Kondisi yang Tak Dianjurkan Berhubungan Intim saat Hamil

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Kondisi yang Tak Dianjurkan Berhubungan Intim saat Hamil

Ibu boleh berhubungan intim selama kehamilan, asalkan kondisi kesehatan mendukung. Namun, ada beberapa situasi tertentu di mana hubungan intim tidak dianjurkan demi menjaga kesehatan Ibu dan Buah Hati. 

Misalnya, jika Ibu mengalami flek dengan penyebab yang belum jelas, mengalami masalah pada serviks seperti inkompetensi serviks, atau didiagnosis dengan komplikasi kehamilan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang waktu dilarang berhubungan saat hamil, yuk baca artikel selengkapnya!

Flek atau Pendarahan yang Belum Diketahui Penyebabnya

Dilansir dari Healthline, ketika hamil, serviks mengalami perubahan. Hormon kehamilan dapat membuat serviks menjadi lebih kering dan bahkan membuat pembuluh darah lebih mudah pecah.

Sementara menurut National Institutes of Health (NIH), pendarahan yang belum diketahui penyebabnya memerlukan perhatian khusus karena dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kelahiran prematur atau risiko keguguran. Melakukan hubungan intim dalam kondisi ini dapat memperburuk gejala dan meningkatkan risiko terhadap janin.

Hubungan intim dalam kondisi pendarahan yang tidak diketahui penyebabnya dapat memberikan tekanan lebih pada serviks dan rahim. Hal ini bisa meningkatkan risiko kontraksi dini atau perdarahan lebih lanjut, yang tentu dapat mempengaruhi kesehatan Ibu dan Buah Hati. 

Masalah pada Serviks

Masalah pada serviks, seperti inkompetensi serviks, dapat menjadi alasan mengapa hubungan intim sebaiknya dihindari selama kehamilan. Inkompetensi serviks terjadi ketika serviks melemah atau terbuka terlalu awal, yang meningkatkan risiko persalinan prematur atau keguguran. 

Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini membuat serviks tidak mampu menahan tekanan dari janin yang berkembang, sehingga aktivitas yang memberikan tekanan tambahan, seperti hubungan intim, dapat memperburuk situasi. Serviks yang lemah atau teriritasi akibat infeksi juga bisa meningkatkan risiko komplikasi. 

Hormon prostaglandin dalam air mani dapat merangsang kontraksi rahim, yang berisiko menyebabkan persalinan dini jika serviks dalam kondisi rentan. Oleh karena itu, menjaga kondisi serviks tetap stabil dan sehat sangat penting selama kehamilan, dan sebaiknya Ibu menghindari hubungan intim hingga mendapatkan izin dari dokter.

Memiliki Riwayat Keguguran atau Persalinan Dini

Ibu yang memiliki riwayat keguguran atau persalinan dini perlu lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan intim selama kehamilan. Riwayat komplikasi ini menunjukkan adanya potensi risiko yang lebih tinggi pada kehamilan berikutnya, sehingga hubungan intim dapat memicu hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kontraksi dini atau peningkatan tekanan pada rahim.

Jika pada kehamilan ini Ibu mengalami tanda-tanda kontraksi dini, seperti kram, nyeri punggung, atau tekanan di panggul, hubungan intim sebaiknya dihindari. Hal ini penting karena aktivitas tersebut bisa meningkatkan risiko persalinan prematur, terutama jika sudah ada faktor risiko sebelumnya.

Adanya Komplikasi Kehamilan

Dilansir dari Kids Health, beberapa komplikasi kehamilan juga menjadi alasan untuk tidak berhubungan intim, seperti plasenta previa (plasenta menutupi serviks), kebocoran cairan ketuban, atau kehamilan kembar.

Jika komplikasi seperti ini ditemukan, hubungan intim dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko bagi kesehatan Ibu dan Buah Hati. Plasenta previa, misalnya, dapat menyebabkan pendarahan hebat jika terjadi tekanan pada daerah sekitar serviks. 

Hubungan intim saat hamil umumnya aman, namun ada waktu-waktu tertentu di mana aktivitas ini sebaiknya dihindari. Jika Ibu mengalami flek, masalah pada serviks, memiliki riwayat keguguran atau persalinan dini, serta komplikasi kehamilan lainnya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum melanjutkan hubungan intim untuk memastikan keamanan kehamilan dan terhindar dari risiko komplikasi.

Untuk menjaga kehamilan tetap sehat, selain memperhatikan aktivitas yang aman, asupan nutrisi yang seimbang juga memainkan peran penting. Nutrisi yang tepat membantu memperkuat rahim, mendukung perkembangan janin, dan menjaga kesehatan Ibu secara keseluruhan. 

Makanan yang kaya akan vitamin, mineral, protein, dan serat sangat dibutuhkan selama masa kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin dan mencegah komplikasi. Ingin tahu lebih lanjut tentang jenis makanan yang dapat membantu menguatkan kandungan? Yuk, baca selengkapnya di sini: Makanan Alami agar Kandungan Kuat yang Dapat Ibu Coba.

Referensi: 

  • Cleveland Clinic. (2020). Sex During Pregnancy: Your Questions Answered. https://health.clevelandclinic.org/sex-during-pregnancy-your-questions-answered. Diakses pada 5 Oktober. 
  • Cleveland Clinic. (2022). Incompetent Cervix. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17912-incompetent-cervix. Diakses pada 5 Oktober. 
  • Healthline. (2023). Can Sex in the First Trimester Cause Miscarriage? Early Pregnancy Sex Questions. https://www.healthline.com/health/pregnancy/sex-first-12-weeks-of-pregnancy Diakses pada 5 Oktober. 
  • Kids Health. (2022). Sex during Pregnancy. https://kidshealth.org/en/parents/sex-pregnancy.html. Diakses pada 5 Oktober. 
  • NIH. (2021). Management of unexplained vaginal bleeding in pregnancy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK573946/. Diakses pada 5 Oktober.