mengalami peningkatan prostaglandin dimana dapat memicu kram perut. Rasa sakit ini akan berkurang selama periode menstruasi Ibu karena kadar prostaglandin menurun.
Untuk informasi selengkapnya tentang gejala sakit perut saat hamil yang berbeda dengan nyeri haid, yuk baca di sini: Contoh Sakit Perut Tanda Hamil, Beda dengan Nyeri Haid.
Kram perut sebenarnya bukanlah gejala yang berbahaya. Di awal masa kehamilan, kondisi ini merupakan gejala yang normal. Salah satu pemicu munculnya kram ini karena adanya implantasi, yaitu menempelnya embrio pada dinding rahim.
Namun, kram perut bisa dikatakan berbahaya jika terjadi dalam jangka waktu yang lama serta menimbulkan rasa nyeri yang tak tertahankan. Jika kondisi dibiarkan akan menyebabkan keguguran.
Ibu mungkin juga merasakan perut kencang dan keras saat hamil. Untuk informasi selengkapnya, yuk baca di sini: Perut Kencang dan Keras Saat Hamil, Apakah Berbahaya?
Ibu tentu bertanya-tanya, apa sih sebetulnya penyebab kram perut apalagi saat hamil muda? Meski kondisi ini tergolong umum dirasakan saat kehamilan, penyebabnya perlu Ibu ketahui agar bisa membedakan kapan harus berkonsultasi pada dokter. Dilansir dari KlikDokter, berikut beberapa penyebabnya.
Seperti pembahasan di atas, pelebaran atau pembesaran rahim akan membuat organ lain dalam perut menjadi terdesak sehingga timbulnya rasa nyeri. Ibu dapat mengalami sensasi tajam, namun durasinya singkat dan dapat membaik dengan beristirahat yang cukup.
Sedangkan ligamen yang terdiri dari jaringan ikat juga ikut mengalami pelebaran. Hal ini akan memicu rasa nyeri saat Ibu tertawa keras, berpindah posisi dan batuk. Umumnya, ibu hamil merasakan sakit perut pada area depan hingga bagian bawah. Sama seperti pelebaran rahim, rasa nyeri ini mudah hilang ketika Ibu beristirahat.
Sebagian ibu yang mengalami kram ketika hamil muda, ternyata memang berakhir dengan keguguran. Meskipun keguguran ini terjadi karena kelainan embrio yang belum jelas penyebabnya, tetapi keguguran ini dapat dipicu oleh berhubungan intim yang intensitasnya tinggi.
Inilah sebabnya ibu-ibu yang rentan mengalami keguguran (misalnya karena memiliki penyakit sejak sebelum hamil, atau memang pernah mengalami keguguran sebelumnya) dianjurkan untuk tidak berhubungan intim dulu selama beberapa bulan pertama kehamilan.
Meski kram perut saat hamil muda tidak menandakan kontraksi palsu, Ibu perlu mengetahui kondisi yang bisa terjadi saat memasuki trimester ketiga ini. Kontraksi palsu atau dikenal juga Braxton Hicks, Ibu akan mengalami nyeri yang tidak berat dan sebentar.
Kondisi ini tidak ada hubungannya dengan pembukaan leher rahim atau persalinan ya, Bu. Namun begitu, Ibu perlu mewaspadainya jika terjadi pendarahan yang cukup hebat. Untuk menghindari kontraksi palsu, perlunya mencukupi kebutuhan nutrisi air putih sehingga tidak rentan alami dehidrasi. Jadi, minum yang cukup ya Bu!
Kedua kondisi ini terjadi akibat peningkatan hormon progesteron saat kehamilan. Dikutip KlikDokter, hormon yang menyebabkan otot saluran pencernaan berelaksasi ini membuat gerakan usus dan lambung melambat.
Kondisi penumpukan gas di lambung disebabkan ukuran badan kandungan atau uterus membesar, sehingga Ibu rentan mengalami kembung dan kram perut saat hamil muda. Sedangkan sembelit atau konstipasi, membuat pengeluaran feses lebih jarang dan sakit perut.
Apa Ibu merasakan kram perut saat hamil muda terutama perut bagian bawah, serta muncul urine yang keruh atau bercampur darah? Ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi saluran kemih atau ISK. Kondisi ini kerap dialami ibu hamil dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Beberapa ibu hamil bisa tidak mengalami gejala apapun. Namun jika ciri-ciri di atas, disertai rasa tidak nyaman saat buang air kecil, misalnya pedih, sakit maupun panas, segera konsultasikan pada dokter agar mendapat penanganan yang tepat ya, Bu.
Penyebab kram perut saat hamil ini, pastinya perlu diwaspadai karena dapat membahayakan kesehatan Ibu dan Buah Hati dalam kandungan. Sebut saja, keguguran yang dapat memberikan rasa nyeri dan adanya bercak darah yang tidak lazim serta intens.
Kemudian, kehamilan ektopik dimana Ibu hamil di luar kandungan atau rahim. Gejala kram perut yang dialami intens dan juga disertai pendarahan. Penyebab terakhir adalah tanda preeklampsia. Letak sakit perut berada pada kanan atas atau area ulu hati menuju punggung.
Setelah Ibu tahu ciri-ciri, gejala dan penyebabnya, yuk ikuti cara berikut ini untuk mengatasi kram perut saat hamil muda. Hal ini penting agar Ibu lebih nyaman dan leluasa ketika beraktivitas.
Khusus jika kram perut ini terjadi karena berhubungan intim, berikut hal-hal yang dapat Ibu kerjakan untuk mengatasinya:
Jika Ibu sudah melakukan berbagai cara di atas tetapi kram tidak kunjung mereda, segera konsultasikan pada dokter atau bidan untuk mendapat penanganan yang tepat. Sebab, nyeri saat hamil juga bisa jadi pertanda adanya gangguan. Untuk informasi yang lebih lengkap, baca artikel berikut yuk: Perut Sering Nyeri Saat Hamil? Kenali Gangguan Kehamilan Ini