Tingkat kematian janin akibat keguguran dapat dibilang cukup tinggi, yaitu berkisar 1 hingga 2 dari 10 ribu kehamilan. Setiap ibu hamil perlu mengetahui berbagai tanda-tanda keguguran. Keguguran adalah kematian janin di dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Tanda-tanda utama keguguran adalah nyeri di perut dan pendarahan. Namun, bila hal tersebut terjadi belum tentu menunjukan kematian pada janin. Berikut tanda-tanda yang menyebabkan keguguran:
Baca Juga: Hindari Keguguran dengan Beberapa Tips Ini
- Nyeri
Apabila nyeri disertai pendarahan, maka Ibu hamil perlu mewaspadainya sebagai tanda keguguran. Bagian tubuh yang mengalami nyeri biasanya adalah perut, panggul, dan punggung belakang dengan rasa seperti halnya kram saat haid. Rasa nyeri tersebut memang sulit dibedakan dengan kram saat awal kehamilan karena adanya perluasan rahim.
- Pendarahan
Pendarahan merupakan salah satu tanda dari keguguran. Pendarahan dapat dikatakan sebagai tanda paling utama keguguran karena dialami 3 dari 10 ibu hamil yang mengalami keguguran. Apabila ibu hamil yang mengalami pendarahan, segera minta pertolongan medis yang mungkin bisa mencegah terjadinya keguguran.
- Perubahan Gejala Kehamilan
Terdapat perubahan dari gejala kehamilan bukanlah tanda keguguran pada umumnya. Namun, bila ada perubahan yang terjadi secara drastis, maka hal itu perlu diwaspadai.
- Keluarnya Jaringan Atau Cairan Dari Vagina
Janin yang masih berbentuk jaringan serta darah yang menggumpal dapat keluar dari vagina. Apabila ada jaringan yang keluar dari vagina, periksalah ke dokter agar bisa menganalisis agar ibu mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Selain keguguran, masalah yang perlu diwaspadai selama bulan-bulan berikutnya dalam kehamilan adalah risiko Intrauterine Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam kandungan. Ibu hamil sebaiknya juga memahami tanda-tanda dan faktor risiko IUFD untuk menjaga kesehatan janin dengan lebih baik. Yuk, pelajari di sini: IUFD: Penyebab dan Ciri-ciri Bayi Meninggal dalam Kandungan.
Tips Mencegah Keguguran
Penyebab dari keguguran memang belum diketahui secara pasti dan pada umumnya juga tidak dapat dicegah. Namun, berikut terdapat beberapa hal untuk menurunkan risiko keguguran:
- Tidak merokok, menggunakan obat-obatan terlarang dan mengonsumsi minuman keras.
- Menerapkan pola makan yang seimbang dan sehat, terutama tingkatkan mengonsumsi serat.
- Menjaga berat badan sebelum dan ketika hamil.
- Menghindari infeksi-infeksi yang mungkin dapat terjadi, seperti dengan memeriksakan diri dari penyakit menular seksual dan mengobatinya sampai sembuh sebelum hamil.
Faktor Utama Penyebab Keguguran
Usia dapat menjadi faktor utama penyebab keguguran. Wanita hamil yang berusia lebih dari 40 tahun, akan mempunyai risiko keguguran yang lebih dari 33%. Pakar kesehatan mengungkapkan, bila seorang wanita telah melahirkan kemudian belum sampai 6 bulan berikutnya ia hamil kembali, risiko untuk mendapatkan bayi prematur hingga keguguran meningkat lebih tajam.
Di samping itu, terdapat beberapa jenis makanan penyebab keguguran:
- Daging Setengah Matang atau Mentah
Makanan yang satu ini dapat memicu terjadinya keguguran, hal ini dilakukan guna mengurangi risiko Ibu bisa terkontaminasi oleh parasit bernama toksoplasma gondii. Kondisi tersebut, dapat menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan atau keguguran.
- Pepaya
Apabila Ibu mengonsumsi pepaya muda, didalamnya mengandung lateks yang mungkin dapat menyebabkan rahim Ibu mengalami kontraksi. Lateks itulah yang berfungsi sebagai hormon yang diproduksi tubuh untuk mendukung proses melahirkan, yaitu memperkuat kontraksi.
- Nanas
Di dalam nanas terkandung enzim bromelain yang dapat membantu melunakkan leher rahim serta memicu kontraksi, sehingga akan memicu terjadinya keguguran. Akan tetapi, kandungan enzim bromelain pada nanas sangatlah kecil. Lantas dengan kadar yang sedikit ini apakah nanas dapat memicu keguguran? Yuk temukan jawabannya di artikel ini: Ciri keguguran setelah makan buah nanas.
Mengalami keguguran untuk pertama kalinya, bukan berarti Ibu juga pasti akan mengalaminya kembali. Apabila terdapat tanda-tanda di atas pada diri Ibu, waspadai dan lakukanlah pemeriksaan ke dokter.